Khawatir Soal Ketentuan Tarif Trump, Apa yang Terjadi dengan IHSG di Paruh Tahun?

Khawatir Soal Ketentuan Tarif Trump, Apa yang Terjadi dengan IHSG di Paruh Tahun?



, JAKARTA — Mahkamah Perdagangan AS telah menghalangi sebagian besar keputusan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump tentang tariff perdagangan. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG
) di Indonesia juga memiliki potensi
sideways
di awal bulan Juni tahun 2025.

Kepala Penelitian Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata melihat IHSG mungkin akan bergerak
sideways
Pada Juni 2025 dalam kisaran 7.000 hingga 7.300 di paruh kedua tahun ini, dengan perhatian investor tertuju pada regulasi tariff yang dikeluarkan oleh Trump dan berbagai sentimen lokal.

“IHSG memiliki kecenderungan menembus
resistance
7.300 jika tetap didukung oleh
net buy
Asing, stimulus dalam negeri, serta adanya stabilisasi nilai tukar,” ujar Liza, Jumat (30/5/2025).

Selain itu, kata dia,
window dressing
di akhir semester I/2025 serta persiapan yang dilakukan oleh investor dan emiten untuk merilis laporan keuangan kuartal II bisa jadi merupakan faktor pendukung lainnya bagi indeksIHSG.

Kekuatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal meningkat jika perundingan tariff di Amerika Serikat tetap terkendali. Kondisi ini dapat membuat pasar menjadi lebih tenang, sehingga para investor luar negeri akan merasa yakin lagi dalam menyetorkan dananya ke negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia.

Analis dan Wakil Presiden Kepala Pemasaran, Strategi, dan Perencanaan di Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi juga menekankan bahwa IHSG di bulan Juni akan terpengaruh oleh beberapa hal seperti ketakutan atas tindakan protes.
profit taking
sama seperti saat IHSG berada di zona
overbought.

“Pasar juga mempersiapkan diri untuk keputusan tariff dari Presiden Trump,” jelas Audi.

Sebaliknya, faktor-faktor yang mendorong IHSG sampai saat ini versi Audi berasal dari
inflow
Asing ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah ketakutan terkait peringkat kredit Amerika Serikat, dimana Moody’s telah menurunkan peringkat kredit AS menjadi Aa1 dengan prospek stabilitas.

Selanjutnya, pelemahan nilai dolar Amerika Serikat, ditambah dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap stabil, menyebabkan
rupiah
Bergerak ke bawah hingga level Rp16.300 per dolar dan inflasi tetap terkendali dalam jangka sasaran BI sebesar 2,5% +/- 1%.

Di samping itu, kebijakan pengendalian inflasi Bank Indonesia melalui penurunan tingkat suku bunga mendapat respons positif dari pasar dan berpotensi mengurangi biaya dana, hal ini ikut mendorong pemulihan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Berikut beberapa sektor saham unggulan yang direkomendasikan oleh Kiwoom Sekuritas untuk bulan Juni ini mencakup bidang konsumsi serta ritel di mana terdapat saham-saham seperti ICBP, MYOR, AMRT, dan UNVR. Selanjutnya adalah sektor transportasi dan pariwisata antara lain GIAA, BIRD, dan JSMR.

Kemudian perbankan dan
multifinance
Termasuk BBRI, BMRI, ARTO, dan BFIN. Kemudian sektor real estat dan semen seperti CTRA, SMRA, PWON, SMGR, serta PTPP.

Bidang berikutnya mencakup teknologi dan pusat data dengan aset saham TLKM, WIFI, DCII, di samping sektor energi yang terdiri dari saham ITMG, ADRO, AADI, serta PGEO.


Disclaimer

Berita ini bukan tujuannya untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Seluruh keputusan investasi terserah pada pembaca. Tidak akan bertanggung jawab atas setiap kerugian ataupun untung yang timbul dari pilihan investasi pembaca.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *