- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, employment, job, jobs and careers, newsbusiness, employment, job, jobs and careers, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
JAKARTA, lowongankerja.asia
– Ratusan calon pekerja membanjiri Jakarta Job Fair yang diselenggarakan di Gelora Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta Barat, pada tanggal 15 sampai 16 April 2025.
Akan tetapi, di balik kesibukan booth dan tumpukan aplikasi pekerjaan, tersembunyi ketakutan dari pelaku mencari kerja yang perlu mengubah ekspektasinya sesuai kenyataan.
Nova (24) dan Caca (23), dua orang yang ikut pameran kerja, menyatakan tidak keberatan dengan tipe pekerjaannya asalkan ada kesempatan. Mereka merasa latar belakang pendidikannya bukan menjadi faktor penentu utama, pentingnya adalah bisa diterima bekerjanya.
“Secara aslinya, minat saya berada di bidang sumber daya manusia, tetapi jika nanti ada kesempatan untuk beralih ke sektor lain yang sesuai, kemungkinan besar akan mempertimbangkan perubahan jurusan,” jelas Nova.
“Enggak masalah kok antar-sektor, soalnya bekerja pada bidang baru juga nih dan cocok dengan hobi kita,” sambut Caca.
Setuju dengan pendapat tersebut, Niko (30) pun tidak mempermasalahkan posisinya selama dapat meraih kepastian pekerjaannya.
“Yang terpenting masih memiliki kesempatan untuk menjadi pegawai tetap saja. Karena usia semakin bertambah, pesaing juga semakin banyak,” katanya.
Akan tetapi, kesempatan tersebut tidaklah gampang diraih. Banyak kandidat menghadapi hambatan dalam prosedur administrasi, terlebih lagi berkaitan dengan ketentuan umur.
“Kendalanya utamanya ada di persyaratan, khususnya mengenai umur. Umurnya benar-benar menjadi hambatan,” keluhan Niko.
Internship juga bukanlah jawaban instan. Menurut Niko, melamar sebagai magang tetap menantang, sebab banyak perusahaan mencari orang yang tidak dibayar atau belum cukup umur.
“Meski melamar untuk magang saja sudah sulit. Entah karena tantangan mencari yang tidak dibayar, atau orang-orang yang baru berusia muda dan sedang mencari pengalaman,” ujar Niko.
Peluang ke luar negeri
Rano Karno, Wakil Gubernur Jakarta, menyebut bahwa pihak Jepang menawarkan lebih dari 100.000 kesempatan pekerjaan untuk Tenaga Kerja Indonesia.
“Jika Jakarta ingin mendapatkan 10.000, sebaiknya kita mulai melakukan inventarisasi dari hari ini,” katanya.
Berita tersebut juga mendapat sambutan yang penuh semangat dari beberapa orang yang sedang mencari pekerjaan. Niko kelihatan sangat bersemangat untuk mengenal lebih jauh tentang stan kerja di Jepang.
“Saya sempat mencari informasi dari luar negeri. Sepertinya di sana yang terpenting adalah niat untuk bekerja,” ujar Niko.
Rifki (24) memutuskan untuk tinggal di Jakarta supaya tak terlalu jauh dari keluarganya.
“Lebih suka mencoba bekerja di negeri sendiri terlebih dahulu. Tidak ingin pergi jauh dari keluarga karena orang tua menantikan di rumah,” ujarnya.
Pameran pekerjaan ini menjadi sumber peluang besar. Namun, banyak kesempatan tersebut perlu dipertimbangkan sesuai kriteria yang belum tentu dapat dipenuhi oleh setiap orang.
Di antara ribuan pekerjaan yang tersedia, terdapat pula ribuan kisah—terkait dengan penyesuaian diri, tetap bertahan, serta berhar esperansi untuk mendapatkan peluang yang sesungguhnya.
( Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana )