Gilson Costa dan Mohammed Rashid Sambut Selamat Datang, Kedatangan Baru di Persebaya



Persebaya Surabaya secara resmi menyatakan bahwa Eduardo Perez Moran telah ditunjuk sebagai pelatih terbaru untuk menangani tim, menggantikan posisi Paul Munster whose kontraknya tidak diperpanjang.

Bajol Ijo, julukan Persebaya Surabaya ini, melakukan perombakan pemain dan jajaran pelatih untuk mengarungi kompetisi musim depan.

Pada pernyataan resmi hari Selasa (3/6/2025), tercatat ada sepuluh atlet dan juga dua anggota tim pelatih yang secara sah telah meninggalkan klub yang dikenal sebagai Bajul Ijo itu.

Dari keseluruhan sepuluh pemain tersebut, tiga diantaranya merupakan pemain luar negeri yaitu Gilson Costa, Mohammed Rashid, dan Slavko Damjanovic.

Di samping itu, Persebaya juga terlepas dari tujuh pemain lainnya yaitu Andre Oktaviansyah, Riswan Lahung, M. Hidayat, Ardi Idrus, Kasim Botan, Aditya Arya, serta Lalu Muhammad Rizki.

Untuk sementara, kedua anggota tim teknis yang tidak lagi terlibat dengan Persebaya adalah Benyamin van Breukeler sebagai pelatih penjaga gawang serta Muhammad Alimuddin sang pelatih kebugaran.

“Terima kasih atas dedikasimu serta usahamu yang gigih demi Persebaya hingga saat ini. Kebahagiaan maupun kesusahan telah kita hadapi bersama. Do’a kami menyertaimu agar keberhasilan terus mengiringi langkahmu di masa depan profesional berikutnya. Sampai bertemu pada peluang baru,” demikian tertulis dalam situs resmi Persebaya.

Pada saat yang bersamaan, di hari tersebut pula, Persebaya merilis daftar tim pelatih dan pemain terbarunya.

Ketiganya terdiri atas Eduardo Perez dari Spanyol yang berperan sebagai kepala pelatih, Shin Sang Gyu berasal dari Korea Selatan menjadi asisten pelatih, serta Felipe Americo dari Brasil bertugas sebagai pelatih penjaga gawang.

Untuk para atlet, Persebaya telah merilis kedatangan dua pemain internasional baru, yaitu Risto Mitrevski, seorang bek dari Macedonia Utara, serta Gali Freitas, striker yang berasal dari Timor Leste.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, manajemen Persebaya telah merombak jajaran teknikernya. Selain membuang Munster, mereka juga merekrut asisten pelatih tambahan.

Di samping Eduardo, Persebaya Surabaya akan mendapatkan dukungan dari tim kepelatihan yang terdiri atas para menteri dalam kabinet mereka, termasuk salah satunya adalah Shin Sang-Gyu sebagai asisten pelatih.

Selanjutnya Uston Nawawi berperan sebagai asisten pelatih, sementara Felipe Americo Martins Goncalves menjadi pelatih penjaga gawang.

Manajemen Persebaya telah memberi petunjuk tentang hal ini saat pengumuman penangguhan Paul Munster.

Mereka berpendapat bahwa manajemen bukan hanya menghadirkan seorang pembina utama, tetapi juga seluruh tim kepelatihan beserta stafnya. Staf tersebut secara jelas merupakan para asisten pelatih yang akan menopang sang pembina utama.

“Partisipasi dalam Liga 1 serta turnamen antarklub ASEAN bakal membawa tantangan baru bagi tim yang perlu disikapi dengan strategi terbaru agar Green Force dapat berkompetisi secara efektif di kedua ajang tersebut pada saat bersamaan,” demikian tertulis dalam pernyataan resmi dari manajemen Persebaya yang diposting di Instagram tanggal 24 Mei kemarin.

Eduardo Perez Moran Dilantik Sebagai Pelatih Kepala Baru Persebaya

Nama Eduardo Perez Moran memang telah banyak dibicarakan oleh Bonek, yakni kelompok suporter Persebaya.

Walau Persebaya baru saja menginformasikan tentang penunjukan Eduardo Perez Moran sebagai pelatih kepala hari ini.

Bermacam-macam tanggapan timbul di kalangan Bonek. Beberapa orang bereaksi dengan sikap optimis, sementara sebagian lainnya masih memiliki keraguan terhadap kapabilitas Edu—alias Eduardo Perez Moran.

Sesungguhnya wajar saja bila seseorang meragukan kemampuan Edu. Pasalnya, dalam profil Edu pada situs Transfermarkt –yang menjadi acuan utama untuk mengamati berbagai hal terkait dengan klub, atlet, serta manajer sepak bola– sang pelatih dari negeri Spanyol tersebut sebenarnya belum banyak mendampingi tim sebagai juru taktik kepala.

Selain itu, sebelum istilah “Edu” dikenal luas, terdapat upaya dari beberapa kelompok untuk mengarahkan Persebaya memilih figur pelatih spesifik dengan cara mengeksploitasi masalah tertentu.

Sejak Paul Munster tak lagi dipertahankan oleh Persebaya, berbagai rumor mengemuka di platform-media sosial. Beberapa nama pelatih pun disebut-sebut terkait dengan tim tersebut. Yang paling sering dibicarakan tentunya adalah Stefano Cugurra, atau lebih dikenal sebagai Teco.

Sebelum Liga 1 usai, sang pelatih dari Brasil tersebut telah menyatakan akan meninggalkan Bali United di penghujung musim.

Teco terhubung dengan Persebaya sebab ia benar-benar pernah melatih tim tersebut. Akan tetapi, pada waktu itu beliau masih berperan sebagai pelatih kebugaran yang menemani Jacksen F. Tiago. Kemudian, selama karirnya, Teco memang sukses membuktikan bahwa dia layak menjadi juru taktik utama atau head coach.


Persebaya Menunjuk Asisten STY, Shin Sang Gyu Dilantik Sebagai Asisten Pelatih

Siapakah selanjutnya dalam Kabinet setelah Tim Nasional yang berada di Persebaya? Di luar Edu yang sebelumnya telah melatih Tim Nasional Indonesia, manajemen Persebaya memilih Shin Sanggyu untuk menjadi asistennya.

Shin Sanggyu adalah pembantu pelatih bagi Shin Tae-yong dalam tim nasional sepak bola Indonesia. Sebelum bergabung dengan timnas Indonesia di bawah pimpinan STY, Sanggyu telah memiliki berbagai macam pengalaman sebagai asisten pelatih pada tingkat timnas.

Shin Sanggyu pernah menjadi pelatih untuk Tim Nasional sepak bola pria Korea Selatan (Korsel) di kategori usia U23 serta Tim Nasional sepak bola wanita Korsel di kategori Usia U20. Bahkan pada kesempatan mengarahkan Tim Nasional Wanita U20 Korea Selatan, dia berkesempatan ikut dalam Piala Dunia tahun 2016.

Shin Sanggyu pernah dipercayai sebagai pelatih tim nasional senior Korea Selatan. Dia bahkan ikut serta dalam membimbing timnas senior Korea Selatan pada ajang Asian Games 2014 dan Olimpiade Brasil 2016.

Di samping itu, Shin Sanggyu juga sempat menjadi bagian dari tim nasional Tiongkok U23. Pada kesempatan tersebut, dia bekerja sama dengan sang pelatih terkenal asal Belanda, Guus Hiddink.


Profil Eduardo Perez Moran

Edukasi yang dilahirkan pada tanggal 2 Desember 1976 di Madrid, Spanyol tersebut memang jarang menjabat sebagai kepala pelatih. Latar belakangnya adalah seorang penjaga gawang. Meskipun demikian, saat berperan sebagai asisten pelatih, Edu ternyata merupakan otak di balik strategi tim yang ia bimbing.

Walaupun cuma bertugas sebagai asisten pelatih, Edu sempat merasakan atmosfer bekerja dengan tim-tim terkenal. Karirnya dalam bidang kepelatihan dimulai saat ia bergabung dengan klub Girona di Spanyol.

Dari Spanyol, dia kemudian mengumpulkan banyak pengalaman kepelatihan di liga-liga Timur Tengah. Dia sebelumnya telah merancang strategi untuk Al Jazira (Uni Emirat Arab).

Setelah meninggalkan Al Jazira, ia lalu diajak oleh Luis Milla untuk melatih tim nasional Indonesia. Sebelum Milla pergi dari tim nasional, Eduardo memutuskan untuk kembali ke wilayah Timur Tengah terlebih dahulu. Dia bekerja sebagai asisten pelatih di klub Al Sadd yang bertanding di Liga Qatar. Disinilah, Edu akhirnya memiliki hubungan kerja dekat dan erat dengan Xavi Hernández.

Setelah meninggalkan Al Saad, Edu kembali ke tanah airnya. Dia dipercayakan sebagai pelatih dalam tim teknis untuk Persija Jakarta. Kemudiannya, pengalaman kerjayanya terus berkembang ketika ia dilantik sebagai jurulatih kepala bagi PSS Sleman.

Memang, Edu tidak lama jadi pelatih kepala di PSS. Kabar yang berkembang ketika itu yang membuatnya mundur bukan karena prestasi tim tapi karena adanya konflik internal.

Setelah meninggalkan PSS, Edu kembali ke Spanyol dan melatih klub Villarrobledo. Kemudian, dia sering kali ada di Amerika Serikat guna membangun akademi untuk tim Brooklyn United.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *