- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
financial markets, investing, investing business news, investing market news, newsfinancial markets, investing, investing business news, investing market news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
lowongankerja.asia
– Bursa efek Indonesia dimulai dalam kondisi positif pada awal minggu ini, yakni pada hari Senin (19/5). IHSG saat memulai sesi pagi ini tercatat di posisi 7.115 dengan kenaikan sebesar 9,163 poin atau setara dengan 0,13 persen.
Menurut data dari RTI Business, pergerakan saham di Indonesia berfluktuasi dan sempat masuk zona merah mendekati angka 7.093, namun kemudian mengalami kenaikan menjadi 7.136 atau sebesar 0,42 persen pada pukul 10:32 WIB.
Volume perdagangan pada pembukaan sesi ini tercatat sebesar 428.989 saham dengan total nilai transaksinya senilai Rp 258.659 miliar yang terjadi dalam 34.821 kali transaksi.
Di awal sesi trading, total 269 saham menunjukkan kenaikan, 73 saham berkurang nilainya, sementara 242 saham lainnya tetap stabil tanpa ada perubahan signifikan.
Selama periode perdagangan dari 19 hingga 23 Mei 2025, Community & Retail Equity Analyst Lead di PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menyarankan kepada para pedagang agar memperhatikan dua faktor utama dalam minggu tersebut yaitu tingkat suku bunga serta penyesuaian indeks MSCI.
Trader harus memperhatikan keputusan tingkat suku bunga Bank Indonesia pada hari Rabu (21/5) minggu ini, yang diperkirakan akan tetap stabil atau tidak berubah. Walau bagaimanapun, kemungkinan untuk menurunkan suku bunga semakin muncul lagi karena adanya penguatannya nilai tukar rupiah serta kondisi daya beli di dalam negeri yang lesu.
Berikutnya, menjelang akhir bulan ini akan ada penyesuaian indeks oleh MSCI terkait dengan IHSG. Penyesuaian ini bakal memberikan dorongan lebih bagi pergerakan IHSG kedepannya. Ini disebabkan karena porsi portofolio yang dimiliki investor asing saat ini masih cukup rendah dibandingkan dengan patokan acuan seperti MSCI, papar Angga.
Untuk menanggapi perubahan pasar sesuai dengan pemicu utama tersebut, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengusulkan beberapa saham yang diperkuat oleh fitur Booster Modal yang menyediakan tambahan modal untuk para pedagang.
Sebagai saran, kami juga menyarankan beberapa opsi obligasi yang bisa dipertimbangkan melalui IPOT Bond. Ini adalah fitur baru dari IPOT yang membantu para investor perorangan dalam membeli obligasi dengan harga lebih bersaing daripada layanan sejenis lainnya.
1. Beli PTBA (Harga Saat Ini: 2.860, Entri: 2.860, Harga Target: 3.000 (+4,9%), Batas Kerugian: < 2.770 (-3,1%) dengan Rasio Imbal Balik Risiko sebesar 1:1,6). PTBA telah melakukan breakout bersamaan dengan meningkatnya volume transaksi serta didukung oleh proses akumulasi. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh perjanjian pengurangan tariff impor antara China dan Amerika Serikat, sementara itu permintaan terhadap batubara Indonesia mengalami pemulihan pada April 2025 yang lebih baik daripada tiga bulan awal tahun ini.
2. Beli TINS (Harga Saat Ini: 1.175, Entri: 1.175, Harga Target: 1.250 (+6,4%), Batas Kerugian: < 1.130 (-3,8%) serta Rasio Risiko Keuntungan = 1:1,7). TINS sudah mendapatkan instruksi dari Holding BUMN Industri Pertambangan yaitu MIND ID sebagai pemilik sahamnya untuk mengakselerasi pengembangan bahan langka seperti unsur tanah jarang (Rare Earth Element atau REE) dan juga proses downstream-nya.
3. Belilah TLKM (Harga Saat Ini: 2.740, Entri: 2.740, Harga Target: 2.860 (+4,4%), Batas Kerugian: kurang dari 2.670 (-2,6%) dengan Rasio Risiko-Kepentingan Sebesar 1:1,7). Asing telah melakukan pembelian neto senilai 73 miliar terkait penurunan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang berpotensi memengaruhi perdagangan global.
4. Beli Obligasi FR0059. Ini bisa jadi opsi untuk memperluas portofolio Anda dengan risiko rendah ketika prospek tingkat bunga diperkirakan akan terus merosot. Apabila suku bunga menurun, harganya biasanya meningkat. IPOT menganjurkan FR0059 bagi para pemodal karena memberikan hasil yang cukup baik dalam program IPOT Bond.