- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
controversies, motorcycle riding, motorsports, news, racingcontroversies, motorcycle riding, motorsports, news, racing - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
Giacomo Agostini, legenda MotoGP, menyatakan bahwa posisi Francesco Bagnaia pada musim MotoGP 2025 belum termasuk dalam situasi krisis walaupun prestasinya saat ini masih tertinggal dari Marc Marquez.
Persaingan antara Bagnaia dan Marc Marquez di tim Ducati dalam ajang MotoGP musim ini terus meningkat seiring dengan variasi hasil lomba mereka hingga paruh pertama tahun ini.
Marquez unggul di posisi teratas klasemen dengan sembilan kali menang dan tiga podium baik dalam perlombaan utama maupun lomba sprint race.
Sedangkan Bagnaia kontras.
Pembalap Valentino Rossi tersebut hanya mencatatkan satu kemenangan serta tujuh kali finis di posisi ketujuh.
Di samping itu, alasan lain mengapa Bagnaia terlihat kurang mumpuni dibandingkan Marquez adalah proses penyesuaian dirinya dengan motor Ducati Desmosedici GP25.
Bagnaia sering kali menyuarakan keluhan tentang permasalahan pada bagian depan kendaraannya yang membuatnya merasa sangat tak nyaman di tiap seri.
Sebaliknya, dominasi di bagian depan malah menjadi senjata utama juara dunia tiga kali tersebut pada musim lalu.
Karena masih belum mampu memahami sepenuhnya GP25, Bagnaia kerap kali merasa tertekan saat berada di lintasan.
Dia pun kerap kali menjadi sasaran gerakan tak terduga dari para pembalap bukan Ducati yang berhasil mendahului dan menjauh darinya.
Seperti yang tampak pada MotoGP Inggris 2025 minggu lalu, ia kesulitan untuk menjaga tempatnya di antara peringkat lima besar, kemudian turun drastis dan bahkan mengalami kecelakaan.
Seluruh keberuntungan buruk yang menimpa Bagnaia mulai menjadikannya sebagai sasaran tuduhan telah mengalami penurunan performa dan Krisis. Terdapat sesuatu yang hilang dalam dirinya.
Meskipun begitu, salah satu legenda MotoGP, Giacomo Agostini, malah memiliki pandangan yang berbeda.
Menurut Agostini, Bagnaia masih berada dalam posisi yang aman dan belum mengalami krisis.
Masalahnya adalah ketika Bagnaia jatuh, hal tersebut tetap dianggap sebagai sesuatu yang normal.
“Pecco tetap menampilkan performa yang baik,” ujar Agostini seperti dilansir dari GPOne.
Ketika Marc masuk ke dalam tim Ducati Lenovo, ia telah menyadari bahwa dirinya akan menemui hambatan yang besar.
Masalah dengan banyak kegagalan? Ia tidak sendirian dalam hal itu.
Berbekal ban ini serta sepeda motornya yang berdaya kuat, hanya diperlukan jalur lintasan dengan aspal agak basah atau adanya variasi temperatur yang dapat mengubah performa ban sehingga lebih menempel pada permukaan.
Pada zaman modern ini, para pembalap cenderung mengambil risiko dengan melampaui batasan kemampuan kendaraan mereka karena mereka sadar bahwa bila terjatuh, paling tidak tidak ada yang rusak.
“Berbeda dengan masa lalu saya, dulu saat seorang pembalap jatuh, bahayanya adalah nyawa mereka terancam. Oleh karena itu, kita semua harus sangat berhati-hati,” tegas Agostini.
Agostini juga enggan mengatakan bahwa Bagnaia sedang dalam masalah, dan jika ada yang berpikir demikian, itu merupakan kesalahan.
“Iya, tentu saja (salah),” ujar legenda MotoGP dari Italia tersebut.
Meski minggu lalu di Silverstone, ia pernah mengikuti balapan yang baik namun akhirnya jatuh.
“Tetapi perlu ditekankan bahwa jika Anda mendorong hingga ke batas maksimum, hal seperti itu (kerusakan) dapat terjadi,” ujarnya.