- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
art, auto enthusiasts, autos, cars, cultureart, auto enthusiasts, autos, cars, culture - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
JAKARTA, lowongankerja.asia
— Memelihara sepeda motor lama tidak semudah yang dibayangkan.
Untuk menjaga mobil klasik dalam kondisi terbaik diperlukan komitmen, keahlian teknikal, serta ketekunan yang lebih.
Ini telah menjadi suatu kebiasaan untuk para penggemar kendaraan klasik, seperti halnya dengan Cabang Klub Motor Kuno Indonesia (MACI) di area Jakarta Besar, yang terus setia merawat dan memelihara mesin-mesin berumur dari periode sebelum tahun 1960-an.
Yanto Bruno, Wakil Ketua MACI Jakarta Raya, menyatakan bahwa merawat sepeda motor klasik membutuhkan metode yang berbeda daripada perawatan pada sepeda motor modern.
Salah satu alasannya adalah karena terbatasnya komponen pengganti dan umur bahan dari armada tersebut.
“Tiap wilayah umumnya memiliki metode pemeliharaan tersendiri. Mengenai suku cadang, sebagian besar kita mempunyai yang dicuri dari unit lain, ada pula yang dibawa ke tukang las atau bubut. Ada juga yang membuatnya sendiri,” ungkap Yanto ketika ditemui di Jakarta Pusat pada hari Sabtu, 3 Mei 2025.
Dia menyebutkan bahwa salah satu hambatan utama adalah menemukan bahan gantinya dengan mutu yang sebanding seperti komponen originalnya.
Karena sepeda motor lawas yang diproduksi di Eropa dan Amerika terkenal dengan bahan bakunya yang awet, bahkan setelah mencapai usia belasan atau puluhan tahun, mereka masih dapat digunakan secara optimal.
“Bahan baku dari Eropa dan Amerika memiliki kualitas superior. Sepeda motor pada zaman dahulu dirancang dengan tujuan daya tahan lama. Sebagai bukti, ada unit yang diproduksi sejak tahun 1939 hingga saat ini masih berfungsi,” kata Yanto.
Komunitas MACI terdiri atas banyak anggota yang mendapatkan warisan motor klasik dari pendahulu mereka.
Beberapa menerima langsung dari kakek atau orangtua mereka, sedangkan yang lain memperolehnya sendiri melalui minat pribadi.
Walaupun harga mereka umumnya tinggi, motor klasik masih menjadi favorit di kalangan pengumpul dan para penyuka sejarah otomotif.
Tetapi, menurut Yanto, biaya tidak menjadi prioritas utama.
“Bila telah menjadi hobi, meskipun di tawarin seberapa saja tidak akan diberikan. Jadi bersifat fleksibel, bergantung pada penjual dan pembeli,” katanya.
Yanto memiliki tiga sepeda motor klasik—yaitu Villiers, Ariel, dan Matchless—which dia rawat dengan cara mandiri.
(Note: There seems to be an inconsistency with “which” being used as part of Indonesian sentence but translating back would not make sense so I have corrected it directly for clarity)
Corrected version:
Yanto memiliki tiga unit motor antik yaitu Villiers, Ariel, dan Matchless yang dirawatnya secara mandiri.
Untuknya serta komunitas MACI, memelihara sepeda motor lama tak hanya berarti merawat sebuah kendaraan, melainkan juga menyimpan sejarah dan jejak budaya otomotif yang nyaris sirna.
Komunitas motor MACI dulunya dikenal sebagai Motor Antik Club (MAC), yang dibentuk di Jawa Barat tahun 1976.
Saat jumlah member berasal dari berbagai wilayah meningkat, MAC akhirnya tumbuh menjadi Motor Antik Club Indonesia (MACI) pada tahun 1994 sebagai tempat nasional untuk para penggemar sepeda motor klasik di seluruh Indonesia.