Maafkan Kakek yang Menyebutnya 'Teroris': Kisah Wanita di TransJakarta dan Alasannya

Maafkan Kakek yang Menyebutnya ‘Teroris’: Kisah Wanita di TransJakarta dan Alasannya

Maafkan Kakek yang Menyebutnya 'Teroris': Kisah Wanita di TransJakarta dan Alasannya


PR JABAR

– Insiden yang menjadi sorotan tentang wanita penumpang TransJakarta yang disebut ‘teroris’ oleh seorang nenek di Halte Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada akhirnya terselesaikan secara baik-baik. Pihak korban, Sabina Lutfi, menjelaskan bahwa keputusan untuk mencapai perdamaian bukanlah pilihan yang dibuat begitu saja, tetapi lebih kepada pertimbangan kemanusiaan serta belas kasihan terhadap sang pelaku.

Maafkan Kakek Karena Pertimbangan Kemanusiaan

Sabina merasa prihatin ketika menyaksikan keadaan sang tersangka yang telah berumur tua, tinggal sendirian tanpa dukungan keluarga, serta menderita beberapa penyakit. Lelaki itu tak punya kerabat terdekat seperti istrinya ataupun anak-anaknya, membuat alasan tersebut menjadi faktor utama bagi Sabina dalam memutuskan menarik kembali pengaduanannya.

“Karena sang penjahat telah tua dan kondisi kesehatannya sangat menurun, ditambah lagi ia tak memiliki keluarga atau kerabat, saya memilih untuk berdamai karena sungguh-sunguh saya tidak tega,” ujar Sabina.

Dia juga mengatakan bahwa sang nenek sudah di blokir oleh TransJakarta, sehingga dia tidak dapat lagi memanfaatkan layanan mereka. Bagi Sabina, ini merupakan hukuman yang cukup berdampak untuk mendidiknya.

Rapat di Kepolisian Sektor Grogol Petamburan

Ketemu antara Sabina dengan tersangka yang bernama awalnya JHP (69) diselenggarakan polisi di Polsek Grogol Petamburan. Di dalam ketemu itu, lelaki lanjut usia JHP memberi penyesalan terbuka dan menerima seluruh kelakuannya yang salah.

Sabina tiba bersama seluruh anggota keluarganya, dan walaupun mendapat dukungan penuh, dia menyadari bahwa pengambilan keputusannya untuk meredam konflik bisa saja memicu respon yang bervariasi di mata publik.

“Semua sudah mendengar, mohon maklum jika keputusan yang sayaambilkan nanti bisa menyayat hati sebagian orang. Namun, dalam pandangan saya, ini adalah solusi terbaik,” katanya.

Keterangan dari Polisi: Kakek Mengalami Beban Ekonomi dan Masalah Emosional

Kepolisian melaporkan bahwa sang pelaku menuduh dirinya dipicu oleh kemarahan akibat masalah finansialnya. Sang kakek tidak makan sepanjang hari dan buru-buru pergi mendapatkan bansos. Di samping itu, dia juga khawatir tentang pembayaran sewanya yang tertunda.

“Kata dia mengaku terbakar emosi. Dia berkata, ‘Pak, saya kelaparan, belum sarapan hari ini, uang sewa masih menunggak, dan harus cepat-cepat mendapatkan bantuan sosial,’” jelas petugas Polsek Grogol Petamburan.

Kondisi-kondisi itu menyebabkannya kehilangan kontrol sehingga mengucapkan kalimat yang kasar serta mencederai korban dengan pukulan lembut.

Kakek Dipecatkan dari TransJakarta dan Mendapat Peringatan Ketat

Walaupun laporannya sudah ditarik kembali, TransJakarta tetap menangani situasi tersebut secara keras dengan melarangan akses si pelaku ke semua jasa yang disediakan oleh TransJakarta. Tindakan ini diharapkan dapat mencegah terulangnya peristiwa semacam itu di masa depan.

TransJakarta juga telah bersumpah untuk memperbaiki keselamatan dan kenyamanan para pelanggannya, terutama wanita dan golongan yang rawan.

Perspektif Psikolog: Memahami Empati serta Menjaga Kesetaraan dalam Keadilan

Pada kasus semacam itu, sejumlah ahli psikologi menganggap tindakan Sabina mencerminkan derajat simpati dan kerelaan jiwa yang luar biasa. Walaupun dirinya jadi pihak yang tertimpa dampak negatif, dia masih bisa memahami posisi sang pelaku dengan cara yang lebih menyeluruh. Akan tetapi, perlu juga ditegaskan oleh publik supaya perilaku berdampingan ini tak disalahartikan sebagai pengesahan atas ancaman ataupun penyimpangan dalam area umum.

Ahli pun menekankan akan kesesuaian perawatan bagi para lanjut usia, terlebih untuk mereka yang tinggal sebatas diri sendiri serta berada di bawah beban finansial. Banyak insiden pelecehan ataupun perilaku agresif oleh orang tua disebabkan kurang adanya dukungan masyarakat dan masalah kesehatan jiwa yang tak terselesaikan.

Pengelolaan Peristiwa Sama di Masa Mendatang

Pihak pemerintah setempat serta penyedia layanan transportasi diminta agar lebih siaga menghadapi kejadian di area umum. Melakukan pelatihan bagi staf operasional bersama dengan meningkatkan infrastruktur pemantauan semacam CCTV dan memperbaiki respon instannya adalah aspek penting guna mencegah terjadinya perselisihan.

Di samping itu, institusi sosial serta kantor-kantor layanan sosial diperkirakan akan semakin proaktif dalam mencari warga lanjut usia yang mungkin menghadapi masalah finansial atau pengasingan sosial. Insiden tersebut telah memperlihatkan kepada banyak orang betapa pentinya adopsi sikap yang lebih humanis terhadap konflik yang terjadi di area umum.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *