- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
indonesia, local news, news, politics, social justiceindonesia, local news, news, politics, social justice - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
lowongankerja.asia
– Mahasiswa asal Papua yang berada di Universitas Negeri Manado (Unima), Sulawesi Utara (Sulut), sebagai bagian dari organisasi IMAPA, tetap melanjutkan kegiatan penggalangan dana bagi para korban musibah banjir dan tanah longsor di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Tengah Gunung Papua pada periode Mei tahun 2025.
Kegiatan pengumpulan dana ini diadakan bersama-sama oleh tiga cabang Badan Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (BPC IMIPA). Yaitu BPC IMAPA Tomohon, Tondano, serta Poli. Dari kegiatan tersebut berhasil dikumpulkan sumbangan senilai Rp 37.991.000.
Menurut salah satu pemimpin aksi, Jeptinus Loho, demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua dari organisasi IMIPA serta didukung oleh masyarakat asli Sorong dan Merauke yang berada di Sulawesi Utara sudah memulai tindakan solidaritas mereka untuk mendukung penduduk di Wamena mulai tanggal 8 Mei 2025. Aksi tersebut bermula dari Tondano, kemudian melanjutkan ke Tomohon, dan akhirnya mencapai kota Manado.
“Puji Tuhan, berkat bantuan dan sumbangan warga Sulawesi Utara, kami berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 37.991.000.00,” kata Jeptinus Loho melalui keterangan tertulis kepada media ini, Jumat 24 Mei 2025.
Mana pun yang dilanjutkan oleh Jeptinus, sumbangan itu sudah dikirim secara langsung ke tim yang merupakan bagian dari mantan pelajar asli Papua yang bertempat tinggal di ibu kota Wamena, kabupaten Jayawijaya, provinsi Papua Pegunungan. Bantuan ini digunakan untuk membuat makanan, lalu didistribusikan dengan segera kepada warga yang tengah menghadapi situasi darurat dan amat memerlukan pertolongan.
Jeptinus pun menggambarkan situasi penduduk di berbagai distrik dan desa di Kota Wamena setelah banjir yang tidak redup semenjak April tahun 2025 silam. Dia menambahkan bahwa hingga saat ini, masih ada banyak hunian masyarakat yang terendam, serta kebun, kolam ikan, dan peternakan yang basah oleh air.
“Sejak awal April hingga saat ini, beberapa bangunan seperti rumah penduduk, perkebunan, kolam ikan, serta kandang untuk unggas dan babi tetap terendam banjir di tepian Sungai Baliem. Hal itu menyebabkan masyarakat di sekitar sungai harus ber,evakuasi ke tempat yang lebih aman jauh dari daerah aliran sungai. Mereka benar-benar bergantung pada dukungan dari seluruh kalangan sambil menanti agar permukaan air merosot,” katanya.
Berikut ini adalah kampung dan distrik yang saat ini masih mengalami dampak: Distrik Aslokobal dengan Kampung Hamelalua, Distrik Pisugi meliputi Kampung Wara, Berobaga, dan Tulem, Distrik Libarek mencakup Kampung Wenabubaga, Distrik Hubikosi memiliki Kampung Hubikosi, Pipokmo, serta Kosihilapok, sedangkan untuk Distrik Musalfak terdiri dari Kampung Musalfak, Elabukama, Abulukmu, Temia, dan Amukmo.
Jeptinus juga menyebutkan bahwa walaupun nilai materi tersebut tidak terlalu besar, tetapi apa yang disumbangkan oleh para mahasiswa Papua serta masyarakat di Sulawesi Utara dapat memberikan manfaat bagi penduduk kota Wamena.
“Meskipun jumlahnya tak begitu besar, namun semoga bisa memberikan manfaat untuk para warga yang menerima bantuan di sejumlah daerah yang masih dilanda banjir dan kesulitan mencari makanan. Kami (IMIPA) hanyalah perantara, sisanya kita serahkan pada Tuhan Yang Maha Esa selaku sumber kehidupan,” tutupnya.