- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
health, healthcare and medicine, illness, medical conditions and diseases, medicine and healthcarehealth, healthcare and medicine, illness, medical conditions and diseases, medicine and healthcare - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
Rahim, juga dikenal sebagai uterus, adalah lokasi di mana janin berkembang saat hamil. Rahim memiliki ukuran dan bentuk mirip dengan buah pir terbalik yang berongga, serta menjadi komponen dari sistem reproduksi wanita.
Kanker serviks atau kanker rahim (صندVMLINUX
uterine cancer
Terjadinya saat sel-sel pada sebagian apapun dinding rahim mengalami pertumbuhan abnormal, melebihi batas normal, serta menciptakan massa yang dinamai tumor.
Ter catat sebanyak 420.368 kasus baru kanker endometrium (merupakan jenis kanker rahim dengan tingkat kejadian tertinggi) di tahun 2022, sesuai laporan tersebut.
World Cancer Research Fund.
Siap pun dengan rahim berisiko mengalami kanker rahim, ini mencakup wanita, transgender pria, serta individu interseks.
1. Bisakah Anda menjelaskan apa itu kanker rahim?
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang sering kali muncul pada organ reproduksi wanita. Jenis penyakit ini bermula saat sel-sel normal di rahim mengalami perubahan dan pertumbuhan tidak terkendali, sehingga menciptakan suatu gumpalan yang dikenal sebagai tumor.
Tumor mungkin bersifat kanker atau non-kanker. Tumor dengan sifat kanker cenderung berbahaya karena bisa berkembang dan menjalar ke area tubuh lainnya. Sedangkan tumor non-kanker biasanya hanya bertambah besar namun jarang menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh.
Kondisi nonkanker rahim meliputi:
-
Fibroid
:
Tumor benign pada otot Rahim. -
Polip jinak
:
Perkembangan tidak normal di jaringan endometrium. -
Endometriosis
:
Sebuah situasi dimana jaringan endometrium, yang umumnya menutupi rongga dalam rahim, muncul di area luar rahim atau organ tubuh lainnya. -
Hiperplasia endometrium
:
Kondisi yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel serta perubahan pada struktur kelenjar dalam lapisan rahim disebut hiperplasia endometrium. Jenis ini bisa melibatkan sel-sel yang masih normal maupun yang mengalami anomali, bersama dengan variasi dari bentuk kelenjar yang cukup sederhana sampai rumit. Ada risiko lebih besar untuk perkembangan kanker di area rahim jika kondisi tersebut mencakup adanya sel aneh dan pola kelenjar yang sangat kompleks.
2. Jenis
Terdapat dua tipe utama kanker rahim, yakni:
-
Adenokarsinoma:
Tipe ini membentuk sebagian besar kasus kanker serviks. Tumor tersebut bermula dari sel-sel dalam lapisan dinding rahim atau endometrium. Jenis tumor ganas ini lazim diketahui sebagai kanker endometrium. Sebuah subtipenya yang cukup familiar ialah karsinoma endometrioid, yaitu suatu variasi adenokarsinoma pada endometrium. Beberapa jenis lainnya yang lebih jarang terjadi meliputi adenosarcoma dengan komponen stromal, carcinoma clear cell, serta carcinosarcomanya. Karcinosarkoma merujuk kepada kombinasi antara elemen-elemen adenokarsinoma dan sarkoma. -
Sarkoma:
Jenis kanker serviks ini tumbuh pada jaringan pengisi dari kelenjar rahim atau dalam miometrium, yang merupakan otot rahim. Tumor sarcoma menduduki sekitar 2% hingga 4% kasus kanker rahim. Beberapa subtipenya meliputi subtipe tumor sarcoma endometrial.
leiomyosarcoma
, sarkoma pada stroma endometrium, serta sarkoma yang belum diferensiasikan (
undifferentiated sarcoma
).
Kanker yang hanya menjangkiti leher rahim ditangani dengan cara yang berbeda dibandingkan kanker rahim secara keseluruhan.
3. Penyebab
Sebab spesifik dari kanker serviks belum dipahami dengan jelas. Akan tetapi, terdapat berbagai elemen yang bisa mendorong peningkatan peluang mengalaminya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Umur. Wanita dengan umur yang lebih senior memiliki risiko yang lebih tinggi.
-
Terapi penggantian hormon yang hanya terdiri dariโปรแصند
estrogen
setelah menopause. - Tamoxifen adalah obat yang umumnya dipakai untuk mencegah atau menyembuhkan kanker payudara.
-
Diabetes tipe 2
. - Riwayat pengobatan dengan radiasi pada daerah panggul.
- Kenaikan tingkat eksposur endometrium terhadap estrogen (dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti dimulainya siklus menstruasi di usia muda, belum pernah mengalami kehamilan, serta memasuki masa menopausa pada umur lanjut).
-
Sindrom ovarium polikistik (
PCOS
). - Sejarah kanker endometrium di keluarga.
-
Memiliki
retinoblastoma
(Kanker mata) pada usia anak-anak. -
Hiperplasia endometrium
. -
Beberapa ciri keturunan yang dimiliki, seperti
sindrom Lynch
.
4. Gejala
Gejala primer kanker serviks bisa mencakup:
- Perdarahan atau bercak dari vagina sesudah menopause.
- Aliran darah menstruasi yang berlebihan dan tidak normal.
- Perdarahan vagina yang terjadi di luar masa haid.
- Perubahan pada keputihan.
Beberapa gejala tambahan yang mungkin terkait dengan kanker rahim di antaranya adalah sebagai berikut:
- Bengkak atau benjol pada bagian perut atau di area panggul.
- Sakit pada area punggung bawah atau di sekitar tulang panggul.
- Nyeri ketika melakukan hubungan intim.
- Darah dalam urine.
5. Diagnosis
Dokter bisa menjalankan berbagai macam uji tuntas untuk mendeteksi kanker serviks, antara lain:
-
Pemeriksaan panggul:
Dokter akan menyentuh perut untuk mendeteksi adanya pembesaran atau benjolan. Sedangkan untuk pemeriksaan rahim, dokter akan mengenai area tersebut dengan cara memasukkan dua jari ke dalam vagina sementara tangan yang satunya lagi menekan perut dari luar. -
USG panggul:
Mengaplikasikan gelombang suara guna menghasilkan citra dari rahim dan ovarium. -
Biopsi endometrium:
Tabung plastik ramping dan memanjang yang dikenal tersebut memiliki nama
pipelle
Dimasukkan ke dalam vagina dan melewati serviks untuk mengambil sel-sel dari lapisan rahim secara perlahan, kemudian sampelnya akan dicek. -
Histeroskopi dan biopsi:
Tipe biopsi ini dijalankan saat prosedur histeroskopi berlangsung. Spesialis akan secara perlahan membuka leher rahim menggunakan alat bedah, setelah itu mereka akan mengekstrak sebagian kecil jaringan dari dinding dalam rahim guna pemeriksaan lebih lanjut terhadap adanya anomali.
Dokter kemungkinan besar akan mengharapkanmu melakukan tes tambahan, antara lain:
-
Sinar-X:
Mungkin perlu dilakukan ronthen dada guna mengecek kondisi paru-paru serta jantung. -
CT
scan:
Umumnya Anda akan menjalani pemeriksaan CT scan di area dada, abdomen, dan panggul. -
MRI:
Mengaplikasikan magnet berdaya tinggi bersamaan dengan radiowaves untuk menghasilkan citra detil struktur internal tubuh. -
Pemindaian PET:
Anda akan mendapatkan suntikan cairan gula kecil untuk membuat sel kanker menjadi lebih jelas pada proses pemeriksaan scan. -
Tes darah:
Bisa jadi meliputi pemeriksaan darah lengkap serta uji biomarker kanker.
Jika seorang dokter mendeteksi adanya kanker serviks, mereka akan mengatur serangkaian pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan tipe kanker tersebut serta mengevaluasi apakah kondisi sudah berkembangan hingga ke bagian tubuh lainnya di luar rahim. Hal ini dikenal sebagai tahap staging atau penandaan stadium penyakit.
staging
, serta bisa mencakup pemeriksaan darah dan pencitraan seperti CT, MRI, PET, dan rontgen dada.
Dokter akan mengidentifikasi tahapannya kanker menggunakan angka, mulai dari I sampai IV. Semakin kecil nomornya, semakin dini tingkat kemajuan penyakit tersebut.
Staging
menolong dokter dalam pembuatan prediksi dan penyusunan perencanaan terapi yang disesuaikan dengan pasien.
6. Pengobatan
Dokter mengadaptasi terapi kanker serviks agar sesuai dengan kondisi tiap pasien. Terapi kanker serviks bisa mencakup:
-
Operasi:
Prosedur ini dimaksudkan untuk membuang kanker dari dalam tubuh.
Histerektomi
Operasi pengangkatan rahim merupakan tindakan medis yang paling sering dilaksanakan. Bergantung pada jenis histerektomi yang dipilih, selain rahim, prosedur ini bisa mencakup pencopotan serviks, ovary, tabung falopi, serta kelenjar getah bening di area tersebut. Terapi tambahan seperti radiasi, kimia, atau metode perawatan lainnya mungkin dibutuhkan pasca operasi. Dokter bedah juga berpotensi menjalankan proses limfadenektomi atau penelitian tentang kelenjar getah bening sentinel. Pada tahap itu, dokter bedah memiliki opsi untuk melepaskan satu hingga beberapa kelenjar getah bening pelvis, lalu memeriksa hasil analisis di lab guna mendeteksi adanya penyebaran penyakit kanker ke daerah-daerah tersebut. -
Terapi radiasi
:
Berfungsi untuk menghancurkan atau merusak sel-sel kanker dengan cara memaparakannya terhadap radiasi. Terapi ini bisa dilakukan dengan dua metode: penggunaan mesin yang menyasar area tumor dari luar tubuh (yang disebut juga sebagai perawatan radiasi eksternal) atau melalui prosedur brachytherapy. Pada teknik brachytherapy, dokter akan meletakkan sebuah tabung kecil berisi bahan radioaktif langsung menuju daerah sekitar rahim lewat vagina. Tabung tersebut kemudian dipertahankan di posisinya antara satu malam sampai beberapa hari sambil memberi paparan radiasi kepada sel kanker. Proses seperti itu mungkin harus dijalani lebih dari sekali oleh pasien. -
Kemoterapi
:
Obat tersebut dipergunakan untuk membinasakan atau merusak sel-sel kanker. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara diminum atau disuntik. -
Terapi hormon:
Sejumlah hormon bisa mendorong pertumbuhan sel-sel kanker. Pengobatan hormonal dipakai untuk menangani ragam kanker tersebut. Metode ini berfungsi dengan cara meredukasi produksi hormon tertentu atau menjinakkannya. -
Terapi yang ditargetkan:
Obat ini diciptakan guna mengincar protein tertentu atau bagian lain dari sel kanker yang tak ada di dalam sel-sel normal. -
Imunoterapi:
Imunoterapi memakai obat-obatan untuk mengaktifkan atau mencegah respons sistem imunitas pada pasien itu sendiri agar bisa mendukungnya dalam melawan sel-sel kanker secara efektif.
Peluang penyembuhan pasien dengan kanker serviks bergantung pada berbagai elemen seperti usia, kondisi kesehatan umum, saat diagnosa dilakukan, dan tahap perkembangan kankernya.
Umumnya, wanita yang lebih muda serta mereka yang didiagnosis mengidap kanker pada tahap awal cenderung memiliki prognosis paling baik.
Setelah menjalani perawatan, walaupun pemeriksaan medis mungkin sudah tidak menemukan jejak sel-sel kanker, namun masih ada risiko penyakit tersebut datang kembali. Oleh karena itu, penting untuk rutin melakukan kontrol dengan dokter sehingga apabila kanker timbul kembali, bisa langsung dideteksi dan ditangani sedini mungkin.
Mayoritas waktu, kanker serviks tak bisa dihindari. Akan tetapi, Anda masih mampu mengambil tindakan guna mereduksi probabilitas terkenanya. Sebagai ilustrasi:
- Mengelola diabetes dengan baik.
- Menjaga berat badan yang ideal.
- Diskusikan dengan dokter mengenai pemakaian pil KB sebab hal tersebut bisa melindungi dari kanker endometrium.
Referensi
“Uterine cancer.”
Cancer Council.
Diakses Mei 2025.“Endometrial cancer statistics.”
World Cancer Research Fund.
Diakses Mei 2025.“Uterine Cancer (Endometrial Cancer)”
Cleveland Clinic.
Diakses Mei 2025.“Uterine Cancer.”
Yale Medicine
. Diakses Mei 2025.“Womb (uterus) cancer.”
National Health Service.
Diakses Mei 2025.“Cancer of the uterus.”
Better Health Channel
. Diakses Mei 2025.