- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
batteries, battery electric vehicles, business, electric power, energy sectorbatteries, battery electric vehicles, business, electric power, energy sector - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
lowongankerja.asia.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menanggapi keputusan LG Energy Solution (LGES) untuk mengundurkan diri dari investasi proyek kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Ia menyatakan bahwa situasi tersebut seharusnya tidak menjadi masalah besar, karena pihak berwenang percaya akan ada investor lain yang siap melanjutkannya.
Mitra investasi baru tersebut, yakni Huayou. Perusahaan yang berkantor pusat di Tongxiang Zhejiang, China ini bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion energi serta material kobalt. Komponen demikian biasanya digunakan untuk elektronik hingga kendaraan listrik.
Dalam suatu konsortium bisnis ataupun projek berskala besar, pergantian pemodal sering kali menjadi hal biasa. Hal ini tak menggangu tujuan program pengembangan kendaraan bertenaga listrik di Indonesia. Proses percepatan pembentukan ekosistem mobil listrik di tanah air masih melaju seperti direncanakan serta mencapai sasarannya, lebih-lebih setelah adanya produksi,” ujar Agus pada penjelesannya di Jakarta, Kamis (25/4/2025), dilansir hari Jumat tersebut.
Pada saat ini, telah terdapat dua perusahaan yang menghasilkan baterai untuk kendaraan listrik, yakni PT Industri Ion Energisindo dengan kemampuan produksi mencapai 10.000 unit baterai setiap tahun serta investasi senilai Rp 18 miliar. Perusahaan berikutnya adalah PT Energi Selalu Baru yang dapat memroduksi hingga 12.000 buah baterai tiap tahun dengan nilai investasi sekitar Rp 15 miliar.
Selanjutnya, ada dua pabrik baterai sel untuk mobil listrik di sana. Pertama adalah PT HLI Green Power, sebuah kemitraan antara grup Hyundai dan LG yang berfokus pada pembuatan sel baterai. Pada fase awal, mereka dapat menghasilkan daya sekitar 10 GWh. Nilai investasi keseluruhan mencapai $1,1 miliar. Produk dari pabrik ini nantinya akan mendukung penyediaan sekitar 150.000 sampai 170.000 unit kendaraan listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia, yang bertanggung jawab atas pengemasan baterai dengan kapabilitas produksi hingga 120.000 paket setiap tahunnya. Investasi total bagi proyek tersebut bernilai Rp 674 milyar.
Yang kedua adalah PT International Chemical Industry, yang saat ini bisa memproduksi hingga 100 MWh per tahun atau sama dengan 9 juta sel. Target akhir mereka adalah meningkatkan kemampuan produksinya menjadi 256 MWh per tahun, setara dengan 25 juta sel.
Di luar PT Hyundai Energy Indonesia, ada juga satu pabrikan lain untuk paket baterai. Perusahaan tersebut adalah PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia, yang berencana menginvestasikan jumlah lebih dari 8,7 juta dolar AS dan mampu memproduksi hingga 17.952 unit setiap tahunnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, salah satunya melalui dukungan untuk produksi baterai mobil listrik. Dengan peluncuran program percepatan tersebut, jumlah kendaraan listrik di tanah air tiap tahunnya semakin bertambah. Di tahun 2024, total populasi kendaraan listrik di Indonesia menjangkau angka 207 ribu unit dan hal itu merupakan kenaikan sekitar 78% dari tahun 2023 yang hanya mencatatkan 116 ribu unit saja.
Kementerian Perindustrian bertujuan bahwa pada tahun 2030 nanti, pabrikan kendaraan bermotor lokal mampu menghasilkan 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit mobil dan bis listrik. Harapan ini ditujukan untuk menyumbangkan penurunan pemakaian bahan bakar fosil hingga 21,65 juta barrel atau sama dengan mengurangi emisi karbon dioksida sekitar 7,9 juta ton secara keseluruhan.
Hingga saat ini, di Indonesia sudah ada 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 2,28 juta unit per tahun dan total investasi sebesar Rp 1,13 triliun. Kemudian, terdapat sembilan perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 70.060 unit per tahun dan investasi sebesar Rp 4,12 triliun. Ada pula, tujuh perusahaan yang memproduksi bus listrik, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 3.100 unit per tahun dan total investasi sebesar Rp 0,38 triliun.
Pengembangan ekosistem mobil listrik di Indonesia sesuai dengan kebijakan hilirisasi yang merupakan bagian dari program utama pemerintah presiden Prabowo Subianto. Seperti ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019 mengenai percepatan program untuk kendaraan bermotor berbaser pada baterei (
Battery Electric Vehicle
) untuk Transportasi Jalan, pemerintah juga memberikan insentif baik kepada konsumen maupun terhadap industri manufaktur.
Berbagai dorongan untuk pembeli mencakup PPnBM nol persen dan PPN dibayar pemerintah, BBN dan PKB KBLBB tanpa biaya, tingkat suku bunga yang lebih ringan, gratis tambahan daya listrik, serta plat kendaraan istimewa. Sedangkan dukungan bagi sektor perindustrian melibati beberapa hal berikut:
tax holiday
,
mini tax holiday
,
tax allowance
, fasilitas Pajak Impor (
Master List
), BMDTP, dan
Super Tax Deduction
.