- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, news, politics, politics and government, public policygovernment, news, politics, politics and government, public policy - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
TRIBUN-SULBAR.COM –
Di belakang kepopulerannya berkat gaya kepemimpinannya, Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyaidi, saat ini sedang menghadapi banyak kritikan pedas.
Gubernur ‘Konten’ Dedy Mulyadi menerima berbagai kritikan pedas akibat keputusannya yang dianggap kontroversial.
Satu kebijakan yang menuai kritikan berat adalah pengiriman murid-murid bandel ke asrama tentara guna mendapatkan pendampingan.
Selanjutnya, sang mantan Bupati Purwakarta baru-baru ini mengumulkan ide kebijakan yang mewajibkan operasi vasektomi pada pria untuk mendapatkan bantuan.
Dedi menyebut bahwa laki-laki yang rela menjalani prosedur vasektomi akan mendapatkan insentif senilai Rp 500 ribu.
Berikut adalah sejumlah kebijakan yang menuai polemik dari Dedy Mulyadi:
1. Alihkan Pelajar Bermasalah ke Asrama Militer
Satu kebijakan terkenal dari Dedy Mulyadi yang sering dibicarakan orang adalah langkahnya mengirimkan murid-murid yang dianggap menyimpang atau nakal ke asrama militer.
Kebijakan ini pada dasarnya dirancang untuk memberikan pendidikan disiplin dan membentuk karakter dengan cara yang lebih kuat.
Namun, kebijakan tersebut mengundang berbagai macam tanggapan dari masyarakat.
Bukan seluruh orang setuju dengan tindakan tersebut.
Tindakan yang dilakukan oleh Dedi dianggap menggunakan metode represif dan tidak sejalan dengan asas-asas dalam pendidikan berbasis kemanusiaan.
Akan tetapi, sebagian lainnya setuju berharap hal tersebut bisa memberi dampak penegakan disiplin dan mengembangkan karakter siswa secara positif.
Dedi menyebut bahwa tindakan tersebut merupakan usaha akhir yang dilakukan setelah beberapa kali mencoba pendekatan meyakinkan di sekolah tanpa berhasil.
Dia mengutamakan bahwa pendidikan dalam barak militer harus diberlakukan dengan cara yang sistematis.
Targetnya adalah mengenalkan nilai-nilai disiplin, bertanggung jawab, serta mencintai negeri ini.
2. Kontroversial KB Vasektomi
Akhir-akhir ini, nama Dedy Mulyadi lagi-lagi jadi pembicaraan yang panas.
Sebab itu, Dedi memberikan komentar tentang program keluarga berencana, terutama seputar vasektomi.
Dedi bahkan menyebutkan bahwa vasektomi pada pria akan menjadi ketentuan penting bagi kelompok tidak mampu agar bisa mendapat dukungan finansial.
Pernyataan tersebut dikemukakan setelah rapat koordinasi di gedung Balai Kota Demo pada hari Selasa, 29 April kemarin.
Banyak yang mengkritisi, rencana kebijakan Dedi telah menyulut seruan penolakan dari berbagai pihak.
Perwakilan dari aktivis wanita serta pendukung kesehatan reproduksi menganggap pernyataan itu bisa menciptakan stigma buruk bagi laki-laki yang memutuskan untuk melakukan vasektomi sebagai cara kontrasepsi.
Di samping itu, pernyataan tersebut dipandang sebagai tindakan yang tak mengakui hak orang untuk memutuskan tentang kesehatan reproduksi mereka sendiri.
3. Larangan Study Tour
Kebijakan yang dibuat oleh Dedi Mulyadi mengenai pembatasan perjalanan studi untuk siswa di Jawa Barat pun mendapat berbagai kritikan.
Mayoritas dari generasi Gen Z
Dedi mengatakan bahwa program Study Tour di sekolah memberatkan beban orang tua murid.
Terlebih lagi untuk orang-orang yang berasal dari keluarga berpenghasilan menengah ke bawah.
Dalam pandangan Dedi, pengeluaran untuk study tour ini tak setimpal dengan manfaat pendidikannya bagi para siswa.
Dia mengharapkan agar sekolah hanya menekankan pada aktivitas pembelajaran yang lebih penting dan berperan dalam meningkatkan wawasan para murid.
(*)