- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
biology, cooking, food culture, science, scientific researchbiology, cooking, food culture, science, scientific research - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
14
lowongankerja.asia
– Telur tak cuma berguna untuk waktu sarapan saja—lewat sesaat imajinasi, Anda dapat menjadikan mereka sebagai bahan utama dalam percobaan ilmiah yang menarik. Meskipun saat ini harganya mulai melambung tinggi, namun apabila bersedia merelakan sebuah butir telur, maka Anda pun bisa membuat “telur lenting” yang seolah-olah mirip dengan bola pantau!
Bahan-bahan yang Diperlukan
Agar bisa menjalankan percobaan ini, Anda cukup memerlukan sejumlah kecil bahan biasa yang mungkin telah tersedia di rumah:
- 1 butir telur mentah
- Cuka putih ataupun cuka apel
- Gelas, cangkir, atau wadah berbahan kaca transparan (pilihan tambahan untuk memudahkan pengamatan prosesnya).
- Mangkuk dan piring besar
“Bahan-bahan ini sederhana, tapi reaksi yang dihasilkan akan membuatmu takjub.”
Langkah-langkah Eksperimen
- Letakkan telur di dalam mangkuk, kemudian tuangi dengan asam cuka sehingga semua permukaan telur tertutupi.
- Izinkan telur tersebut direndam selama 2 sampai 3 hari. Saat periode itu berlangsung, Anda dapat memeriksanya secara berkala. Nantikan akan muncul gelembung-gelembung kecil yang menempel pada lapisan luarnya.
- Setelah 2-3 hari, ambil telur dari campuran cuka. Kini kerabat kerasnya sudah menghilang, meninggalkan hanya membran lentur yang memuat putih telur di dalamnya.
- Coba pantulkan telur di atas piring lebar atau mangkuk yang agak datar. Berhati-hatilah, sebab walaupun lenturnya baik, telur masih berpotensi retak bila jatuh dengan terlalu keras!
Meski kelihatannya seperti karet, telur ini masih mentah dan dapat pecah. Oleh karena itu, mainkanlah dengan sangat berhati-hati.
Ilmu di Balik Telur Karet
Mengapa telur bisa memantul? Jawabannya ada pada reaksi kimia antara cuka dan kulit telur. Kulit telur tersusun dari kalsium karbonat, dan cuka mengandung asam asetat (
ethanoic acid
Ketika kedua bahan tersebut bersinggungan, terjadi reaksi yang menghasilkan karbon dioksida (yang bisa Anda amati berupa gelembung-gelembung kecil) dan pelan-pelan menetralkan lapisan cangkang telur.
Setelah lapisan keras menghilang, selaput halus dan kokoh dari telur pun masih ada. Selaput ini memiliki sifat semi-permibel—air dapat menembusi melalui strukturnya, tetapi substansi larutan lainnya tidak dapat melewatinya.
“Proses ini menunjukkan bagaimana reaksi kimia bekerja dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hanya dengan menggunakan bahan dapur.”
Walaupun tampak menarik, telur karet sebenarnya kurang sesuai untuk disembunyikan pada acara pencarian telur Paskah. Sebab masih berisi kuning dan putih telur yang belum dimasak, telur tersebut dapat memancarkan aroma tak sedap apabila ditinggalkan terlalu lama di suhu ruangan tanpa disimpan di dalam lemari es.
Telur ini dapat diolah dan dikonsumsi dari segi teknis, namun rasa yang didapatkan sangat masam, teksturnya unik (mirip getah karet) serta berpotensi tercemar oleh bakteria bila tak tersimpan dengan baik dalam kondisi higenis.
Eksperimen ini tak sekadar menyenangkan, melainkan juga metode yang menarik untuk memperkenalkan anak-anak (atau bahkan orang dewasa) kepada dunia kimia dengan gaya yang sederhana dan berbasis visual. Berani mencobanya?