- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, commerce, economics, entrepreneurship, governmentbusiness, commerce, economics, entrepreneurship, government - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
,
Jakarta
–
Mentri UMKM (Usaha Micro, Kecil, dan Menengah)
Maman Abdurrahman
mengatakan, pembentukan
holding
UMKM
Berawal dari permasalahan lemahnya kapabilitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena keterbatasan sumber daya ekonomi. Menurut pandangan beliau, terdapat ketidakterhubungan antara UMKM dengan bisnis skala besar maupun sektor industri.
Oleh karena itu, sang politikus dari Partai Golkar berharap adanya keterhubungan bisnis di antara Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta perusahaan skala besar. Dia menyarankan untuk menciptakan sebuah situasi yang dikenal sebagai konnektivitas dalam dunia bisnis.
closed loop business ecosystem
Untuk UMKM dalam kerangka kolaborasi, “Ini sesuai dengan isi Asta Cita,” katanya dalam pernyataan tertulis, Jumat, 30 Mei 2025.
Holding
Menurut Maman, UMKM merupakan program strategis yang didasarkan pada klaster-klaster UMKM berpotensi. Dia sudah meminta Deputi Bidang Usaha Menengah dari Kementerian UMKM untuk merumuskan 10 sektor unggulan. Salah satu sektor yang bisa digunakan sebagai acuan dalam jaringan suplai UMKM bagi perusahaan besar adalah sektor otomotif.
Namun, Maman menegaskan bahwa tujuan untuk kumpulan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak berakhir hanya pada hal tersebut.
kick off
Dia menyebutkan bahwa ukuran operasi dari masing-masing kelompok perlu bertambah besar dan maju. “Kementerian UMKM memiliki harapan agar semua bagian penting perekonomian di negeri ini membentuk iklim kerjasama bisnis, yang tidak saja akan menghasilkan manfaat lebih, tetapi juga semakin meluaskan kesempatan pekerjaan sepanjang jalannya kegiatan bisnis tersebut,” jelasnya.
Adapun salah satu
pilot project
program
holding
UMKM dengan potensi ekonomi penting mencakup kluster maritim dan nelayan. Lewat program tersebut, Maman mengirimkan hasil tangkapan laut untuk diekspor sebesar 27 ton ikan layur melalui satu peti kemas ke Fuzhou, Fujian, Cina pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025, bernilai sekitar US$ 75.000.
Anggota lama DPR tersebut mendorong semua pihak terkait untuk bertekad serta ambil bagian penting dalam membangun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, mereka merupakan pelaku bisnis yang menjalankan aset ekonomi tanah air mulai dari awal hingga akhir rantai pasok. Dia menyebut bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan, keringanan, dan dukungan sesuai dengan aturan yang ada.