- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
android, smartphones, software and applications, technology, technology trendsandroid, smartphones, software and applications, technology, technology trends - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
17
lowongankerja.asia
– Lebih dari sepuluh tahun, perangkat Android buatan HP menguasai pasaran telepon genggam pintar global.
Menurut laporan dari perusahaan penelitian Counterpoint Research, smartphone yang menggunakan sistem operasi Android mendominasi sektor pasarnya di seluruh dunia dengan angka 74% pada kuarter keempat tahun 2024. Ini menunjukkan jumlah yang cukup signifikan ketimbang penggunaan iOS milik Apple, yang hanya mencapai pangsa pasar sebesar 22%.
Namun, penguasaan sistem operasi Android di pasaran telefon pintar dunia menghadapi cabaran baru.
Karena itu, sejumlah pemasok telepon genggam dari Tiongkok seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi dilaporkan berencana untuk mengembangkan sistem operasi sendiri yang tidak terikat pada jasa Google.
Seperti diketahui, perangkat dengan sistem operasi Android akan mendapatkan dukungan dari aplikasi dan layanan Google (dikenal sebagai Google Mobile Service/GMS).
Melalui GMS, ponsel cerdas berbasis Android akan dilengkapi dengan sejumlah aplikasi asli dari Google, antara lain YouTube, Google Search, Google Maps, dan Google Drive. Selain itu, ketiga aplikasi tersebut dapat dieksekusi secara lebih lancar pada sistem operasi Android.
Apakah Xiaomi, Oppo, dan Vivo bakal mencabut dukungan dari Google?
Xiaomi, perusahaan induk di balik merk dagang Redmi dan Poco, dipercaya sedang mengerjakan HyperOS 3.
Sistem operasi ini dikabarkan tidak akan menyokong layanan Google. Hal itu mirip dengan HarmonyOS yang diciptakan oleh Huawei.
Menurut laporan
XiaomiTime
, website yang sering mengikuti perkembangan perangkat lunak HyperOS, Xiaomi tidak bergerak sendirian.
Xiaomi dikabarkan bekerja sama dengan Huawei beserta vendor lain yang termasuk dalam grup BBK, yaitu Oppo, Vivo, dan OnePlus. Informasi ini disampaikan oleh KompasTekno berdasarkan laporan dari Giz China pada hari Rabu, 14 Mei 2025.
Artinya, di masa depan, sistem operasi pada smartphone buatan Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus mungkin takkan mensupport layanan Google seperti halnya dengan Huawei.
Belum jelas apakah informasi tersebut akurat atau tidak. Jika terwujud, besar kemungkinan ponsel Xiaomi, Oppo, dan Vivo yang tak termasuk layanan Google akan dipasarkan secara eksklusif di pasar dalam negeri Cina saja.
Karena, penggunaan aplikasi Google di negeri tersebut memang telah ditentangi. Sebaliknya, mendistribusikan ponsel pintar tanpa layanan Google di pasaran internasional bakal jadi hambatan tersendiri untuk produsen.
Akhir era Android?
Tidak hanya berdampak pada produsen ponsel pintar saja. Ini juga akan menjadi ujian bagi Google.
Karena Xiaomi, Oppo, dan Vivo adalah ketiganya merk ponsel pintar asal Tiongkok yang berada di posisi terdepan secara global, demikian menurut laporan baru-baru ini dari Canalys.
Berdasarkan laporan dari Canalys, Xiaomi menempati posisi ketiga dalam daftar merk ponsel pintar global terkemuka pada triwulan pertama tahun 2025 dengan market share sebesar 14%. Di belakangnya, Vivo dan Oppo mengikuti di peringkat empat dan lima dengan masing-masing memiliki pangsa pasarnya yang mencapai 8%.
Sebaliknya, pasarnya untuk sistem operasi HarmonyOS dari Huawei pun mulai terlihat menggila.
Menurut laporan dari Counterpoint Research, porsi pasarnya HarmonyOS secara global meningkat hingga 4% pada akhir tahun 2024. Ini menjadikan sistem operasi HarmonyOS sebagai yang ketiga terbesar di seluruh dunia menyusul Android dan iOS.
Tidak mustahil bahwa pasarnya untuk HarmonyOS bakal terus bertambah luas, karena Huawei pun kian gigih dalam mendistribusi telepon pintarnya ke seluruh dunia diluar Tiongkok.