Dolar Lemah, Risiko Menggelega, Harga Tembaga Melonjak

Dolar Lemah, Risiko Menggelega, Harga Tembaga Melonjak


lowongankerja.asia.CO.ID.

Harga tembaga serta logam-logam dasar lainnya naik pada hari Jumat (23/5) karena adanya penguatan terhadap penurunan nilai dolar Amerika Serikat dan perbaikan harapan akan permintaan dunia, meskipun konflik perdagangan mulai mereda.

Melansir
Reuters,
Harga tembaga untuk jangka waktu tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 9.573,50 per ton setelah mengalami kenaikan sebesar 0,8%, dicatatkan pada pukul 17:03 WIB.

Hingga saat ini, harga tembaga sudah meningkat kira-kira 5% karena adanya perjanjian jeda tarif perdagangan selama 90 hari antara AS dan Cina yang disetujui pada awal bulan ini.

Perjanjian itu menghentikan sementara peperangan perdagangan dan mungkin akan membatalkan kebanyakan tariff impor yang telah diimplementasikan mulai bulan April.

“Keadaan sekarang mengindikasikan bahwa perekonomian Amerika Serikat masih melebihi harapan, tensi perdagangan perlahan meredam, serta data ekonomi terkini dari Tiongkok pun cukup stabil,” ungkap Dan Smith, Managing Director Commodity Market Analytics.

Seluruh hal tersebut secara sementara mengakselerasi peningkatan selera risiko dalam pasar logam dasar.”

Tambahan dukungan muncul dari pelemahan dolar AS yang diproyeksikan akan mengalami penurunan mingguan pertama melawan beberapa mata uang dalam lima minggu terakhir.

Penurunan nilai dolar menyebabkan logam berharga menjadi lebih terjangkau untuk pembeli dari negara lain.

Sebaliknya, peningkatan nilai tukar yuan Cina turut mendorong kemampuan pembelian logam oleh konsumen terbesar global, yaitu China.

Yuan onshore berakhir di posisi tertinggi sejak November selama sesi perdagangan lokal.

Persediaan tembaga di gudang yang diamati oleh Shanghai Futures Exchange berkurang 9% menjadi 98.671 ton minggu ini.

Pada saat bersamaan, stok di gudang yang teregistrasi di LME berkurang 8% menjadi 164.725 ton. Di sisi lain, inventaris di gudang COMEX malah meningkat 3% menjadi 174.607 ton.

Dalam sistem LME, perbedaan harga kontrak tembaga untuk penyerahan secara langsung dibandingkan dengan penyelesaian tiga bulan (spread) masih terus mengalami situasi premi (backwardation). Ini mencerminkan bahwa persediaan jangka pendek sedikit tegang karena adanya pengurangan stok di gudang-gudang tersebut.

Premi itu sempat mencapai tingkat US$ 16 per ton, yang masih dipersepsikan sebagai kondisi sehat dan belum mengindikasikan adanya masalah krisis pasokan yang signifikan, terlebih jika kita bandingkan dengan puncaknya yaitu US$ 49 pada awal bulan Mei lalu, demikian menurut pendapat Smith.

Di luar tembaga, beberapa logam dasar lainnya pun menunjukkan peningkatan. Harga aluminium bertambah 0,5% mencapai US$ 2.467,50 per ton. Sementara itu, zinc dan nikel meningkat masing-masing sebesar 0,2%, berada di posisi US$ 2.701,50 untuk zinc dan US$ 15.525 untuk nikel.

Pada saat yang sama, harga timbal meningkat sebesar 0,9% menjadi US$ 1.987, sementara harga timah naik menjadi US$ 32.650 per ton.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *