- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
cities and towns, cuisine, food culture, local news, popular culturecities and towns, cuisine, food culture, local news, popular culture - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
9
SAMPIT
– Untuk para pecinta makanan pedas, nama Pentol Kobes telah tidak terdengar asing lagi oleh penduduk Sampit, yang berada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Makanan kecil berbentuk bola-bola seperti bakso ini telah menjadi favorit tersendiri bagi penduduk Sampit, terlebih untuk kaum remaja. Rasa pedasnya yang mantap membuat orang-orang ketagihan dan ingin mencicipi lagi.
Terkenal sebagai hidangan istimewa di Kecamatan Kota Besi atau biasanya dipanggil Kobes, Pentol Kobes yang terletak di Jl. Tjilik Riwut Kilometer 17 memiliki cita rasa gurih dengan kuah pedas yang begitu menggoyangkan lidah. Keunikan tersebut telah menciptakan pengecinta setia untuk jenis pentol satu ini.
“Saya rela naik sepeda motor dari tengah kota ke Kobes hanya untuk mencicipi Pentol Kobes yang spesial. Rasa pedasnya berbeda, tidak seperti otentik pentol pedas lainnya,” jelas Mufti Dina Aulia dengan senyum tipis.
Pengalaman menyantap pentol kobes sungguh menjadi momen menarik. Umumnya hidangan tersebut disuguhkan di dalam piring berukuran mini kemudian dituang dengan saus kaldu pedas yang membedakannya. Akan tetapi tenang saja, bagi para tamu yang tidak sukai rasa pedas, camilan ini pun hadir dalam tipe asli yang masih lezat dan menggiurkan.
“Pertama-tama, saya hanya menganggap ini adalah otak penyet normal. Namun setelah mencobanya, saya langsung jatuh hati. Ini tidak seperti otak penyet pada umumnya. Rasanya asin yang membuat ketagihan,” ujar Rika, seorang pengunjung tambahan.
Menggoda perhatian, camilan populer tersebut awalnya dimulai secara sederhana oleh sang pemilik, Zainal Abidin. Dia menceritakan bahwa usaha dagangnya telah dimulai pada tahun 2018 dari dalam rumah pribadinya sendiri. Kadang-kadang dia menjual produknya dengan memanfaatkan sebuah mobil piknik di area seputaran Bundaran Nanas, Kecamatan Kota Besi.
“Saya memulai bisnis ini pada tahun 2018, awalnya hanya berjualan di rumah menggunakan pikap. Seringkali saya menjajakan produk di sekitar bundaran Nanas. Saat itu belum terbayangkan akan menjadi sebesar ini,” ujar Zainal ketika ditemui oleh Kalteng Pos, Jumat (30/5/2025).
Karena peminatan yang tinggi, Zainal kemudian mendirikan sebuah restoran dengan suasana yang lebih menyenangkan. Usaha tersebut sekarang semakin ramai dikunjungi oleh pelanggan. Tidak hanya orang-orang dari Sampit saja, tetapi penduduk dari daerah lain pun mulai berkunjung ke lokasi bisnisnya ini. “Seiring berjalannya waktu, kami telah menambahkan gazebo sehingga para tamu dapat menikmati hidangan mereka dengan tenang,” ungkapnya.
Dia menuturkan bahwa dalam sehari dia dapat menggunakan beberapa kilogram daging ayam untuk membuat ribuan butir pentol khasnya. Dengan demikian, pendapatan harian yang didapatkannya mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah.
“Harian saya mampu menjual sekitar 20 hingga 25 kilogram daging ayam. Ketika akhir pekan atau hari libur, jumlah tersebut dapat mencapai 40 kilogram. Alhamdulillah, bisnis ini selalu ramai. Pendapatan bersih setiap bulannya bisa menyentuh angka puluhan juta rupiah,” ungkapnya.
Tidak mengherankan bila pentol kobes sekarang telah jadi simbol makanan khas Sampit yang selalu dicari oleh para pelancong. Ada pula mereka yang khusus singgah hanya untuk mencicipi kelezatan dari pentol berisi sambal pedas tersebut.
Walaupun penampilannya biasa, pentol kobes sukses menarik perhatian banyak insan. Campuran cita rasa gurih, saus pedas yang menggugah selera, serta harganya yang terjangkau membuat camilan ini menjadi favorit yang tak mudah untuk dilupakan. Jika Anda sedang berkunjung ke Sampit, pastikan tidak melewatkan kesempatan menyicipinya; nikmati sendiri sensasi pedasnya yang bisa memunculkan senyuman spontan di wajah Anda!
(mif/ram)