- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, innovation, news, politics, technologygovernment, innovation, news, politics, technology - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
lowongankerja.asia
– Pemerintah terus mendorong kreativitas agar pelaksanaan ibadah haji tetap berjalan dengan mulus, tenang, dan sesuai kebutuhan manusia.
Pada tahun 2025, Haji akan mencatat sejarah baru dengan penerapan dua metode pergerakan jemaah secara bersamaan yaitu murur dan tanazul dalam rangkaian ibadahnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengumumkan inovasi tersebut saat berpartisipasi dalam acara Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Pondok Gede pada hari Jumat, 19 April.
“Kami menerapkan kesabaran dan pengertian secara bersamaan. Hal ini bukan hanya masalah prosedural, tetapi juga merupakan elemen penting dalam strategi yang lebih luas untuk membuat pelayanan jemaah menjadi lebih efisien dan menyenangkan,” papar Menteri Agama.
Murur merupakan pola berpindahnya jemaah dari Arafah melewati Muzdalifah sambil tetap di dalam kendaraan dan kemudian langsung bergegas ke Mina.
Hal ini dilaksanakan tanpa harus menginap di Muzdalifah, tapi masih sesuai dengan ketentuan agama. Konsep ini amat berguna untuk menekan kerumunan dan bahaya kelelahan, khususnya buat orang tua serta jemaah berisiko tinggi.
Pada saat bersamaan, tanazul membolehkan beberapa jemaah untuk tidak bermalam di tenda Mina, melainkan tinggal di penginapan seperti hotel yang berdekatan dengan area Jamarat (tempat melempar jumrah). Mereka masih melakukan mabit namun dalam format yang lebih lentur dan nyaman.
Menag mengatakan bahwa implementasi dari kesabaran dan pengalahan ini telah dianalisis berdasarkan hukum Islam dan mendapat persetujuan dari organisasi keagamaan terkemuka seperti PBNU, Muhammadiyah, dan Persis, selain itu hal tersebut juga sudah dijelaskan kepada pihak yang berwenang di Arab Saudi.
“Semua program-program ini legal, bahkan menawarkan solusi ketika menghadapi situasi yang paling sulit,” katanya.
Di luar kedua skema tadi, Menteri Agama menambahkan bahwa saat ini ada lebih banyak pilihan transportasi. Sebelumnya hanya melibatkan Garuda dan Saudi Airlines saja, namun pada tahun ini telah disediakan alternatif lain seperti Lion Air agar jemaah dapat memilih rute serta jam keberangkatan yang lebih tepat bagi mereka.
“Kita mengambil pelajaran dari pengalaman tahun sebelumnya, jadi di tahun ini kami menyusun pilihan dual: mulai dari masalah makanan, transportasi, sampai tempat tinggal. Jika salah satu layanan tidak berfungsi dengan baik, akan ada cadangan,” terang Menteri Agama.
Inovasi ini mencerminkan janji pemerintah untuk menyediakan fasilitas haji yang responsif, berorientasi pada mitigasi risiko, serta menekankan kenyamanan jemaah, terlebih ketika masa pelaksanaan ibadah yang begitu sibuk di lokasi Armuzna (Arafah–Muzdalifah–Mina).
Melalui implementasi sistem terbaru beserta persiapan infrastruktur dan pemantauan yang kuat, pemerintah menginginkan agar ibadah haji pada tahun 2025 dapat berlangsung dengan lebih teratur, sesuai kebutuhan umat, dan memberikan kesan mendalam.
Menteri Nasaruddin meminta semua jamaah untuk terus menyimpan niati dalam beribadah, menaati instruksi petugas, serta menggunakan inovasi ini sebagai langkah mencapai haji yang diterima dengan baik.