- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, indonesia, journalism, politics, politics and lawbusiness, indonesia, journalism, politics, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
, SURABAYA
– Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Timur menyelenggarakan Program Pendidikan dan Pelatihan Kader Penyuluh Koperasi di Surabaya dan Sidoarjo pada hari Minggu, 1 Juni 2025.
Kedua lokasi menyelenggarakan kegiatan dengan jumlah partisipan sebanyak 250 orang per tempat, sehingga totalnya menjadi 500 peserta. Pelatihan kali ini merupakan lanjutan dari program serupa yang telah diselenggarakan secara sentral di Wisma Perjuangan Kota Batu pada awal bulan Mei silam.
Pemimpin DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah, saat membuka kegiatan secara virtual melalui sambutan menekankan signifikansinya bahwa koperasi merupakan bentuk konkret dari demokrasi ekonomi.
Dia mengemukakan bahwa koperasi merupakan bentuk nyata dari prinsip gotong royong serta Ekasila yang dirancang oleh Bung Karno.
“Ini adalah suatu kebanggan yang luar biasa karena semua teman yang hadir telah menempuh jalannya yang tepat menuju demokrasi ekonomi bagi negeri kita,” ujar Said Abdullah.
Orang yang sama, sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, menggarisbawahi pentingnya koperasi sebagai jawaban atas keperluan ekonomi warga setempat, terutama pada skala desa atau kelurahan.
Dia menggarisbawahi bahwa koperasi tidak sekadar berkaitan dengan dana usaha, melainkan lebih pada kerja sama bersama untuk melakukan produksi serta mendistribusikan keuntungan secara adil dan seimbang.
Koperasi merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong atau Ekasila yang diajukan oleh Bung Karno.
“Prinsip-prinsip koperasi mengajarkan kita untuk berbagi bantuan, merasakan satu sama lain, serta bertanggung jawab bersama demi kebaikan kolektif,” jelasnya.
Namun, Said Abdullah juga menyadari bahwa koperasi di Indonesia belum bertindak sebagai fondasi utama ekonomi nasional sebagaimana yang dibayangkan oleh Bung Hatta.
Menurut catatan Said, jumlah anggota koperasi di Indonesia pada saat ini baru mencapai sekitar 22,64 juta orang, setara dengan kurang lebih 8% populasi negara. Angka tersebut masih belum menggambarkan kondisi kerjasama berbasis koperasi yang optimal.
“Modal eksternal dari koperasi masih tertinggal dibandingkan perusahaan atau badan usaha milik negara. Meskipun demikian, tujuan utama koperasi tidak hanya terletak pada penyediaan modal untuk bisnis, melainkan juga tentang kolaborasi dalam produksi serta pembagian keuntungan secara lebih adil dan seimbang,” papar Said, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Koperasi Indonesia.
Untuk mencapai hal tersebut, Said Abdullah mengajak seluruh anggota di setiap DPC untuk mendirikan koperasi dengan manajemen yang solid. Tujuannya adalah membentuk jaringan ekonomi kerjasama yang lebih luas serta bisa memenuhi permintaan produk konsumen tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga area lainnya.
Saya mendukung hal ini di Jawa Timur, yang mencakup sebanyak 14 daerah pemilihan. Setiap daerah pemilihan memiliki 250 anggota inti. Sehingga jumlah totalnya adalah 3.500 orang.
“Pelatihan tersebut memperluas perspektif untuk mengurus koperasi mulai dari segi strategis hingga teknis,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ketua Badan Anggaran DPR tersebut juga mengutamakan kebutuhan pemahaman bersama dalam mendirikan dan mengelola koperasi.
Pakar tersebut mendorong semua pengurus, anggota, serta kader agar terlibat secara aktif dalam gerakan koperasi sebagai bentuk dari upaya kolektif.
“Himpunan kami di kooperatif ini terjadi karena pemahaman bersama yang tidak dipaksa, sehingga kami dapat menyusun tujuan untuk masa depan membangun dan mengelola kooperatif,” demikian katanya.
Dengan semangat kerjasama bersama dan ekonomi yang inklusif, DPD PDI Perjuangan Jawa Timur bertekun untuk mendukung perkembangan koperasi menjadi fondasi penting dalam mencapai kemakmuran sosial serta kesetaraan ekonomi bagi semua warga negara Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris DPD, Dr Sri Untari Bisowarno mengatakan bahwa diklat di Surabaya dan Sidoarjo merupakan pembuka untuk seri kegiatan serupa yang akan dilaksanakan berturut-turut di berbagai kabupaten dan kota se-Kaltim.
It seems like there might have been an error as “Kaltim” which stands for Kalimantan Timur (East Kalimantan) does not fit with the previous mention of East Java locations such as Surabaya and Sidoarjo. If this discrepancy was unintended, please provide clarification so I can adjust accordingly.
“Saya berharap para peserta diklat ini dapat memahami materi-materi tentang koperasi dengan baik, agar mereka nantinya bisa mengimplementasikan pengetahuan tersebut demi meningkatkan kesejahteraan warga di wilayah masing-masing,” terangkan Sri Untari selaku Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang.