Manajer Investasi Beralih ke Sektor Defensif dengan Dividen Menjanjikan

Manajer Investasi Beralih ke Sektor Defensif dengan Dividen Menjanjikan


lowongankerja.asia

, JAKARTA — Sejumlah
Manajer Investasi
membuat portofolio reksa dana yang lebih bertahanan dibandingkan dengan saham
yield
deviden besar ke depan untuk menyikapi perubahan dinamis global saat ini.

Samuel Kesuma, CFA, Kepala Strategist Investasi di PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengantisipasi bahwa pasarnya masih akan bergejolak secara singkat. Dengan demikian, MAMI telah menyusun taktik yang lebih bertahan diri sambil terus mewaspadai perubahan dunia internasional melalui penekanan pada entitas-emiten yang berfokus pada ekonomi lokal serta memiliki prospek pertumbuhan unggulan.

“Kami menjaga tingkat
cash
di tingkat yang cukup tinggi, dan menggunakan perbaikan pasar sebagai kesempatan untuk meningkatkan posisi di saham-saham blue chip dengan harga lebih murah,” katanya saat ditemui.
Bisnis
dikutip Senin (5/5/2025).

Berikut ini saham-saham prioritas utama MAMI untuk tahun 2025 meliputi sektor keuangan dan konsumen. Namun, manajemen portofolio dikelola dengan cara yang dinamis sehingga pembagian sektor terpilih bisa beralih kapan saja sesuai perubahan kondisi pasaran.

Dengan salah satu produk
reksa dana
Unggulan dari MI, yaitu Manulife Dana Saham (MDS), tetap menjadi favorit walaupun dihadapkan pada tekanan pasar. Hingga Maret 2025, MDS menunjukkan performa dengan kerugian 19,04% secara tahunan, namun masih berhasil melebihi patokan yang anjlok lebih jauh hingga 25,50%.

Samuel mengusulkan bahwa dalam situasi pasar yang berubah-ubah seperti sekarang, para investor harus memiliki portofolio yang telah didiversifikasikan dan cair agar dapat meredakan risiko sambil tetap bisa menjemput kesempatan yang hadir di pasaran.

Sebaliknya, dia menambahkan bahwa penilaian pasar saham IHSG saat ini sedang di posisi yang relatif rendah dibanding sejarah, membuka kesempatan bagi para pemodal dengan orientasi waktu tunggu lama untuk melakukan investasi.

Di sisi lain, Martin Aditya dari Investment Analyst Capital Asset Management menyatakan bahwa menghadapi pasaran yang tidak menentu, mereka cenderung memilih sektor dengan pertahanan kuat serta memiliki prospek potensial.
dividend
yield
yang tinggi.

Namun begitu, mereka pun tidak menolak potensi untuk melakukan pemilihan.
dividend yield
Yang meningkat pada saham dengan kapitalisasi pasaran sedang karena terdapat banyak sekali saham dengan kapitalisasi pasar sedang yang turut mendatangkan keuntungan.
dividend yield
yang lainnya adalah saham dengan kapitalisasi pasar yang tinggi selain dari saham berkapitalisasi besar

Oleh karena itu, kami tetap memilih saham bertahanan [dengan fluktuasi harga yang rendah] hingga tahun 2025 serta yang dapat menghasilkan pendapatan secara konsisten.
dividend yield
tinggi,” ujarnya.

Strategi itu tetap dapat dimodifikasi ketika situasi global telah membaik, khususnya bila The Fed sudah menunjukkan arah yang lebih positif.
dovish
.

“Mungkin investor bisa
wait and see
terlebih dahulu dan
stay
di aset yang lebih
low risk
mudah dicairkan dan memberikan
return
yang lumayan bersaing, dapat dipertimbangkan untuk reksa dananya
money market
dan
fixed income
,” imbuhnya.

Bukan hanya itu saja, para pemodal pun bisa memulai dengan mengincar sedikit demi sedikit beberapa jenis saham tersebut.
big caps
sepetara perbankan yang telah memulai proses penilaian asetnya serta menyediakan
dividend yield
yang lumayan menarik. Di samping itu,
IHSG
yang
price to earnings
Rasio P/E telah berada di bawah tingkat pandemi COVID-19.

Ini dilakukan dengan harapan agar BPJSTK dananya dapat berjalan lebih baik.
Danantara
cepat masuk ke dalam pasar modal lokal guna meningkatkan cairan.

Dia pun mengestimasi bahwa IHSG di penghujung tahun 2025 akan tetap dipengaruhi oleh ketidakstabilan ekonomi global yang belum mendukung serta memiliki dampak negatif pada situasi ekonomi dalam negeri, khususnya nilai tukar rupiah.
rupiah
belum kembali pulih.

“Maka kemungkinan besar, menurut pendapat saya, indeks reksa dana saham akan terus melemah tahun ini bila IHSG tidak tertutup di atas level 7.000,” tambahnya.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *