Harga Emas Diprediksi Turun Minggu Depan: Inilah Alasannya

Harga Emas Diprediksi Turun Minggu Depan: Inilah Alasannya


lowongankerja.asia.CO.ID – JAKARTA.

Kemarinian perubahan harga emas global minggu ini mencerminkan fluktuasi yang signifikan. Beberapa penyebabnya termasuk tensi geo-politis, pertumbuhan keuangan di AS, serta peluncuran informasi ekonomi bervariasi tersebut.

Menurut data dari Trading Economics, harga emas meningkat sebesar 3,84% dalam seminggu dan pada periode 24 jam terakhir naik menjadi 0,73% hingga mencapai angka US$ 3.324 per ons troy di hari Jumat (23/5) pukul 15.49 WIB.

Andy Nugroho, Analis Utama dari Dupont Futures Indonesia, menjelaskan bahwa harga emas pernah naik dengan cepat usai Presiden Donald Trump mengungkapkan niatnya untuk menerapkan pengurangan pajak yang diyakini dapat meningkatkan hutang negara sebesar US$ 3,8 triliun selama sepuluh tahun ke depan.

Kebijakan fiskal itu juga menyebabkan lembaga penilai keuangan Moody’s mengurangi peringkat kredit pemerintahan Amerika Serikat.

“Langkah tersebut dianggap oleh pasar sebagai indikasi peningkatan risiko fiskal, yang kemudian mendorong para investor untuk kembali berinvestasi di emas sebagai sarana perlindungan,” jelasnya dalam analisis mingguannya pada hari Jumat (23/5).

Pada saat yang sama, peningkatan tensi di Timur Tengah serta hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China masih memainkan peran sebagai faktor pendukung positif untuk minat pada emas. Di tengah lingkup dunia yang dipenuhi keragu-raguan, aliran dana menuju instrumen-instrumen perlindungan semacam logam mulia tetap berlanjut.

Sebaliknya, peningkatan data PMI sektor manufaktur dan layanan di Amerika Serikat untuk bulan Mei telah mendorong tekanan terhadap harga emas dalam jangka pendek, berkat adanya keyakinan baru tentang pemulihan ekonomi AS. Akibatnya, pandangan pasar menjadi bercabang antara ekspektasi positif mengenai keseimbangan perekonomian dan rasa cemas soal kelangsungan anggaran negara.

Secara teknis, Andy menilai bahwa gabungan antara pola candlestick dengan Moving Average menunjukkan penurunan kekuatan trend.
bearish
sebelumnya telah terbentuk. Walaupun pernah mengalami koreksi, tekanan penjualan belum cukup besar untuk mendorong harga turun dengan signifikan, menunjukkan karakteristik pasar tersebut.
wait and see
dari pelaku pasar.

Bagi minggu depan, Andy meramalkan bahwa harga emas kemungkinan akan tetap melemah hingga mencapai level US$ 3.070 per troy ounce, terlebih lagi bila sentimen yang pro-risiko kian mendominasi pasar serta nilai dolar Amerika Serikat meningkat.

“Ini terwujud jika data ekonomi Amerika Serikat yang segera diumumkan mengindikasikan peningkatan tambahan, sehingga memundahkan dugaan pengurangan tingkat suku bunga oleh The Fed,” ucapnya.

Namun, peluang
rebound
Tetap waspada ketika harga berhasil menembusi resistansi utama di level US$ 3.405 per ons troi. Apabila titik tersebut dilampaui, komoditas emas memiliki potensi untuk merangkak naik hingga mencapai angka US$ 3.500, terlebih lagi bila didorong oleh meningkatnya tensi geopolitis atau penurunan yang cukup signifikan dari nilai Dolar Amerika Serikat.

“Kebijakan fiskal yang akan dijalankan setelah disetujuinya Rancangan Undang-Undang tentang Pajak pun akan menjadi perhatian penting bagi pasar, sebab bisa menambah kesan negatif mengenai keseimbangan anggaran pemerintah Amerika Serikat,” tambah dia.

Secara umum, walaupun ada tekanan teknis dalam jangka waktu singkat, Andy mengira peluang jangka tengah untuk emas tetap optimistis. Ini diperkuat oleh minat para investor dan ketidaktentuan di kancah global yang belum memperlihatkan penurunan.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *