- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, commerce, economics, investing company news, newsbusiness, commerce, economics, investing company news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
Isu
Grab
akan mengambil alih saham
GoTo
Gojek
Tokopedia kembali menjadi sorotan usai muncul kabar bahwa Danantara atau Badan Pengelola Investasi Daya Agung Nusantara kemungkinan bakal terlibat. Bagaimana pengaruhnya bila kedua perusahaan yang menawarkan jasa transportasi ini bekerja sama?
online
dan ojol ini bergabung?
David Zhang, Manajer Wawasan Asia Pasifik di Euromonitor, menegaskan dalam laporannya bulan Februari bahwa penggabungan antara Grab dengan GoTo yang terdiri dari Gojek dan Tokopedia akan memperkuat posisi mereka di pasaran layanan transportasi taksinya.
online
serta ojek online di wilayah Asia Tenggara.
Kombinasi ini akan menghasilkan monopoli baru yang memiliki pasokan pasar kira-kira 85% dari seluruh jumlah transaksi brutonya.
gross merchandise value
(GMV) seluruh Asia Tenggara mencapai US$ 8 miliar,” seperti yang disebutkan.
Demikian pula, sesuai dengan laporan yang disusun oleh Google bersama Temasek dan Bain & Company dengan judul ‘e-Conomy SEA 2024’, pendapatan bruto volume (GMV) dari layanan transportasi daring serta ojeg online diyakini mencapai sekitar US$ 9 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun (dengan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp 15.732 untuk satu dolar AS) di tahun kemarin. Berdasarkan proyeksinya, distribusi transaksi adalah seperti tertera berikut:
- 2022: US$ 8 miliar
- 2023: US$ 7 miliar
- 2024: US$ 9 miliar
- 2030: US$ 20 miliar
“Dominasi pasaran yang bertambah akan menghasilkan kekuatan negosiasi yang besar kepada para penyedia jasa, seperti perusahaan otomotif dalam konteks pemenuhan permintaan bagi mitra supir,” sebagaimana disebutkan.
Pabrikan dari Jepang, utamanya Toyota dan Honda, bersama dengan produsen dari Malaysia seperti Perodua dan Proton, perlu menghadirkan berbagai diskon tambahan agar dapat menjaga kerjasama mereka. Sementara itu, pemain baru di sektor mobil listrik, misalnya VinFast dan BYD, wajib menyediakan tawaran yang lebih kompetitif guna mendukung perkembangan industri ini. Hal tersebut pada gilirannya juga bakal memfasilitasi transisi Grab dan GoTo ke arah yang sama.
electric vehicle
untuk mempromosikan isu keberlanjutan.
Meskipun begitu, David berpendapat bahwa penggabungan antara GoTo (Gojek Tokopedia) dan Grab, bila benar-benar terwujud, masih harus mengatasi beberapa hambatan untuk bersaing melawan pemain besar lainnya seperti Didi dan Uber.
“Karena terdapat selisih pasar yang cukup besar dengan pemain utama lainnya seperti Didi dan Uber, posisi perusahaan secara global maupun di kawasan Asia Pasifik diyakini tidak akan mengalami banyak perubahan,” begitu disampaikan.
Dia mencatat laju pertumbuhan rata-rata atau
Compound Annual Growth Rate
(CAGR) Grab sebesar 4% dari tahun 2019 hingga 2024. Perusahan berbasis di Singapura ini akan menghadapi tantangan besar untuk mendapatkan pangsa pasar 85% hanya lewat pertumbuhan organik saja, tanpa adanya merger ataupun akuisisi.
Pada masa tersebut, GoTo Gojek Tokopedia mengalami penurunan nilai rata-rata tahunan sebesar 13% antara tahun 2019 hingga 2024. Penyebabnya adalah adanya persaingan ketat dengan Grab serta proses pulihannya yang cukup lama akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Di Singapura, GoTo perlu memberikan potongan harga secara berkala untuk menjaga kelompok pengguna dan tetap mendukung aktivitas transaksional bulanan, seiring dengan kompetisi yang ketat dari Grab.
Dikutip dari
Bloomberg
, Grab mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 6,3% hingga mencapai US$ 643 juta dalam bisnisnya yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2024 dan ini menjadikannya sebagai area operasional korporasi dengan laju pertumbuhan terendah di ASEAN.
Dengan kedudukan Grab yang telah mendominasi di kawasan Asia Tenggara, perusahaan hasil penggabungan dengan GoTo Gojek Tokopedia bakal memegang kendali atas lebih dari 91% pasar di Indonesia serta hampir 90% di Singapura.
Menurut statistik dari Statista hingga Agustus 2024, Gojek mendominasi pangsa pasarnya sebesar 50% di Indonesia sampai Januari 2023, sementara itu Grab memiliki pangsa pasar 54% pada tahun 2022. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
Measurable AI,
Kedua perusahaan tersebut diprediksi akan memegang masing-masing 50% pangsa pasarnya mulai Januari 2023.
Hasil survei dari INDEF yaitu Institut untuk Pengembangan Ekonomi dan Keuangan yang melibatkan 2.304 partisipan untuk membagikan tanggapan tentang (
ride hailing
) dan 1.152 berkaitan dengan aspek logistik di akhir tahun 2022.
Respondennya berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi atau yang dikenal dengan sebutan Jabodetabek, Bandung, Palembang, Bali, Yogyakarta, serta Balikpapan. Untuk bidang logistik sendiri respondennya terpusat di daerah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
Tingkat kekeliruan dalam hasil survei
margin of error
5%. Survei digelar secara
online
di Antara Agustus dan September. Berdasarkan hasil survei INDEF tahun 2022, diperoleh informasi sebagaimana berikut:
- Layanan transportasi daring: Gojek (82%), Grab (53%), Maxim (19,6%), InDrive (4,9%)
- Layanan logistik daring: Gojek (64%), Grab (42%), ShopeeXPress (28%), Lalamove (18,7%), AnterAja (10,9%), NinjaXpress (7,8%), serta Deliveree (5,4%).
Sebab-sebab layanan taksi dan ojek
online
Gojek lebih diunggulkan karena hal-hal berikut:
Berikut ini adalah beberapa alasannya mengapa pelanggan cenderung memilih jasa pengiriman GoSend dari Gojek:
1. Kecepatan dan efisiensi dalam proses pengiriman.
2. Kemudahan akses melalui aplikasi yang user-friendly.
3. Fleksibilitas dalam menentukan waktu penjemputan dan delivery.
4. Pilihan harga yang kompetitif dengan variasi paket sesuai kebutuhan.
Alasan-alasan tersebut menjadikan GoSend menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen di Indonesia.
Berdasarkan data dari Momentum Works pada tahun 2024, Grab menjadi pemimpin dalam layanan pemesanan dan pengantaran makanan di Indonesia. Ini dapat dilihat melalui rincian berikut:
- Grab: 47% (US$ 2,54 miliar atau sekitar Rp 41,8 triliun, dengan nilai tukar Rp 16.480 per US$)
- Gojek: 35% (US$ 1,89 miliar atau sekitar Rp 31,1 triliun)
- ShopeeFood: 18% (US$ 970 juta atau sekitar Rp 16 triliun)
Demikian pula halnya dengan Singapura. Informasinya adalah sebagi berikut:
- Grab: 65% (US$ 1,69 miliar atau sekitar Rp 27,9 triliun)
- Foodpanda: 27% (US$ 700 juta atau setara denganRp 11,5 triliun)
- Deliveroo: 8% (US$ 210 juta atau setara dengan Rp 3,5 triliun)
Grab tetap mendominasi pasar nilai transaksi pemesanan dan pengiriman makanan melalui GrabFood di seluruh ASEAN. Berdasarkan data tersebut, rinciannya adalah seperti berikut:
- Grab: AS$ 10,4 miliar atau sekitar Rp 171,4 triliun
- Foodpanda: US$ 2,7 miliar atau setara dengan Rp 44,5 triliun
- ShopeeFood: Sekitar US$ 2,3 miliar atau setara dengan Rp 37,9 triliun
- Gojek: AS$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 31,3 triliun
- LINE MAN: USD 1,7 miliar atau setara dengan Rp 28 triliun
- Deliveroo: US$ 280 juta atau setara dengan Rp 4,6 triliun
- Robin Hood: USD 180 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun
- BeFood: USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,6 triliun
Menurut David, Grab mempunyai kemampuan unggul di bidang produk taksi.
online
, pinjaman
online
, serta asuransi yang berkaitan, terutama di Singapura dan Malaysia. Di sisi lain, fondasi GoTo di Indonesia, di mana jasa ojek online sangat populer, menggambarkan pengetahuan mendalam tentang pelayanan sepeda motor, termasuk kerjasamanya dengan Gogoro untuk urusan sepeda motor bertenaga listrik.
Keahlian GoTo dalam hal
e-commerce
Dengan kehadiran Tokopedia yang telah berkolaborasi dengan TikTok, ditambah dengan jaringan pengemudi lokal Grab untuk layanan antar barang serta makanan, hal ini dapat membahayakan posisi Shopee dan Lazada.
Di samping itu, mungkin akan terbentuk kemitraan regional antara perusahaan joint venture bank digital GxS milik Grab di Singapura dan Malaysia dengan Bank Jago di Indonesia, yang telah menerima investasi dari Gojek.
Eкосnisme digital regional akan memberikan keuntungan bagi konsorsium perbankan daring melalui integrasi dan pemanfaatan nasabah, mendorong perdagangan antar negara, terlebih lagi untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta menyulitkan incumbent yang sudah mapan di wilayah tersebut seperti OCBC NISP dan Anekausaha Baru (Anext) Bank.
Dengan ukuran pasarnya yang besar, Grab disebut-sebut telah memulai tahapan due diligence guna mengejar pengambilalihan GoTo Gojek Tokopedia. Due diligence merupakan serangkaian pemeriksaan menyeluruh atas sebuah perusahaan atau individu untuk memverifikasi informasi dan rincian relevannya sebelum melakukan keputusan bisnis atau investasi, seperti diinformasikan pada situs web OCBC.
Proses
due diligence
Biasanya hal itu dijalankan dalam bermacam-macam kondisi bisnis, misalnya invesment besar-besaran, penggabungan usaha, pembelian aset, atau penyusunan ulang struktur organisasi. Proses tersebut berguna untuk mendeteksi kemungkinan ancaman serta kesempatan yang bisa jadi tak tampak saat evaluasi pertama kali, memungkinkan para pemain utamanya merumuskan keputusan dengan lebih presisi.
Seorang sumber mengatakan bahwa Grab sudah meninjau ulang akun, kontrak, serta operasional dari GoTo yang merupakan gabungan antara Gojek dan Tokopedia. Diketahui keduanya telah mencapai progres dalam merancang kerja sama mereka. Akan tetapi, diskusi tersebut sempat tertahan ketika KPPU atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha memulai analisisnya tentang efek potensial penggabungan dua perusahaan ini apabila hal itu betulan terwujud.
Namun
Bloomberg
Melaporkan, Grab berencana menerbitkan surat pengikatan sebanyak US$ 1,25 miliar atau setara dengan Rp 20,35 triliun yang dapat diubah menjadi saham. Obligasinya akan matang pada tanggal 15 Juni 2030. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kontrol atas GoTo Gojek Tokopedia.
Perjanjian penggabungan keduanya diperkirakan akan diselesaikan di paruh kedua tahun 2025. Apabila akuisisi gabungan ini berhasil dilakukan, nilai dari kedua bisnis tersebut diproyeksikan mencapai sekitar US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 312 triliun (dengan kurs saat itu adalah Rp 15.630 per US$).
“Kolaborasi antara GoTo (Gojek Tokopedia) dan Grab dalam beragam sektor dapat mengancam pengusaha tradisional, yang harus memeriksa efek tertentu pada bisnis mereka dan menyusun taktik untuk menjaga kedudukan mereka atau membina kerja sama. Apabila kesepakatan tersebut tidak disetujui, baik GoTo maupun Grab perlu merevisi dan menilai ulang pendekatan diversifikasi mereka, misalnya dengan berekspansi ke wilayah baru layaknya Didi ketika masuk ke Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika,” begitu bunyi kutipan dari Euromonitor.