- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, personality types, psychology of everyday life, science, societyculture, personality types, psychology of everyday life, science, society - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
– Telepon genggam berbunyi, namun tindakan awal bukannya mengekspos panggilan itu, malah memberikan balasan dalam bentuk teks pendek sepeti, “Apa ada urusan?”. Bila skenario semacam ini tampak lumrah, kenyataanya kondisi demikian tidaklah mencolok atau ganjil.
Studi yang dilakukan di Inggris mengungkapkan bahwa sekitar 70% populasi antara usia 18 sampai 34 tahun cenderung lebih senang mengirim pesan lewat teks daripada menggunakan panggilan suara. Lebih jauh lagi, sepertiga responden menyatakan jarang sekali merespons telpon masuk.
Phenomenon ini tidak hanya sebatas sebuah kebiasaan sosial modern, namun juga menggambarkan sifat psikologis tertentu. Studi di area psikologi media dan ilmu kepribadian menyatakan bahwa individu yang selalu lebih memilih teks dibandingkan dengan suara memiliki cara berpikir tersendiri.
Berdasarkan laporan dari Geediting di hari Jumat (30/5), berikut adalah kelima karakteristik unik yang umumnya dimiliki oleh individu yang merasa lebih senang berinteraksi melalui pesan tertulis daripada melakukan panggilan telepon langsung.
1. Menghormati Besarnya Kemerdekaan dan Pengendalian Diri
Chatting membolehkan individu mengakses dan menjawab pesan pada waktunya sendiri, terbebas dari tekanan interaksi tatap muka langsung.
Beberapa penelitian terhadap pelajar mengindikasikan bahwa individu dengan tingkat otonomi dan perasaan kontrol yang kuat kecenderungan lebih suka menggunakan metode komunikasi tidak langsung seperti pesan teks, surel, atau obrolan daring.
Untuk orang-orang semacam itu, telpon dirasakan sebagai interupsi yang mengganggu aktivitas mereka. Di sisi lain, pesan teks memberikan kesempatan untuk menentukan ritme komunikasi, menyusun kalimat secara perlahan dan tetap menjaga jarak emosi ketika diperlukan.
2. Proses Pengolahan Data yang Kompleks dan Membutuhkan Waktu
Orang-orang yang biasanya memilih teks sering disebut sebagai komunikator yang reflektif. Mereka kebanyakan diam dalam lingkungan sosial langsung, namun mereka dapat mengomunikasikan ide-ide secara mendalam dan terstruktur ketika memiliki cukup waktu.
Studi bahasa tentang ratusan ribu obrolan lewat SMS mengindikasikan bahwa orang-orang yang seringkali berkirim pesan singkat cenderung memakai tatanan kalimat serta vocabularies yang lebih rumit ketimbang bercakap-cakap secara lisan.
Tendensi untuk berfikir secara mendalam terkait erat dengan sifat ketelitian yang tinggi. Mereka cenderung menyusun kata-kata dengan hati-hati agar dapat mencegah adanya kesalahan dalam penyampaian pesan tersebut, dan mereka juga menunjukkan peningkatan pada kapabilitas penghafalan detil informasi setelah proses itu dilakukan.
3. Sadar akan Tuntutan Sosial dan Khawatir atas Ketakutan Berkomunikasi Secara langsung
Rasanya takut akan panggilan telepon, yang saat ini disebut sebagai telephonophobia, sudah diketahui sebagai jenis ketakutan sosial spesifik yang nyata dan sering dialami.
Studi tentang pemetaan otak menyatakan bahwa di dalam otak orang-orang yang memiliki cemas sosial, area yang bertugas merespons ancaman menjadi aktif bahkan sebelum teleponnya disambungkan–suatu respon yang tak tampak ketika mereka mendapat pesan teks.
Menariknya, orang-orang yang memiliki tingkat kepekaan ini biasanya sangat simpatetik. Mereka enggan membuat orang lain kecewa atau mengucapkan sesuatu yang salah, sehingga lebih memilih untuk merespons dengan kata-kata yang dipertimbangkan secara matang dan ditulis ketika ada cukup waktu untuk berpikir.
4. Menguasai Empati dalam Dunia Digital serta memiliki Kreativitas Bahasa yang Profesional
Berkomunikasilah melalui pesan teks membutuhkan ketepatan dalam mengungkapkan perasaan dan arti di lingkungan yang sempit. Ini malah mendorong pengembangan kreativitas serta kemampuan berbicara secara lisan.
Studi tentang sifat manusia mengindikasikan bahwa orang yang sering mengirim pesan biasanya mendapatkan nilai tinggi di bidang kemauan mencoba hal baru dan pemahaman bahasa yang baik. Mereka dapat menjelaskan tujuan mereka secara tepat melalui emotikon, singkatan, atau lelucon berdasarkan situasi.
Keterampilan ini pun membuat mereka makin mahir dalam mendeteksi serta memberi nama pada berbagai emosi. Di lingkungan psikologi, teknik-teknik semacam mencatat harian atau merujukkan perasaan melalui teks ternyata meningkatkan ketanggapan emosional.
5. Komunikator Efektif Berfokus pada Sasaran
Orang-orang yang preferensi utamanya adalah mengirim pesan teks biasanya memiliki gaya komunikasi sederhana. Mereka mengevaluasi setiap metode komunikasi dengan melihat tingkat keterampilannya serta sejauh mana hal itu sesuai kebutuhan mereka.
Penelitian mengindikasikan bahwa individu semacam itu cenderung lebih baik dalam hal pengaturan waktu serta memiliki kecenderungan fokus pada tujuan. Mereka memakai pesan singkat untuk sinkronisasi instan, sementara panggilan telefon dipergunakan terutama untuk topik-topik krusial atau diskusi berisi emosi.
Sebaliknya dari mengindikasikan kurangnya minat, kebiasaan ini malah memperlihatkan strategi pengalokasian energi mental yang bijak. Mereka memahami kapan harus fokus sepenuh hati dan kapan cukup dengan penyampaiannya dekat pada intinya.
Belum tentu begitu. Tiap jenis komunikasi punya keistimewaan tersendiri. Telepon bisa menghadirkan keterikatan emosi serta mempermudah penjernihan pemahaman, sedangkan pesan tertulis memberi ruang untuk berpikir dengan tenang dan mencatat informasi secara lebih terstruktur.
Memahami metode berkomunikasi yang cocok dengan karakteristik diri sendiri dapat mendukung pembentukan ikatan interpersonal yang lebih baik dan saling menghargai. Hal utamanya adalah melakukan adaptasi serta menjalin dialog jujur perihal kecenderungan masing-masing.
Apabila Anda lebih senang menggunakan pesan, beritahukan bahwa respons mungkin agak lambat sebab diperlukan waktu untuk memberi tanggapan dengan hati-hati. Hanya gunakan panggilan suara ketika ada pembicaraan yang benar-benar memerlukan keterikatan emosional.
Pada akhirnya, pilihan cara berkomunikasi merupakan cerminan dari aspek kepribadian individu, sama seperti gaya belajar dan irama biologis mereka. Mengenali hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi, melainkan juga mendorong pemahaman yang lebih mendalam di antara satu sama lain.