- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, culture, entertainment, entertainment industry, entrepreneurshipbusiness, culture, entertainment, entertainment industry, entrepreneurship - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
9
lowongankerja.asia.CO.ID – JAKARTA
Di belakang keberhasilan Kopi Kenangan yang saat ini telah tersebar di banyak lokasi di seluruh kota dan hingga ke luar negeri, terdapat figur Edward Tirtanata.
Lelaki yang saat ini terkenal sebagai kepala eksekutif dari rangkaian warung kopi favorit di kalangan penduduk Indonesia sebenarnya memiliki petualangan kehidupan dan jejak karier bisnis yang menggoda minat.
Edward menyatakan bahwa minatnya dalam bidang bisnis sudah muncul sejak usianya masih sangat muda. Akan tetapi, saat itu ia belum menentukan tujuan pasti untuk benar-benar fokus di industri tersebut.
Ketika masih anak-anak, Edward dikenal sebagai seorang yang senang memainkan permainan video dan menyadari potensi hobi tersebut untuk menghasilkan uang. Peluang bisnis pertamanya muncul di sini, dengan mencoba terjun ke bidang perdagangan kartu Pokémon kepada rekannya-rekannya di sekolah.
“Sungguh, sewaktu remajaku aku tidak memiliki ambisi khusus. Namun setelah mencerminkannya, sejak kecil memang sudah ada minatku pada bidang bisnis. Aku menyukai transaksi jual beli dan merencanakan strategi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dari hobiku bermain game timbul dorongan untuk menjadi wiraswasta,” ujar Edward dalam wawancara bersama lowongankerja.asia, Kamis (24/4).
Edward lahir dalam lingkungan keluarga pebisnis, sehingga konsep-konsep bisnis telah tersirat dalam dirinya sejak kecil. Perubahan signifikan terjadi saat dia melanjutkan studi di Northeastern University, AS. Sayangnya, berita buruk datang tentang situasi finansial keluarganya yang memburuk.
Itu mendorong Edward agar lebih rajin dalam belajar dan mengejar perubahan sikap yang kurang disiplin sejak SMA hingga awal perguruan tinggi.
Keuletan yang ditunjukkannya membuahkan hasil gemilang. Dalam jangka waktu dua tahun, Edward mampu menyelesaikan pendidikannya dengan predikat cumlaude serta meraih dua gelar sarjana di bidang akuntansi dan keuangan.
“Saya lihat keuangan itu fondasi penting kalau mau masuk dunia bisnis. Waktu itu saya belum tahu akan masuk ke bisnis apa, tapi saya sadar saya harus ngerti keuangan dulu kalau mau sukses di usaha apa pun,” kata Edward.
Awal Mula Karier
Jalan Edward menuju industri kopi ternyata cukup panjang. Selepas kuliah, ia sempat membantu bisnis keluarganya di bidang batubara.
Dari sana, ia menyadari bahwa berbisnis dalam bidang komoditas kurang stabil dan sangat bergantung pada berbagai macam faktor x. Ia kemudian memulai pencarian untuk menemukan ide bisnis lain yang lebih konsisten, yaitu sesuatu yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat sehari-hari.
Eksplorasi tersebut membuat Edward mendirikan kedai teh yang diberi nama Lewis & Carroll. Di tempat itu, dia belajar berbagai hal, khususnya tentang kepentingan melakukan sesuatu.
branding
yang harus sejalan dengan model bisnis yang solid. Hingga akhirnya, pandangannya tertuju pada potensi besar industri kopi di Indonesia.
Edward bercerita, lahirnya Kopi Kenangan bermula karena dia melihat adanya
missing gap
Di pasar kopi yang ada di Indonesia pada tahun 2017, selisih harga antara kopi instan dan merk kopi luar negeri cukup signifikan.
Itulah sebabnya Edward menciptakan merek Kopi Kenangan untuk mengisi kesenjangan tersebut dan menyediakan kopi bermutu tinggi dengan harga terjangkau.
Pergiannya dalam bersaing di dunia kopi pastinya tak selalu lancar. Sebab itu, Edward perlu berusaha keras mempelajari segala hal mengenai kopi dari awal.
“Saya bukan seorang barista profesional, jadi memerlukan banyak waktu untuk dapat memahami serta membuat produk yang disukai oleh pasaran. Ditambah lagi dengan penyesuaian terhadap kebudayaan setiap kota atau negeri ketika melakukan perluasan bisnis, ini menjadi suatu tantangan tersendiri,” katanya.
Meskipun demikian, saat menjalankan usahanya, Edward tetap setia pada prinsip “obsesi terhadap konsumen” yang dia peroleh dari Jeff Bezos. Ia percaya bahwa sebuah bisnis akan berhasil apabila produknya mampu menarik minat dan afeksi para pembeli.
Menurutnya, sektor kopi merupakan bidang yang penuh dengan perubahan dan daya tarik. Terlebih lagi, ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sangat kreatif sehingga trend-nya berkembang dengan cepat.
“Yang paling mengundang adalah bagaimana kita dapat terus menerapkan kreasi baru—baik dalam hal menu, sistem pemesanan digital, hingga penataan ruangan toko. Namun, tantangannya ialah mempertahankan standar mutu produk serta layanan yang seragam di ratusan cabang yang tersebar di banyak negara tersebut tidaklah sederhana,” ungkap Edward.
Oleh karena itu, ia senantiasa mendorong timnya agar bekerja secara efektif dan tidak sekadar dengan upaya ekstra saja. Ia pun sering kali menggunakan cara yang membumi saat berurusan dengan staf yang sedang kehilangan semangat kerjanya.
“Biasanya saya ajak ngobrol dulu. Saya coba paham apa yang mereka rasain. Kadang mereka cuma butuh didengarkan. Saya juga usahain mereka bisa kerja di lingkungan yang suportif dan punya jalur karier yang jelas. Motivasi itu harus dua arah, enggak bisa dipaksa,” imbuhnya.
Penikmat Kopi
Tidak hanya dikenal sebagai pebisnis kopi, Edward juga mengakui dirinya sebagai pecinta kopi jauh sebelum mendirikan merek Kopi Kenangan. Kegemaran minum kopinya tetap menjadi hobbiya untuk melewatkan waktu luangnya. Dia bahkan menceritakan dapat meminum dua sampai tiga cangkir kopi setiap hari.
Kebiasaan minum kopinya kerap menjadi momen berkesan dalam menemukan ide, termasuk saat mencetuskan akan terjun ke industri kopi. Menurutnya, industri kopi memiliki potensi besar. Dan lahirnya kopi kenangan karena keresahannya sebagai penikmat kopi yang merasa harga kopi premium terlalu mahal.
Menurutnya, “Saya yakin ada banyak orang di luar sana yang mengalami hal serupa. Berdasarkan pemahaman itu, saya termotivasi untuk menciptakan Kopi Kenangan dengan misi memberikan kopi premium namun tetap terjangkau bagi konsumen.”