Kisah Pak Budi,Warga Darmo Surabaya Tinggal Sebatang Kara di Rumah Mewah Tanpa Listrik dan Air



Sebuah cerita tentang Pak Budi, penduduk Darmo Surabaya yang tinggal sendirian di sebuah rumah mewah namun tidak memiliki listrik maupun air bersih, dibagikan oleh seorang pembuat konten bernama Irfan Jayani.

Kali ini adalah yang kedua kalinya Irfan berkunjung ke rumah Pak Budi.

“Bila teman-teman masih ingat, saya sebelumnya sudah berkunjung ke tempat ini untuk menuturkan cerita tentang Pak Budi. Sekarang, kondisi rumahnya semakin memburuk,” ujar Irfan di permulaan video yang dipostingnya di YouTube Bang Brew TV pada hari Sabtu, 31 Mei 2025.

Setibanya di hadapan rumah Pak Budi, Irfan menunjukkan keadaan lingkungan sekitarnya.

Sebuah mobil Daihatsu Xenia berwarna perak tertarik di depan rumah.

Kendaraan tersebut dipenuhi dengan tumpahan kotak karton.

“Mobilnya penuh dengan sampah,” katanya kembali.

Rumah Pak Budi hampir tidak kelihatan akibat ditutupi oleh tanaman liar yang berkembang biak dengan lebat.

Irfan menyebutkan bahwa pada waktu tersebut dia telah berjumpa dengan Pak Budi sebelumnya.

Akan tetapi, ia tidak memperoleh banyak informasi karena pertemuan mereka sangat sebentar.

Saat itu, waktu saya sangat terbatas; hanya ada satu minggu saja. Saya harus kembali ke Jakarta apapun hasilnya. Baru pada hari kedua yang terakhir tersebut, saya berhasil mendekati Pak Budi.

Beliau pun berjanji bahwa saya diperbolehkan untuk memasuki rumahnya.

Lantaran situasi yang tak mendukung, saya perlu kembali ke Jakarta terlebih dahulu. Namun sekarang, ada peluang bagi saya untuk kembali ke Surabaya.

Ia menginginkan agar kunjungan kali ini disambut dengan hangat oleh Pak Budi.

“Harapannya dapat bertemu kembali dengan Pak Budi dan memasuki rumahnya. Sebab, saya sangat ingin tahu. Mudah-mudahan bisa membersihkan rumah Pak Budi,” jelasnya.

Irfan kemudian berusaha menghubungi Pak Budi supaya bersedia membuka pintu rumahnya.

Di saat itu pula, terlihat kondisi halaman depan rumah Pak Budi yang sebenarnya sangat menyedihkan. Dipenuhi dengan sampah.

Terus menerus menyerukan nama Pak Budi, si pemilik rumah tetap tidak juga datang.

“Bapak Budi diundang tapi tak kunjung keluar,” ucapnya.

Pada bagian terakhir videonya, Irfan menampilkan sepotong rekaman dari pertemuan mereka dengan Pak Budi yang pertama kalinya.

Mereka berdua membicarakan tentang penyanyi Rossa, dan ternyata ia adalah idolanya Pak Budi sejak lama.

“Bagaimana kalau kita mengundang Rossa? Namun, mungkin dia enggan,” ujar Pak Budi sambil terkikik.

“Saya suka suaranya,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Irfan pun diajak mengunjungi viraha, yaitu tempat ibadah milik Pak Budi.

Menurut Irfan, di vihara tersebut, Pak Budi kerap kali mendapatkan makanan secara cuma-cuma.

Irfan menginginkan agar dia dapat bersua kembali dengan Pak Budi.

“Sejak masa mudanya sampai sekarang, beliau terus-menerus mengidolakan Rossa. Ia bermimpi dapat bertemu dengan Rossa,” ujarnya.

“Memperoleh pertemuan dengan Pak Budi bukanlah hal yang sederhana, mengingat kekeraskepalaannya dalam menyatakan pendapatnya. Namun, saya yakin bahwa jika kami memiliki niat baik, hasilnya akan memuaskan juga,” jelas Irfan pada penutup videonya.


Cerita Tentang Bu Eny dan Tiko

Di tahun 2023 kemarin, Irfan pun menghebohkan publik dengan cerita sejenis. Ceritanya berkisar tentang Eny, wanita berusia lanjut yang tinggal tanpa listrik maupun air bersih di sebuah rumah megah bersama anaknya, Tiko.

Selanjutnya, Irfan mengunjungi properti berukuran besar dan megah di Jakarta Timur yang tidak terawat dengan baik guna melaksanakan penyelidikan.

Tampaknya rumah milik Ibu Eni sepi tanpa penghuni dan ditumbuhi oleh tumbuhan di sekelilingnya.

Di samping itu, tak terdapat pula cahaya dari lampu untuk menerangi bangunan tersebut.

Pembantu ibu Eny, Mamas, mengatakan bahwa sebelum meninggalkan suamianya, Herman Moedji Susanto, ibu Eny merupakan perempuan yang hangat dan dermawan.

Tetapi semua itu berubah ketika suaminya meninggalkan rumah dan tidak pernah kembali lagi.

Ibu Eny berubah menjadi seseorang yang diam dan bersikap seperti penderita penyakit mental (ODGJ).

Menasihati, tidak hanya pergi saja, suami Ibu Eny itu juga mengambil beberapa benda bernilai tinggi dari rumah besar yang ada di Jakarta Selatan tersebut.

“Maka menjadi lebih diam setelah sang suami pergi, karena seluruh barang-barangnya diambil,” kata Mamas.

“Dibawain yang bagus-bagus,” imbuhnya.

Mamas kemudian menambahkan selama bekerja dengan Ibu Eny dan suaminya, tak pernah melihat keduanya terlibat pertengkaran.

“Mereka tidak pernah bertengkar, selalu harmonis,” kata Mamas.

Seperti itu, tiba-tiba saja dia pergi ke Jawa.

“Entah-entahan pakai truk begitu,” katanya.

Menasarkan pendapat Mamas, setelah kehilangan suaminya dan mengalami depresi, Ibu Eny tidak pernah mendapatkan kunjungan dari keluarganya.

Hanya Tiko si tunggal cucunya yang ikhlas menjaga Bu Eny.

“Mereka tidak pernah hadir setelah pergi, dan bahkan kerabatnya pun tak terlihat,” ujar Mamas.

Selanjutnya, Mamas menyebutkan bahwa sebelum mengalami depresi, Ibu Eny ternyata memiliki pendidikan yang cukup tinggi.

“Ibu ini sebenarnya memiliki pendidikan yang sangat baik,” kata Mamas.

“Beliau Doktoranda,” imbuhnya.

ternyata suami ibu eny pernah menjadi seorang pejabat senior.

Informasi tersebut berasal dari postingan di saluran YouTube BANG SATRIA yang membongkar kebenaran tentang latar belakang sang suami Ibu Eny serta ayahnya Tito.

Pada postingan tersebut, Tito menyebutkan bahwa bapaknya bernama Herman Moedji Susanto.

ayahnya tercatat telah mengalami perceraian dengan ibunya pada tahun 2011 yang lalu.

Oleh karena itu, Herman Moedji Susanto memilih untuk berpindah ke Madien.

Menurut ingatan Tiko, sang ayah berumur sekitar 80 tahun ketika cerai dengan ibunya sewaktu ia masih anak-anak.

Beberapa tetangga mengatakan bahwa wajah bapak Tiko sangat menyerupai Presiden ke-RI, yaitu Pak Harto.

“Ga kenal, tapi sering bertemu, dia orang yang keras, mirip seperti Pak Harto menurut pendapatku, dan usianya kemungkinan sama,” jelas salah satu warga setempat.

“Ketika dia pergi, semuanya diambil, sudah cukup lama menggunakan tongkat karena usianya yang mulai menua, sekitar 70 tahunan atau bahkan lebih tua lagi,” jelasnya.

Tetangga itu menyatakan bahwa ayah Tiko adalah seorang bekas pegawai negeri.

“Yang seperti dulu pernah jadi pejabat, entah itu negara atau bank begitu,” ujar tetangga Tiko.

Di samping itu, para tetangga pun membongkar aslinya Tiko.

“Kecerdasan Tiko terlihat jelas, gaya bicaranya pun berbeda, tidak seperti kebanyakan orang awam, melainkan lebih mirip denganorang yang berasal dari latar belakang kaya,” ujar sang tetangga.

“Sekitar sudah mengerti,” lanjutnya.

===

Undangan kami kirim kepada Anda untuk berpartisipasi dalam Whatsapp Chanel Harian Surya. Lewat saluran WhatsApp tersebut, Harian Surya bakal membagikan saran bacaan seru tentang Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Persebaya yang ada di setiap wilayah Jawa Timur.

Klik di sini
untuk untuk bergabung

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *