- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
food and drink, food culture, government, local news, politicsfood and drink, food culture, government, local news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) yang diperkenalkan oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan salah satu cara untuk mempromosikan keragaman produk pangan dalam negeri di Indonesia.
Rinna Syawal dari Direktorat Pelebaran Variasi Konsumsi Pangan di Bappeda menyebutkan bahwa instansi tersebut telah menyarankan kepada pemda agar merombak sebagian isi menu pada proyek MBG menggunakan produk pertanian setempatk.
“Sebagai contohnya, izinkan saya beri teladan bahwa ada instruksi dari pihak pemerintah daerah untuk menggantikan makanan pokok. Misalkannya satu hari menggunakan sorghum, lalu esok harinya giliran jagung; sedangkan untuk wilayah Papua akan diterapkan penggunaan sagu,” jelas Rinna saat berpartisipasi dalam diskusi tentang Kebijakan Percepatan Pengayaan Jenis-jenis Makanan, di Jakarta, Rabu (16/4).
Anjuran itu dikirim ke wilayah-wilayah dengan produksi makanan setempat. Menurut Rinna, tindakan ini diambil supaya pihak pemerintahan daerah dapat memahami sumber daya pertanian dalam negeri yang ada diwilayah mereka.
“Jadi mereka harus mengenali potensi yang mereka miliki, jangan sampai mereka tidak tau mereka punya apa. Jadi mengenali sehingga arah kebijakanya berbasis kepada potensi yang mereka miliki,” ucapnya.
Program MBG dianggap bisa membuka peluang bagi produk pangan lokal. Mengingat perubahan kebiasaan konsumen menyebabkan beberapa jenis pangan lokal seperti sorgum, ubi, atau jagung kini kurang populer di kalangan mayoritas penduduk.
Namun demikian, agar bisa mewujudkan hal ini, pihak berwenang setempat perlu mengambil keputusan yang cermat tentang ketersedian bahan mentah serta biaya produk pertanian lokal. Tambahan lagi, tarif produk pertanian lokal tersebut seharusnya cocok dengan dana APBD.