- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
incident, journalism, local news, news, news mediaincident, journalism, local news, news, news media - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
Dedi Mulyadi akhirnya angkat bicara mengenai insiden tanah longsor di area tambang C, Gunung Kuda, yang terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat.
Sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi segera mengambil keputusan tegas. Dia memilih untuk menutup pabrik penambangan tersebut secara definitif.
“Sudah saya instruksikan kepala SDM beserta semua tim di lapangan agar mengambil langkah tegas. Perusahaan tersebut akan kami tutup secara permanen,” ungkap Dedi melalui klip pendek di Instagram pada hari Jumat, 30 Mei 2025.
ternyata, sebelum terjadi tanah longsor tersebut, Dedi telah berkunjung ke tempat tambang itu. Hal ini terjadi ketika dia masih belum menempati posisi sebagai Gubernur Jawa Barat.
Ketika sedang berkunjung, Dedi menyatakan bahwa dia telah melihat sendiri jika pertambangan tersebut berfungsi tanpa mematuhi standar keselamatan yang seharusnya diberikan kepada karyawannya.
“Saya sudah pernah berkunjung ke tempat itu sebelum menjadi gubernur. Kegiatan tambang di sana cukup berbahaya dan tak sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan,” terangkan Dedi.
Meskipun demikian, pada waktu tersebut dia belum memiliki otoritas untuk bertindak, serta lisensi perusahaan masih akan berlaku sampai Oktober 2025, sehingga hal ini menghalangi tindakan darinya. Oleh sebab itu, operasi pertambangan terus dilanjutkan tanpa ada penghentian.
Kini, pasca insiden yang menyedihkan tersebut, Dedi menyarankan agar para pemilik usaha meningkatkan perhatian mereka pada aspek keselamatan di tempat kerja serta efeknya terhadap lingkungan sekitar.
“Harapannya ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Upaya tersebut perlu terus menitikberatkan kesejahteraan seluruh tenaga kerja. Juga jangan sampai mengabaikan pengaruhnya terhadap alam sekitar,” ujar Dedi.
Pada saat yang sama, regu gabungan terdiri atas personel TNI, Polri, Basarnas, serta masyarakat lokal juga berpartisipasi aktif dalam upaya mencari para korban.
Penelusuran untuk hari ini berakhir pada jam 17.00 WIB dan akan diteruskan keesokan harinya di waktu subuh.
Longsoran yang terjadi pada pukul 10.00 WIB pagi hari ini mengakibatkan kematian sepuluh orang buruh pertambangan. Di antara jumlah tersebut, dua individu masih dalam tahap pengenalan diri.
Di samping para korban jiwa, ada enam individu yang menderita cedera dan telah ditransfer ke RS Sumber Husada beserta Pusat Kesehatan Terdekat guna mendapatkan penanganan medis.