- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, commerce, exports, government, newsbusiness, commerce, exports, government, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
lowongankerja.asia
, JAKARTA — Serikat Petani Indonesia (SPI) mengirimkan pesan kepada pemerintah apabila suatu hari nanti Indonesia berencana untuk melakukannya.
ekspor beras
umum.
Ketua Umum SPI Henry Saragih berharap bahwa eksport padi tak sebatas bertujuan untuk tujuan bisnis saja, melainkan juga demi kemanusiaan serta persatuan, terutama bagi negara-negara yang kurang mampu.
stok pangan
.
“Oleh karena itu, alasan utamanya adalah bahwa padi tidak ditujukan untuk tujuan bisnis, melainkan untuk solidaritas dan kepedulian manusia,” ujar Henry saat diwawancara oleh Bisnis pada hari Sabtu, 25 April 2025.
Dua kekhawatiran yang dihadapi oleh Henry terkait dengan ekspor pemerintah tersebut.
beras
Hanya fokus pada aspek bisnis saja. Awalnya, sejumlah besar lahan di dalam negeri akan dipergunakan untuk pertanian, mirip dengan bagaimana hutan-hutang saat ini direncanakan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Henry cemas, bahwa perubahan penggunaan lahan skala besar berpotensi menghancurkan ekosistem sekitar.
“Oleh karena itu, jika ukuran ladang padi ini ditingkatkan menjadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar, contohnya hingga mencapai 20 juta hektar, hal tersebut bisa menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan di Indonesia. Ini lah yang membahayakan,” katanya.
Keengganan lain adalah takut bahwa beras dari Indonesia akan menjejalkan pasarnya ke dalam negeri-negara tetangga. Ia berpendapat bahwa situasi seperti itu harus dihindari karena bisa merugikan stabilitas global.
Henry menyatakan bahwa organisasinya berpendapat setiap negara perlu menghasilkan makanan sendiri-sendiri. Dia meyakini bahwa Indonesia tak seharusnya tergantung pada pasokan pangan asing dan demikian juga sebaliknya.
“Itulah dasar dari kedaulatan pangan,” tandasnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pernah menyatakan bahwa Malaysia berencana untuk mengimpor beras dari Indonesia karena kekurangan pasokan dan harga beras yang melambung tinggi di sana.
“[Tentang pembicaraan dengan Malaysia], ada yang bertanya apakah kita [Malaysia] dapat mengimpor beras dari Indonesia?” ujar Amran saat memberikan keterangan pers di Kantor Kementan pada hari Selasa, 22 April 2025.
Merespon permohonan itu, Amran mengatakan bahwa Indonesia sementara tidak dapat mengeksportasi beras. Ini disebabkan karena Indonesia sedang berfokus pada pengelolaan persediaan padi dalam negerinya terlebih dahulu.
“Saya sebut bahwa kita akan menyimpan stok terlebih dahulu. Mari periksa kondisi cuaca, agar tak mengalami ketidaksesuaian,” katanya.
Baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan untuk mengizinkan ekspor beras umum ke beberapa negara yang sedang mencari pasokan beras.
Pemimpin negara tersebut menyebut bahwa sejumlah negeri telah menghampiri Indonesia dengan niat untuk membeli beras. Informasi ini disampaikan kepada Prabowo oleh Menteri Pertanian (Mentenan), Andi Amran Sulaiman, serta Menko Pangan, Zulkifli Hasan.
“Saya menerima informasi dari Menteri Pertanian dan Menko Pangan tentang beberapa negara yang meminta kami mengirimkan beras kepada mereka. Saya pun menyetujui dan memberikan instruksi untuk melakukan pengiriman tersebut,” ujar Prabowo saat menyampaikan pidatonya di acara Peluncuran Program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) seperti dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden pada hari Kamis, 24 April 2025.
Dia menggarisbawahi bahwa Indonesia perlu menunjukkan jika negara kita sekarang adalah sebuah bangsa yang mampu mendukung bangsa lain, bukannya negeri yang selalu ingin diberi bantuan.
Mewakili kepentingan kemanusiaan, Prabowo mengharapkan bahwa Indonesia tidak harus mendapatkan laba berlebih dari ekspor beras. Baginya, hal utama adalah biaya produksi, transportasi, sertaadministrasi dapat menutupi pengeluaran atau modal mereka.
“Jika perlu berdasarkan kemanusiaan, kita tidak harus mencari keuntungan besar; yang terpenting adalah biaya produksi ditambah dengan biaya transportasi dan administrasi,” tandasnya.