Kata Cinta yang Malah Buat Jauh: 9 Ucapan Orang Tua Paling Menggelikkan Anak Muda

Kata Cinta yang Malah Buat Jauh: 9 Ucapan Orang Tua Paling Menggelikkan Anak Muda



– Perjalanan menuju kedewasaan kerap menghadirkan dinamika baru dalam ikatan antara anak dan orangtua yang dulu sangat dekat. Kadang-kadang, walaupun dengan niat terbaik, kata-kata dari orang tua dapat secara tak sengaja menciptakan perasaan tidak nyaman atau ketidaksenangan pada anak yang telah meraih kemandirian.

Berkomunikasi antar generasi kini sungguh menyulitkan, terutama saat anak telah dinilai dapat membuat keputusan mandiri sementara orangtua tetap cenderung memberikan petunjuk yang mendetail.

Menurut Geediting.com pada hari Sabtu (03/05), terdapat sejumlah ungkapan biasa yang kerap digunakan oleh orangtua untuk mengarahkan anaknya yang sudah dewasa, tetapi bisa menimbulkan emosi negatif.


1. “Kapan Kamu Akan…?”

Salah satu kalimat yang dapat melukai perasaan seseorang adalah ketika mereka ditanyai tentang jadwal kehidupan pribadi. Misalnya, pertanyaan seputar waktu untuk menikah atau memiliki anak bisa sangat membebani bagi individu yang mungkin belum siap dengan itu atau tengah menghadapi kesulitan dalam mencapainya.


2. “Pada Masa Lalu Ketika Ibu/Ayah Berusia Sama Sepertimu…”

Menggunakan perbandingan antara pengalaman atau prestasi orang tua pada usia anak sebagai patokan biasanya tak memberikan manfaat apa pun. Komentar seperti itu dapat menyebabkan anak merasa bahwa capaian mereka saat ini tidak cukup baik atau belum sesuai dengan ekspektasi generasi terdahulu.


3. “Kamu Seharusnya Melakukan…”

Walaupun ditujukan sebagai nasehat, pernyataan tersebut mungkin tampak seolah-olah menjadi petunjuk atau komentar tentang pilihan yang sudah dibuat oleh anak remaja. Penggunaan ungkapan ini dapat mempengaruhi keyakinan diri mereka dalam membuat keputusan penting untuk hidupnya dengan independen dan bijaksana.


4. “Kok Kamu Kurusan/Gemukan?”

Kritikan tak diminta tentang tampilan fizikal seorang anak dewasa kerap kali dirasakan sebagai gangguan privasi dan sangat kekurangan empati. Walaupun kelihatannya cuma sopan-santun, perkataan semacam itu boleh menyebabkan si anak merasa bahawa penampilan mereka sentiasa diuji atau jadi topik perbincangan yang menjengkelkan.


5. “Ingatlah (Saran Tak Dipidan)…”

Mungkin orangtua sering memberikan saran atau petunjuk bahkan untuk hal-hal sepele walaupun anak telah sanggup menanganinya dengan mandiri. Pengulangan akan perhatian ini dapat menyebabkan anak merasa tetap ditraktir sebagai individu yang belum dewasa dan kurang berani memikul tanggung jawab sepenuhnya.


6. “Jika Kamu Mendengar Suara Ibu/Ayah…”

Kalimat tersebut biasanya timbul bila si kecil tengah berurusan dengan kendala tertentu dan orangtua menilai bahwa permasalahan tersebut dapat dicegah apabila sang anak mematuhi nasehatnya dari awal. Menyinggung kembali saran yang tak kunjung dipertimbangkan bisa membawa dampak buruk pada psikis anak karena terkesan dimaki atas tantangan yang sedang dialaminya.


7. “Rumahmu Berantakan Ya…”

Menilai atau memberikan komentar tentang situasi hunian atau tempat tinggal seorang anak muda dapat menjadi cara lain untuk mencampuri urusan mereka yang berpotensi membuat meraka merasa tak nyaman. Sebagai individu dewasa, mereka umumnya mengharapkan privasi direspect oleh orangtua dan membebaskan diri dari kritikan dalam mengatur hidup mereka sendiri.


8. “Mengapa Tidak Mencoba Melamar Kerja di Tempat yang Direkomendasikan oleh orang tua Anda?”

Membawakan masukan tentang profesi atau jalur karier tanpa diundang mungkin akan tampak seolah-olah Anda ragu pada keputusan karier sang anak serta keterampilannya dalam menemukan pekerjaan yang sesuai. Komentar semacam itu dapat menyebabkan perasaan bahwa jurusan atau bidang karir yang dipilihnya kurang mendapat penghargaan dan dukungan dari orangtuanya sendiri.


9. “Apakah Kamu Yakin Ini Adalah Pilihan Tepat?”

Meskipun terkesan seperti perhatian, frasa ini bisa menanamkan benih keraguan pada keputusan penting yang sudah susah payah diambil oleh anak dewasa. Pertanyaan ini bisa membuat anak merasa keputusan mereka selalu dipertanyakan atau tidak dipercaya sepenuhnya oleh orang tua.

Mengerti efek dari kalimat-kalimat tersebut sangatlah krusial dalam menciptakan interaksi yang lebih baik dan berdasarkan penghargaan di antara orangtua dan anak-anaknya yang sudah dewasa. Biasanya, orangtuaberbicara dengan begitu tanpa memiliki maksud negatif sedikitpun, malahan mungkin hanya sebagai bagian dari kebiasaan atau metode mereka menyampaikan peduli dan cinta kepada anak.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *