Hore! Lolos Seleksi ke daftar Sekolah Menengah Atas Unggulan Program Transformasi Garuda, terdapat beberapa sekolah seperti: SMA Unggul DEL di Medan, SMAN 10 di Samarinda, SMA Pradita Dirgantara dari Jawa Tengah, dan juga SMA Cahaya Rancamaya yang berlokasi di Jawa Barat.
12 Sekolah Resmi Disebut SMA Unggul Garuda Transformasi dan Akan Dimulai di Tahun Pelajaran 2025. Pihak pemerintahan telah mengidentifikasi 12 institusi pendidikan menjadi bagian dari program SMA Unggul Garuda Transformasi. Program tersebut direncanakan untuk dimulai pada awal tahun pelajaran 2025/2026.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyebutkan bahwa kebijakan tersebut dirancang untuk memfasilitasi akses terhadap pendidikan bermutu tinggi, lebih-lebih dalam area ilmu pengetahuan dan teknologi, kepada pelajar dari wilayah-wilayah yang dulunya kesulitan mencarinya.
“Cara kita dapat menyediakan layanan bagi mereka yang mungkin telah menghadapi hambatan dalam meraih pendidikan berkulaitas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, inilah konsep dasar terbentuknya Sekolah Garuda,” ungkap Stella saat ditemui di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 18 Mei 2025, sesuai laporan dari ANTARA.
Program Sekolah Garuda Transformasi merupakan komponen dari usaha pemerintahan guna memperbaiki mutu sekolah-sekolah SMA dan Madrasah Aliyah (MA), secara khusus bagi mereka yang berada jauh dari pusat perkotaan. Sasaran pokoknya ialah mendidik pemuda-pemudi Indonesia supaya dapat bertarung di kancah global, lebih-lebih pada sektor ilmu pengetahuan, teknologi, serta kreasi.
Diharapkan dengan adanya kurikulum terkini serta sarana prasarana yang lebih superior, para pelajar dari institusi pendidikan tersebut akan mampu tumbuh sebagai insan-andaung yang berdaya guna dalam merancang bangunan negeri kita Indonesia.
Berikut adalah 12 Sekolah Menengah Atas Unggulan dalam Program Transformasi Garuda
:
- SMA Negeri 10 Fajar Harapan di Banda Aceh
- SMA Unggul DEL Medan
- MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir
- SMA Negeri Unggulan M.H. Thamrin Jakarta
- SMA Cahaya Rancamaya di Jawa Barat
- SMA Pradita Dirgantara Jawa Tengah
- Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara Jawa Tengah
- SMA Negeri Banua di Kalimantan Selatan
- SMA Negeri Siwalima Ambon Maluku
- SMA Averos Papua Barat Daya
- SMA Negeri 10 Samarindra
- MAN Insan Cendekia Gorontalo.
Program Sekolah Garuda Transformasi berfungsi meningkatkan mutu pendidikan serta mengasah bakat pemuda-pemudi Indonesia supaya dapat tampil kompetitif pada skala dunia. Di tempat belajar ini, pelajar dianjurkan pula untuk meraih seluruh kemungkinan terbaiknya.
Indikatornya adalah bahwa para siswa telah siap berkompetisi untuk mendapatkan tempat di perguruan tinggi ternama global. Menurut pendapatnya, kedua belas sekolah itu mewakili lembaga dengan standar mutu yang sangat baik.
Bimbingan Intensif
Kemendiktisaintek tidak merencanakan adanya modifikasi signifikan pada metode pengajaran atau kurikulum yang sudah diterapkan. Akan tetapi, pemerintah akan memberikan bantuan kepada para pelajar di kelas 12 guna mempersiapkan mereka menghadapi pendidikan tinggi di perguruan tinggi.
Mulai bulan Agustus 2025, para pelajar di kelas 12 dari sekolah tersebut akan memulai program bimbingan ekstensif yang bertujuan untuk membantu mereka dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi pada periode akademik selanjutnya. Dia menjelaskan bahwa dukungan itu mencakup aspek lengkap, bukan hanya bagi murid-murid saja melainkan juga termasuk tenaga pengajaran serta jajaran administrasi sekolah.
Bukan hanya Sekolah Garuda Transformasi, pemerintah pun sedang merencanakan pengembangan empat Sekolah Garuda baru dengan tujuan agar dapat beroperasional pada tahun ajaran 2026/2027.
Di sejumlah daerah, proses pemilihan lahan dan perencanaan pembangunan fisik sudah dimulai, termasuk pembinaan sumber daya manusia seperti guru dan tim manajemen yang akan mendukung keberlangsungan sekolah-sekolah tersebut.
Sekolah Asrama Garuda Baru ini bakal menyediakan tempat untuk kira-kira 150 murid teladan dari setiap daerah di negara ini. Berikut beberapa lokasi pembangunan sekolah tersebut yakni di Kota Soe, Nusa Tenggara Timur, Pulau Bangka Belitung, serta Nabire di bagian tengah Papua.
“Anak dari Aceh bisa tinggal di Papua, anak dari Jawa bisa belajar di Nusa Tenggara Timur. Mereka akan saling memahami dan menghargai perbedaan,” kata dia.
***