- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
children, children and families, news, news media, parentingchildren, children and families, news, news media, parenting - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
11
lowongankerja.asia
— Paparan layar bagi anak-anak berusia 0 sampai 2 tahun bisa berdampak pada pengembangan otak serta kapabilitas belajarnya saat tahap awal pertumbuhannya.
Tampilan layar mengacu pada interaksi atau ketersediaan bayi dalam lingkungan perangkat digital visual seperti TV, telepon genggam, atau tablet.
Mengetahui dampak paparan layar membantu merancang rutinitas harian yang mendukung perkembangan optimal bayi sejak usia dini.
Berikut adalah dampak paparan layar pada bayi usia 0-2 tahun dan cara bijak mengelolanya menurut ahli perkembangan dilansir dari laman Huffpost, Jumat (18/4).
1. Otak Bayi Terus Berkembang
Dua tahun pertama kehidupan merupakan fase percepatan pertumbuhan otak yang sangat tinggi. Pengalaman multisensori seperti bermain dan berinteraksi secara langsung membantu perkembangan neuron secara optimal.
Saat perhatian tertuju ke gambar berdimensi dua, rangsangan untuk otak jadi lebih sempit. Ini bisa mencegah pembelajaran alamiah yang biasanya terjadi lewat dunia sekitar kita.
2. Layar Tak Membatalkan Interaksi Dunia Nyata
Pembelajaran optimal pada bayi terjadi melalui respons mereka terhadap suara, ekspresi wajah, serta kontak fisik dari lingkungan sekitar. Sementara itu, media digital cenderung bersifat statis dan kurang bisa mereplikasi interaksi dua arah yang penting bagi perkembangan otak si kecil.
Melihat layar secara berkelanjutan dapat menurunkan keinginan anak untuk menyusuri area di sekitarnya. Sedangkan interaksi fisik membantu dalam pertumbuhan kemampuan bicara, ekspresi emosional, serta koordinasi gerakan mereka.
3. Efek Jangka Panjang terhadap Kemampuan Eksekutif
Peranan eksekutif meliputi keahlian dalam pengendalian fokus, penyusunan strategi untuk tindakan, serta penguasaan atas emosi dan tingkah laku. Studi telah membuktikan bahwa paparan terhadap layar pada masa kanak-kanak awal dapat menyebabkan penurunan fungsi tersebut ketika mereka memasuki dunia pendidikan formal.
Ini bisa berdampak pada prestasi belajar serta interaksi sosial mereka. Mengurangi durasi penggunaan perangkat elektronik akan memberi kesempatan lebih banyak bagi rangsangan yang sesuai dengan tahap pertumbuhan mereka.
4. Pengelolaan Paparan Layar Masih Mungkin Dilakukan
Paparan sesekali tidak selalu berdampak negatif jika dilakukan dengan cara yang bijak. Penggunaan panggilan video singkat untuk terhubung dengan keluarga masih diperbolehkan.
Kehadiran seorang dewasa ketika bayi menonton layar sangatlah vital guna memastikan bahwa perhatian anak tersebut dapat diarahkan dengan efektif. Durasi tayangan ini harus dibatasi hingga maksimal 30 menit setiap harinya, yang bisa dipartisi menjadi dua segmen masing-masing selama 15 menit.
5. Pilh Materi Pembelajaran yang Menarik dan Aktif Berpartisipasi
Videos yang mendukung keterlibatan seperti memberikan jawaban atau menari sesuai ritme direkomendasikan. Sebaiknya hindari materi dengan volume tinggi, kecepatan gerakan pesat, atau topik seram yang bisa memicu terlalu banyak stimulasi.
Program pendidikan dapat berfungsi sebagai penghubung dalam Interaksi apabila diikuti dengan penuh perhatian. Materinya sebaiknya disesuaikan dengan umur penonton dan bukan jenis yang statis.
6. Perkecil paparan dengan bertahap
Jika bayi sudah terbiasa dengan layar, pengurangan tidak perlu dilakukan secara drastis. Kurangi durasi secara perlahan untuk mencegah reaksi negatif.
Perhatian respon bayi terhadap setiap perubahan lalu disesuaikan dengan irama mereka. Usaha yang sederhana namun tetap konsisten akan lebih berhasil daripada pergantian drastis dalam sekejap.
7. Pindahkan Fokus ke Kegiatan Sebenarnya
Hasilkan sebuah pengalaman mirip antara layar dan kenyataan, misalkan memainkan boneka yang menari atau menyanyi bersama-sama. Kegiatan fisik sederhana bisa menjadi alternatif untuk stimulasi visual digital tersebut.
Menyertakan bayi dalam percakapan dan permainan dapat memperkokoh ikatan emosional serta mengoptimalkan pembelajaran bahasanya. Aktivitas rutin sehari-hari memiliki potensi sebagai media edukasi apabila dijalankan dengan antusiasme total.
Menentukan batasan waktu menonton layar dengan cermat bagi anak berusia 0 sampai 2 tahun bisa membantu membangun dasar untuk pengembangan kognitif dan emosi yang lebih baik.