- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, emergencies, government, local news, newsdisasters, emergencies, government, local news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
, MARTAPURA —
Hujan lebat yang membanjiri Kecamatan Martapura, di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, pada hari Senin (05/05/2025), mulai turun dari jam 18.30 WIB, menyebabkan jalan Merdeka sekali lagi tenggelam dalam air bah.
Sebenarnya, area tersebut merupakan salah satu jalur protokol yang terdapat di Kecamatan Martapura.
Air menggenangi jalanan tidak lama setelah hujan berhenti, memperburuk ketidaknyamanan bagi penduduk lokal maupun para pengemudi yang melewatinya.
Observasi dilakukan di tempat kejadian, air sudah mulai meluap dan membanjiri jalanan yang berada antara wilayah pemakaman sampai dengan depan SMK Kesehatan Binamarta.
Terkadang, banjir bahkan merembes sampai ke area pemukiman penduduk. Hal ini diyakini disebabkan oleh sistem drainase yang kurang efisien.
Andika, seorang penduduk yang bertempat tinggal di tepi Jalan Merdeka, menyatakan telah merasakan kekhawatiran yang cukup besar terhadap situasi itu.
“Sudah hanya setengah jam hujan, jalanan sudah terendam air, kak. Air di jalan merembes masuk ke pekarangan rumahku sehingga membuat rumahku pun ikut banjir,” keluhnya pada hari Selasa (06/05/2025).
Beberapa orang berpendapat bahwa kualitas saluran pembuangan air yang buruk menjadi faktor utama banjir. Saluran air yang dibiarkan rusak atau ditutupi oleh konstruksi gedung dan area perdagangan menyebabkan air hujan sulit untuk mengaliri dengan lancar.
“Menurut Andika, seharusnya pemerintah mengedepankan peningkatan sistem drainase. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kenyamanan, tetapi juga merupakan masalah keselamatan serta kesejahteraan warga. Genarnya air dapat menjadikannya tempat tumbuh biak bagi berbagai penyakit,” tambahnya.
Septian, seorang penduduk lainnya, juga menyebutkan bahwa masalah banjir di Jalan Merdeka bukanlah sesuatu yang baru terjadi.
“Sudah berlalu beberapa dekade hal ini terus terjadi. Setiap kali musim hujan tiba, selalu saja genangan airnya muncul. Namun, sampai sekarang tidak ada langkah konkret yang diambil oleh pihak pemerintahan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa hujan singkat pun telah menciptakan genangan air yang cukup dalam.
“Bukan saja mengganggu penduduk lokal, tetapi juga menciptakan ancaman bagi para pengendara,” tegasnya.
Dia juga menyebutkan bahwa banjir tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga memiliki dampak pada kondisi kesehatan serta perekonomian penduduk setempat.
“Kalau malam, genangan ini yang cukup tinggi ini bisa menyebabkan kecelakaan. Selain itu, air kotor bisa jadi sumber penyakit, terutama untuk anak-anak. Warung-warung di sepanjang jalan pun sering tutup lebih cepat karena sepi pembeli saat hujan,” ujar Septian dengan nada kecewa.
Salah satu pengendara motor, Rika (28), yang setiap hari melintas di jalan tersebut juga mengungkapkan kekhawatirannya.
“Sesudah turun hujan, jalannya mirip dengan aliran sungai. Sangat berbahaya, terutama di waktu malam. Motor sudah banyak yang mogok akibat ketinggian air dan genangan yang menggenangi jalan,” katanya.
Dia menyebutkan pula bahwa banyak pengemudi pada akhirnya memilih untuk menggunakan rute alternatif yang lebih panjang hanya agar terhindar dari banjir.
“Tetapi tidak setiap orang dapat memilih rute alternatif, sebab ini adalah jalan utama. Jika pemerintah tetap diam, situasi ini akan semakin buruk dari tahun ke tahun,” tandasnya.
Masyarakat mengharapkan agar pihak pemerintah setempat secepatnya ambil langkah untuk merehabilitasi sistem Drainase. Selain itu, mereka juga mendesak adanya sanksi terhadap para developer yang dengan seenaknya menutup aliran air demi keuntungan pribadi.
Apabila keadaan ini tetap diabaikan, hal itu akan memperburuk masalah bagi warga setempat, khususnya ketika musim hujan datang.
Temukan berita seru lainnya di
Google News
Gabung dan ikut serta dalam grup WhatsApp tersebut.
Tribunsumsel