- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
incident, local news, news, news media, politicsincident, local news, news, news media, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
Laporan Jurnalis, Abdul Humul Faaiz
, PARIMO –
Banjir besar melanda area Desa Maleali, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada hari Jumat (7/6/2025) malam.
Sehingga, sebuah jembatan penting pada rute Trans Sulawesi runtuh dan tak bisa dilewati oleh sepeda motor ataupun mobil.
Jembatan yang cacat tersebut adalah satu-satunya jalur nasional yang terhubung dengan kabupaten Poso dan Parigi Moutong.
Keadaan itu menimbulkan antrian kendaraan yang membentang jauh ke dua arah, mulai dari Poso hingga Parigi.
Berdasarkan video yang disampaikan oleh BPBD Parigi Moutong, terdapat sebuah lobang lebar di atas badan jembatan tersebut, sehingga menyumbat lalu lintas dan membahayakan keamanan para pengendara.
Beberapa penduduk terlihat berani menyeberangi area tersebut menggunakan tumpukan kayu dan papan sebagai jalan alternatif.
Kondisi tersebut mengakibatkan kelumpuhan total dalam hal distribusi logistik dan pergerakan penduduk selama beberapa jam setelah insiden terjadi.
Plt Kepala Penyelenggara BPBD Parigi Moutong, Rivai, mengakuinya bahwa terjadi banjir di Desa Maleali sehingga merusak jembatan setempat.
“Banjir disebabkan oleh hujan deras yang turun di daerah hulu sungai,” jelas Rivai ketika dimintai keterangan pada hari Sabtu, 8 Juni 2025.
Dia menyebutkan bahwa air sungai naik dengan deras dan menabrak bagian dasar jembatan sehingga merusak pondasi serta lapisan aspalnya.
Menurut Rivai, tim telah mengoordinasikan langkah-langkah bersama BWS Sulawesi III Palu guna menangani proses normalisasi sungai.
Kerusakan pada jembatan tersebut sudah dilaporkan kepada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJAN) di Palu agar dapat ditangani dengan segera.
“Untuk jembatan yang rusak, kami telah melaporkannya kepada Balai Jalan Nasional,” terang Rivai.
Dia menyebutkan bahwa air di sungai telah perlahan berkurang dan timnya terus mengamati kondisi di lokasi tersebut.
Warga menginginkan tindakan cepat diambil supaya kegiatan ekonomi dan sosial dapat kembali seperti semula.
Sampai berita ini dirilis, belum ada mesin berat maupun staf teknikal yang dikirim untuk memperbaiki jalan itu. (*)