- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, politics, politics and government, politics and law, public policygovernment, politics, politics and government, politics and law, public policy - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
48
Puan Maharani, Ketua Majelis Perwakilan Rakyat, mendesak penolakan terhadap pemindahan paksa penduduk Palestina dari Gaza. Dia juga mendorong negara-negara anggota OKI untuk turut serta menentang ide ini.
Pernyataan itu disampaikan oleh Puan di hadapan Presiden Prabowo Subianto pada Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), yang diikuti oleh 38 negara anggota dan berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5). Niat untuk memindahkan penduduk Gaza pernah dibahas sebelumnya oleh Prabowo.
“Puannya mengatakan bahwa kita perlu menentang ide untuk memindahkan penduduk Palestina keluar dari daerah Gaza. Dia berpendapat bahwa Gaza merupakan hak milik orang-orang Palestina,” saat dia memberikan pidato tersebut.
Dalam diskusi itu, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut mengkritik kondisi di Gaza dimana warga biasa jadi korban peperangan, bahkan wanita serta anak-anak terluka, sementara rumah sakit dan sekolah pun ikut rusak parah.
“Kami perlu bisa memberikan bantuan melalui segala metode dan kekuatan yang kami punya agar bisa menyelesaikan kondisi yang tak manusiawi di Gaza,” ujarnya.
Ia menyatakan, Gaza harus dibangun kembali tidak hanya dengan gedung dan tembok, namun juga dengan harga diri, keadilan, dan harapan.
“Puan menekankan bahwa parlemen perlu memacu lebih banyak negeri di seluruh dunia untuk secara resmi mengakuinya sebagai negara Palestina,” katanya.
Puan pun mendukung pemecahan perselisihan dengan cara yang tenang menggunakan ‘solutusi dua negara’.
Sebaliknya, Prabowo yang turut berpidato pada kesempatan tersebut menggarisbawahi janji Indonesia untuk menyokong kemerdekaan serta melindungi hak-hak rakyat Palestina, suatu tekad yang takkan pudar. Dia mendorong negara-negara Muslim agar bertindak konkret demi pembelaan keadilan di negeri tersebut.
“Saya menegaskan komitmen bangsa Indonesia yang tidak akan pernah surut, tidak akan pernah berhenti dalam membela hak rakyat Palestina untuk merdeka,” kata Presiden Prabowo dalam pidatonya saat membuka Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) di DPR RI, Rabu (14/5) malam.
Prabowo menganggap bahwa bukanlah waktu bagi negara-negara Muslim untuk melakukan diskusi atau merumuskan sejumlah resolusi. Menurut dia, rakyat Palestina yang telah lama menderita sebagai korban lebih memerlukan tindakan konkret.
Dia juga menekankan bahwa undang-undang dasar Indonesia dengan jelas memerintahkan untuk ikut melestarakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, kedamaian yang kekal, dan keadilan sosial.
Sebelumnya, Prabowo mengusulkan ide untuk mengevakuasi secara temporary 1.000 orang warga Palestina dari Gaza ke Indonesia. Dia pernah mencari dukungan beberapa negara Muslim lain seperti Turki, Mesir, dan Qatar akan tetapi upayanya itu mendapat penolakan.