- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
africa, bill gates, money, philanthropists, philanthropyafrica, bill gates, money, philanthropists, philanthropy - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
Jakarta, IDN Times
– Pencipta Microsoft, Bill Gates, telah merilis niatnya untuk menyerahkan mayoritas hartanya senilai 200 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp3.258 triliun kepada benua Afrika. Anggaran tersebut bertujuan memperbaiki fasilitas kesehatan dan sistem pendidikan dalam kurun waktu dua puluh tahun mendatang.
Gates mengungkapkan janji itu saat berpidato di kantor pusat Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia, pada Senin (2/6/2025). Sebuah pernytaan dari Gates Foundation dicatat sebagai sumbernya.
CBS News
, Selasa (3/6/2025), Gates menyebutkan bahwa sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung penduduk di Benua Afrika.
“Saya baru saja berkomitmen bahwa aset saya akan dialokasikan selama dua puluh tahun mendatang. Sebagian besar dari dana itu akan digunakan untuk menolong Anda dalam menghadapi permasalahan yang ada di Benua Afrika,” katanya.
Gates pun menegaskan bahwa dukungan ini akan bertumpu pada kolaborasi erat dengan pemerintah setempat yang utamakan kesejahteraan serta kesehatan masyarakatnya. Dia menggarisbawahi kebutuhan investasi jangka panjang untuk benua itu melalui perhatian terhadap kesehatan wanita hamil dan anak-anak. Dia menjelaskan, yayasan miliknya telah lama aktif bekerja di wilayah Afrika.
1. Fokus Gates ada di bidang kesehatan wanita hamil, asupan gizi, serta kerjasama dengan pemerintahan.
Gates Foundation menjelaskan bahwa mereka memiliki tiga prioritas utama dalam program dukungan ini. Ketiganya adalah mencegah kematian yang bisa dihindari oleh ibu dan balita, melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya yang ditularkan, serta membantu jutaan individu keluar dari kesengsaraan ekonomi. Selain itu, yayasan bertujuan untuk mengakhiri kegiatan operasi mereka pada akhir dua dekade akan datang.
Gates mengatakan bahwa metode terbaik dalam bidang kesehatan ialah dengan memastikan ibu tetap bugar dan mendapatkan gizi yang cukup sebelum serta saat hamil. Dia menegaskan pentingnya periode empat tahun awal kehidupan si anak sebagai fase yang sangat vital.
“Menjamin bahwa anak mendapatkan gizi yang tepat selama empat tahun awal kehidupan mereka sangat berpengaruh,” demikian kata dia seperti dilansir dari
BBC
.
Dia mendorong negara-negara Afrika agar lebih percaya diri dalam memanfaatkan teknologi, terutama Kecerdasan Buatan (AI), dalam bidang layanan kesehatan. Misalnya, Gates menunjukkan kasus Rwanda yang sudah menggunakan ultrasonografi berbasis AI untuk mendeteksi kehamilan dengan risiko tinggi. Menurut dia, strategi semacam ini perlu diterapkan secara lebih luas di benua tersebut.
2. AS memangkas bantuan, sementara Gates mengisi kesenjangan dana di Afrika.
Mantan Ibu Negara Mozambik, Graça Machel dengan senang hati menerima tindakan yang dilakukan oleh Gates dan menegaskan bahwa hal tersebut hadir pada waktu yang sangat penting. Dia menjelaskan, pernyataan tersebut disampaikan ketika sedang ada masa kritis. Saat ini pemerintah Amerika Serikat sebenarnya telah mengurangi beragam bentuk dukungan ke Afrika, termasuk juga bidang penanganan HIV/AIDS.
Langkah pengurangan anggaran ini adalah sebagian dari kebijakan “America First” yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump. Kebijakan itu menimbulkan keprihatinan mengenai masa depan pelayanan kesehatan serta program-program bantuan kemanusiaan di beberapa negara Afrika, salah satunya meliputi peningkatan signifikan dalam potongan dana dan personel pada Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat.
Gates mengungkapkan bahwa mayoritas sumbangan yang dia distribusikan akan bekerja sama dengan pemerintahan-pemerintahan yang masih prihatin tentang kesejahteraan warganya. Dia bertujuan agar dengan melengkapi celah pembiayaan yang kurang dari negara-negara berkembang, yayasan miliknya dapat semakin meningkatkan perkembangan bidang kesehatan di Benua Hitam. Pernyataan tersebut diyakini merupakan suatu bentuk kritik lembut atas penurunan partisipasi internasional Amerika Serikat.
3. Gates berharap untuk meninggal dunia tanpa menyisakan harta bendanya.
Gates pertama kali mengumumkan niatnya untuk mendonasikan 99 persen hartanya melalui sebuah posting di blog beberapa waktu yang lalu. Dia merujuk pada esai Andrew Carnegie dari tahun 1889 tersebut.
The Gospel of Wealth
sebagai inspirasi.
“Orang-orang pasti akan berkomentar berbagai macam tentang saya setelah kematianku, namun aku bersikeras agar ‘dia meninggal dalam kekayaan’ bukanlah satu di antara komentar tersebut,” tulis Gates.
Dia menambahkan bahwa kekayaannya yang saat ini mencapai 108 miliar dolar AS (setara dengan sekitar 1.754 triliun rupiah) diprediksikan akan berkurang sampai 99 persennya dalam dua dekade mendatang. Meskipun begitu,
Bloomberg
Melapor bahwa dia masih akan menjadi miliardder meskipun telah menyumbang sebagian besar kekayaannya.
Dilansir dari
Africa News
Microsoft didirikan oleh Gates bersama dengan Paul Allen di tahun 1975. Dia meninggalkan posisi CEO-nya pada tahun 2000, lalu menyerahkan jabatannya sebagai Ketua perusahaan pada tahun 2014. Menurut Gates, selain Carnegie, dia juga mendapat inspirasi dari Warren Buffett serta beberapa filantropis lainnya yang mendorong keputusannya tersebut.
Namun, sejumlah kritik juga mengarah pada Gates Foundation. Beberapa pihak menilai status amal yayasan tersebut digunakan untuk menghindari pajak. Selain itu, mereka mempertanyakan besarnya pengaruh yayasan tersebut terhadap kebijakan kesehatan global yang seharusnya independen.