- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, news, politics, politics and government, politics and lawgovernment, news, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
, Gorontalo –
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), sekali lagi menciptakan gelombang di arena politik dalam negeri.
Setelah mengakhiri masa jabatan presiden Republik Indonesia dalam dua periode, Jokowi sekarang menjadi incaran dua partai utama yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ke dua pihak itu pun dengan jujur mengatakan nama Jokowi di antara kandidat utama (caketum) yang dipertimbangkan pada Mei 2025 ini.
PSI Menginginkan Jokowi Calon Ketua Umum
PSI memulai proses penerimaan calon tim sukses (caketum) dari tanggal 13 sampai dengan 31 Mei 2025. Beberapa nama bermunculan dari berbagai wilayah salah satunya adalah Jokowi yang dipandang memiliki potensi menjadi kandidat kuat.
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, dengan terang-terangan mengharapkan agar Jokowi benar-benar mendaftar.
“Lalu apa bapak Jokowi akan mendaftar sebagai kandidat (Ketua Umum PSI)? Mari kita berdoa,” ujar Andy.
Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, menyatakan bahwa Jokowi masih meninjau kembali penawaran yang ada.
“Sekali lagi barusan Bapak menyatakan sedang berusaha keras untuk menentukan pilihan terbaik,” jelas Raja Juli usai pertemuan dengan Jokowi di Solo.
Apabila Jokowi mendaftar, dia memiliki potensi untuk bertarung melawan anaknya sendiri, Kaesang Pangarep, yang kini menduduki posisi sebagai Ketua Umum PSI.
Jokowi menyikapinya dengan tenang dan berkata, “Masih dalam tahap penghitungan, semua pasti harus dihitung.” Demikian katanya ketika melakukan kunjungan ke Karo, Sumatera Utara.
PPP Juga Lirik Jokowi
PPP pun tak ingin ketinggalan dan mulai mengincar Jokowi sebagai calon pemimpin yang menjanjikan untuk partai bermahkluk Ka’abah itu.
Ketua Majelis Syuro Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, menyatakan ada saran dari dalam partai yang ingin menjadikan Jokowi sebagai ketua umum.
“Beberapa ide sedang muncul, mengapa tidak kita ajukan langsung ke Pak Jokowi?” ujar Irfan.
Irfan mengatakan bahwa Jokowi punya latar belakang politik yang luas serta mahir dalam merancang strategi komunikasi politik di semua tingkatan.
“Berdasarkan pandangan saya, figur Bapak Jokowi terlihat sangat mahir dalam mengelola komunikasi politik. Saya merasa dia memiliki kemampuan untuk membuat sebuah partai dapat maju dan berkembang,” ungkapnya.
Irfan percaya bahwa bila Jokowi mengambil penawaran itu, PPP berpotensi untuk bangkit dan justru dapat memperoleh posisi ketua di DPR.
Meskipun demikian, sampai saat ini belum ada respon langsung dari Jokowi terkait penawaran yang diajukan oleh PPP.
Gerakan politik ini pasti menyita perhatian masyarakat. Apakah Jokowi akan kembali terlibat dalam arena politik aktif dan menjadi pemimpin di salah satu partai?
Atau mungkin dia akan menjadikan dirinya pihak yang netral dalam negeri? Mari kita saksikan bersama kemajuan berikutnya.
(*)