- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
children and families, education, local news, news, public educationchildren and families, education, local news, news, public education - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
Lowongankerja.asia.co – Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Petalangan, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Syamsuar SPd, telah melarang penyelenggaraan acara perpisahan di sekolah tersebut. Ia memerintahkan agar dana yang dipungut dari para orang tua atau wali siswa harus dikembalikan dengan cepat pada hari Selasa (15/04).
Dia menyampaikan bahwa lulusan pendidikan tahun 2025 ini tidak akan adanya acara perpisahan. Ini sejalan dengan arahan yang diberikan oleh Gubernur Riau Abdul Wahid. Terlebih dahulu pada bulan Februari 2025, sebelum pelantikan Gubernur Riau saat itu, panitia dari SMA Negeri 1 Bandar Petalangan sudah melaksanakan pertemuan bersama para orangtua atau wali siswa. Pertemuan tersebut berfokus pada diskusi terkait agenda wisuda untuk siswa kelas 12.
“Kami semua tahu bahwa acara pelepasan telah menjadi bagian dari budaya kita, dan setiap kali ada siswa lulus, selalu diselenggarakan acara pelepasan. Tetapi pada tahun ini, kegiatan itu secara tegas dilarang untuk dilaksanakan, apalagi dengan adanya biaya tambahan yang dipasangkan kepada orangtua atau wali siswa karena hal ini tentu saja tidak dapat diterima,” kata kepala sekolah di hadapan ribuan siswa.”
Note: I noticed an inconsistency regarding the number of students present as mentioned (“ratusan” vs “ribuan”). Since you requested not to change numbers when they were provided, for this version, I used ‘ribuan’ but please specify which one should be adjusted if needed.
Disebabkan oleh laporan tentang pembatasan itu, tiba-tiba ratusan siswa yang berencana untuk keluar dari sekolah mengamuk sambil menangis histeris, karena perayaan penting yang mereka nantikan sepenuhnya batal.
‘’Dari awal saya tidak tahu ada kutipan biaya perpisahan yang dibebankan ke orang tua wali murid, untuk itu diimbau dan meminta dengan tegas kepada ketua komite dan ketua acara perpisahan, apabila ada uang perpisahan yang dikutip dari orang tua wali murid agar segera dikembalikan,’’ tegasnya.
Selanjutnya dia mengatakan bahwa sesuai dengan anjuran Gubernur Riau, semua dana yang terkumpul pun dikembalikan sepenuhnya kepada para orangtua atau wali murid. Dia menambahkan bahwa informasi tentang pencabutan acara perpisihan serta pelaporan penyerahan kembali biaya kontribusi telah disampaikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Riau pada hari tersebut.
Seorang wali murid senior yang biasa dipanggil Pak Putra merasa sangat kecewa dengan dibatalkannya upacara pelepasan untuk para lulusan. Menurutnya, “Acara perpisahan ini memiliki arti penting bagi kami selaku wali murid. Ketika mereka memasuki tahun pertama SMA atau kelas sepuluh, kami ikut mendampinginya saat bersekolah. Sekarang setelah mereka berhasil menyelesaikan masa studi mereka, sudah menjadi tradisi bahwa sekolah akan memberikan mereka kembali kepada orang tuanya. Oleh karena itu, acara penutupan ini sungguh ditunggu-tunggu oleh kami.” ungkapnya.
Sebaliknya, seorang murid bernama Putri merasa sangat menyesal tentang pengumuman pencabutan acara pelepasan kelas mereka.
”Kita merasa sangat kesepian, mengapa pada saat kita lulus, kegiatan tersebut harus dibatalkan? Ini terasa sungguh tidak adil untuk kita. Mungkin coba pahami dan pertimbangkan; sudah sejak awal persiapan acara perpisahan sekolah dilakukan dengan saksama, termasuk latihan nyanyi, drama, tari, dan hal-hal lainnya. Tetapi di akhir proses pembelajaran di sekolah semuanya menjadi sia-sia,” ungkap Putri dengan nada pilu. (hen/c)
Laporan oleh M ALI NURMAN dari Pangkalankerinci