- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
crime, incident, news, police reports, tragediescrime, incident, news, police reports, tragedies - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
10
PEKANBARU, lowongankerja.asia
Rukayah (58) serta putrinya yang berusia 43 tahun, bernama Ridiwan, ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah pompong atau kapal bersilinder di perairan Sungai Indragiri, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), provinsi Riau.
Keduanya diperkirakan terkena petir.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Inhil, AKP Budi Winarko, menyebutkan setelah dilakukan pemeriksaan medis, ternyata tidak ada bukti adanya cedera akibat benturan dengan objek keras maupun perlakunya menggunakan senjata tajam pada jasad korban.
“Hasil pengolahan Tempat Kejadian Perkara menunjukkan bahwa kedua korban diperkirakan meninggal akibat tersambar petir ketika berada di perairan Sungai Indragiri pada hari Senin (5/5/2025) sekira pukul 12:00 WIB,” ungkap Budi lewat pesan WhatsApp kepada lowongankerja.asia pada hari Kamis (8/5/2025).
Budi menyatakan bahwa orang pertama yang menemukan korban adalah seorang saksi dengan nama Umar.
Ketika itu, Umar bergerak dari Teluk Temilah ke Kampung Bekawan sambil mengayuh perahu terapung tradisional.
Selanjutnya, saksi menyaksikan sebuah perahu layar berada di permukaan air dengan mesin yang tidak berfungsi.
“Saksi mengenal perahu korban tersebut. Ia sempat berteriak memanggil si pengemudi, tetapi tidak ada respons. Setelah itu saksi mendekati perahunya lagi dan menyadari bahwa keduanya telah tidak bergerak,” jelas Budi.
Korban Rukayah ditemukan dalam posisi terlentang, sementara Ridiwan ditemukan sedang duduk bersandar.
Menanggapi situasi itu, Umar segera mengajukan bantuan kepada Satpolairud Polres Inhil.
Berikutnya, petugas dari Satpolairud serta Satreskrim Polres Inhil melakukan evakuasi terhadap kedua korban menuju RSUD Puri Husada di Temblengan, Inhil.
Kedua korban diketahui memiliki luka serpihan, wajah terbakar, serta lengan yang tampak seperti mengalami luka bakar.
Menurut Budi, di dalam pompongan tersebut ditemukan berbagai barang keperluan pokok seperti bahan makanan yang diprediksi merupakan pembelian korban untuk dijual kembali di desanya bernama Desa Bekawan.
Di samping itu, terdapat sejumlah dana, telepon genggam, serta televisi berukuran baru milik sang korbannya.