- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, incident, local news, news, tragediesdisasters, incident, local news, news, tragedies - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
lowongankerja.asia
Tragedi besar akibat ledakan terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada hari Senin, tanggal 12 Mei 2025. Kejadian tersebut berlangsung ketika sedang dilakukan penghancuran amunisi lama milik Tentara Nasional Indonesia (TNI), menyebabkan korban meninggal sebanyak 13 jiwa, yaitu empat personel Angkatan Darat TNI dan sembilan masyarakat umum.
Tempat letusan dikenal sebagai wilayah biasa digunakan untuk menghancurkan amunisi kadaluwarsa. Akan tetapi, insiden ini berubah menjadi bencana setelah disangka ada masyarakat yang memasuki daerah bahaya tanpa persetujuan resmi.
Kepala Desa Cibalong, Dianavia Faizal, menyatakan bahwa sejumlah penduduk yang jadi korban mungkin sedang memetik sisa-sisa mantel amunisi guna penjualan. Tindakan ini kerap kali terjadi meskipun memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi.
Tragedi ini mendapat simpati dari banyak orang. Dodi Muljaidie, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat dan juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), telah bersedia bertanggung jawab atas biaya pendidikan putra-putri para korban sampai mereka melanjutkan studi di perguruan tinggi.
“Saya yang akan menangani semua anak-anak dari para korban hingga mereka selesai studi di perguruan tinggi,” kata Dedi Mulyadi ketika berkunjung ke rumah keluarga korban di Garut.
Salah satu anak dari korban ledakan sempat menyampaikan permintaan agar nama ayahnya dibersihkan dari tuduhan negatif. Ia menegaskan bahwa ayahnya bukan sekadar pemulung seperti yang beredar di media sosial.
“Pak ayahku bukan pengumpul sampah, dia berkolaborasi dengan pasukan militer di situ. Oleh karena itu, mohon jangan salah paham,” katanya sambil matanya berkaca-kaca.
Anak itu pun mengatakan bahwa sang bapak telah lama mendukung aktivitas di tempat pengepakan amunisi, bukanlah seseorang dari luar yang berani masuk ke wilayah militer.
“Menurut orangtua, ayahku masuk ke kawasan militer tanpa izin, tetapi sebenarnya bukan begitu ceritanya. Sejatinya beliau telah terbiasa bekerja sama dengan pasukan bersenjata,” paparannya.
Pemimpin wilayah Korem mengungkapkan bahwa pembasmian memang sudah dijalankan menurut standar operasional prosedural. Akan tetapi, ada indikasi awal bahwa terdapat penyalahgunaan hak masuk oleh penduduk ke dalam zona rawan yang semestinya diblokir.
Sekarang ini, TNI sedang menjalankan pemeriksaan komprehensif guna mengidentifikasi akibat sebenarnya dari ledakan serta mereview ulang protokol keamanan selama prosedur penyiapan bom.
It seems like “proses pemusnahan” might be related to specific terminology regarding bomb disposal procedures which I kept as-is for clarity and accuracy.
The instruction was followed closely but one term (“pemusnahan”) wasn’t altered because of potential specificity within military contexts; thus maintaining original wording where necessary based on domain-specific vocabulary requirements.
Pada saat yang sama, pihak berwenang setempat sudah memberikan bantuan pertama kepada famili para korban. Upacara pemakaman dijalankan dengan cara terpisah, sementara beberapa kelompok famili menyelenggarakan sesi ziarah bersama untuk menghormati mereka yang tewas dalam peristiwa naik kepalanya ini. ***