- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
crime, crimes, money, news, police reportscrime, crimes, money, news, police reports - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
lowongankerja.asia
– Uang hilang sebanyak Rp100 ribu, seseorang dari Klaten, Jawa Tengah mengeluarkan pengumuman tentang tuyul menggunakan sound system masjid.
Dia menyatakan hilangnya uang yang diyakini disebabkan oleh tuyul. Kejadian itu kemudian menjadi perbincangan hangat dan menyebar luas di platform-media sosial.
Ternyata yang membuat pengumuman itu adalah Elgiend Rizky, seorang penduduk dari Dukuh Carat, Desa Trusan, Kecamatan Juwiring.
Menurut Rizky, para korban dari pencurian yang diduga disebabkan oleh tuyul tidak hanya dia sendiri.
Menurut Rizky, warga di sekitaranya juga mengalami hilangnya uang dengan cara yang tidak terduga.
Iya, yang menjadi keluhan di kalangan masyarakat disini adalah frekuensi tinggi dari kasus pencurian uang.
“Mulai dari jumlah sebesar Rp100 ribu hingga berkali-kali lipat,” kata Rizky ketika diwawancara oleh Tribun Solo pada hari Sabtu, 10 Mei 2025.
Rizky pun mengakui bahwa dirinya tidak lepas dari kejadian tersebut, uangnya hilang.
“Including myself, kemarin uang saya pun hilang,” katanya.
Rizky kehilangan dana yang dia simpan di mobilnya yang diparkir di hadapan rumah.
Sebenarnya, mobil tersebut dikunci dan jendelanya tertutup rapat.
“Dia menggabungkan uang sebesar Rp125 ribu, dan setelah Magrib dia berencana untuk pergi membeli makanan. Sisa uangnya hanya tersisa Rp25 ribu,” jelasnya.
Uang sebesar Rp100 tersebut hilang.
“Tetapi hal tersebut masih terjadi di dalam rumah, lokasi belum berubah,” kata Rizhy.
Tidak hanya dia saja yang terkena dampak, ia menegaskan bahwa orang-orang di lingkungan tempat tinggalku pun tidak selamat daripada serangan tersebut.
Sekarang ini, penggunaan sistem PA masjid dalam mendiskusikan tentang tuyul yang menjadi viral di platform media sosial.
Akun Instagram @infocegatanklaten merupakan salah satu dari platform yang membagikan informasi tentang insiden tersebut beberapa hari yang lalu.
Video tersebut diunggah dengan keterangan “anak kecil botak mengejutkan Angel Nicke membuat khawatir”.
Rekamannya sudah dilihat oleh 131 ribu pemirsa, di sukai oleh 3.445 orang, mendapat komentar sebanyak 197 kali, serta dishare hingga 656 kali.
Dalam video itu, terdengar suara orang yang melakukan pengumuman lewat toa masjid.
Inti pesannya adalah mengharapkan si pemilik tuyul supaya bertobat lantaran uang yang dicuri berasal dari pihak lain.
“Mohon izin kepada bapak-bapak, ibu-ibumu, dan saudara sekalian, apabila memiliki tuyul mohon untuk mengawasinya, marilah kita bertobat dengan cepat,” demikian tertulis dalam pernyataan tersebut.
“Mergi ngopo? Sing jenengan pundut gine tonggo, ampun munduti gone tonggo gih (Karena apa? (Uang) yang Anda ambil milik tetangga, jangan mengambil (uang) milik tetangga, ya).”
“Menawi gadah tuyul gekdang podo tobat, tonggo golek duit iku rekoso. Nak pengen sugeh iku nyambut gawe, ojo munduti barange tonggo. Pengen sugeh kok ngopeni tuyul (Jika punya tuyul segera tobat, tetangga mencari uang itu sulit. Jika ingin kaya itu bekerja, jangan mengambil harta tetangga. Ingin kaya kok memelihara tuyul),” pungkas pengumuman tersebut.
Cerita mirip pun telah terjadi di Jember, Jawa Timur.
Penduduk menggantung poster bertulis ‘wilayah berbahaya akan adu domba’ lantaran marah terus-menerus kehilangan uang.
Spanduk yang ditampilkan oleh penduduk di Dusun Mencek, Kecamatan Sukorambi, menarik perhatian banyak orang, bahkan mencapai hingga ke camat setempat.
Spanduk yang di pasang oleh warga itu berbunyi “Anda telah masuk ke area sering terjadi pencopetan anak tuyul, harap waspada dengan uang Anda”.
Merespons keadaan itu, Camat Sukorambi Asrah Joyo Widono menyatakan keterkejutannya atas insiden tersebut.
Dia mengamati warga pendatang yang baru kali pertama memasang spanduk seperti itu.
“Saya baru mendengar tentang hal ini tadi pagi, ternyata ada informasi di wilayah Desa Dukuh Mencek yang menyebutkan keberadaan area tuyul,” katanya, Rabu (30/10/2024).
Menurut dia, menunjukkan kebenaran tentang masalah tuyul sangatlah susah.
Karena mereka merupakan bagian dari makhluk halus yang tak terlihat oleh penginderaan manusia biasa.
“Keabsahannya susah untuk dibuktikan, yang diinginkan ialah agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi di kalangan masyarakat sebab bisa menimbulkan perseteruan,” ungkap Asrah.
Karena masyarakat akan saling mencurigai dan hingga saat ini tak ada yang mengetahui siapa pelaku sebenarnya,” tambahnya.
Asrah juga sudah memberitahu pihak Pemerintahan Desa Dukuh Mencek tentang masalah hantu tuyul itu.
Tetapi hasilnya tetap saja sama, sebab memang tak dapat diperlihatkan.
Namun begitu, Asrah mengharapkan agar masyarakat dapat merawat hartanya dengan hati-hati.
Jika takut hilang atau dicuri, lebih baik menyimpannya di bank.
“Agar uangnya tetap aman. Jika hilang, penyebabnya berbagai kemungkinan seperti dicuri oleh tuyul misalnya, atau juga bisa disebabkan oleh kelalaian. Penting bagi warga untuk dapat melindungi uang mereka supaya tak mudah lenyap begitu saja,” jelasnya.
Insiden yang mirip juga sempat dialami oleh warga Lamongan.
Pria tersebut menggantung poster tentang tuyul lantaran kerap kali kekurangan dana.
Spanduk tersebut dipasang di Gang Glatik II Ndapur, Kelurahan Sidokumpul, Lamongan Jawa Timur.
“Yang Memiliki Tuyul Harap Segera Memindahkan Tuyulnya Dati Kampung Ini Sebelum Kami Cari Tahu Rumah Tuannya,” begitu kalimat yang tertulis di spanduk.
Di teks Tuyul bagian yang berwarna merah blok tersebut tidak ditandatangani dengan nama “Warga Sini” dan tak terdapat gambar apa pun di dalamnya.
Papan iklan milik tuyul yang sangat mencolok terletak di ujung Gang Glatik dan telah dipasang pada hari Sabtu (24/6/2023) malam.
Ternyata, pemasangan spanduk itu merupakan buah dari akumulasi kekesalan warga bernama Fery Setiawan (36) yang merasa sering kehilangan uang.
Pegawai di perusahaan milik negara ini sering kali menemukan hilangnya uang dari dompet mereka yang selalu diletakkan dengan rapi dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini.
“Fery mengaku bahwa ketika dia pergi menyetorkan uangnya ke bank dan mencoba menghitung ulang, ternyata ada yang hilang. Dia menyebutkan jika seharusnya jumlah tersebut sudah tepat saat ia hitung sendiri, namun begitu dicek di bank justru terkurangi oleh lima lembar,” ungkap Fery pada hari Minggu, tanggal 25 Juni 2023.
Fery mengakui bahwa bukan hanya satu kali dia kehilangan uang, tetapi hal ini terjadi berulang kali tanpa alasan yang masuk akal.
Uang di atas meja juga kerap menghilang, terutama pecahan Rp 50 ribu serta Rp 100 ribu.
Perasaan yang ia alami ternyata juga sering dirasakan oleh warga di Gg Glatik II.
Seperti dialami Nur Lia.
“Nur Lia mengaku kehilangan total sebesar Rp 800 ribu dan memilih untuk tidak memberitahu siapa pun,” katanya.
Sama halnya dengan istrinya yang menjadi Ketua RT 02 RW 03, Sukaji (63), dia menyebut bahwa istrinya pun pernah merasakan kehilangan.
Proses pemasangan spanduk oleh Fery telah mendapatkan persetujuan dari Ketua RT, Sukaji.
“Sudah mendapat persetujuanku untuk memasang spanduk, Mas Fery. Agar Anda merasa puas, saya beri izin penuh. Silakan saja,” ucap Sukaji.
“Maka karena kehilangan uang yang berulang kali, termasuk juga istriku,” ungkapnya.
Menurut Sukaji, spanduk tersebut di pasang oleh penduduk setempat, (Fery).
Fery menyebutkan bahwa spanduk itu tidak dimaksudkan untuk menghujat pihak-pihak tertentu.
“Inisiatif pemasangan spanduk ini adalah ide saya, tidak bermaksud mencurigai siapa-siapa, tetapi hanya untuk mengingatkan saja, agar orang terkait bisa membacanya,” ujarnya.
Menurut dia, masyarakat percaya bahwa uang tersebut hilang karena diambil oleh tuyul.
Akhirnya spanduk tersebut terpasang dengan harapan agar si pemilik tuyul bisa menyadari kesalahan mereka.
Tindakan Fery menarik perhatian publik serta mengundang perhatian dari pihak berwenang seperti polisi, Babinsa, dan juga Lurah Sidokumpul, yaitu Mas’ud.
Karena pencarian spanduk itu baru ditemukan 09.41 WIB.
Kapolsek Lamongan, AKP M. Fadelan diiringi oleh beberapa anggota, termasuk Babinsa Sulaeman, Kepala Desa Sidokumpul Mas’ud serta perwakilan dari RT, secara langsung mengunjungi tempat kejadian.
Tanpa diminta, Fery membuka spanduk tanpa perintah menggunakan kehendaknya sendiri, didampingi oleh Ketua RT serta dihadirkan Kapolsek, Lurah, anggota TNI, Ketua RW, dan para warganya sebagai saksi.
Fery segera menarik spanduk tersebut lalu menyimpannya. Ia merelakan dengan penuh kebijaksanaan karena pesan yang dia sampaikan lewat spanduk itu telah berhasil diterima.
Kapolsek Lamongan, AKP M Fadelan meminta jika warga mendapati ada tindak pidana supaya melapor ke polisi.
“Kalau kehilangan atau tindak pidana lainnya laporkan ke kami,” kata Fadelan.
(lowongankerja.asia/
TribunJatim.com
)