Berani Coba Pay Later? Ketahui Risiko di Baliknya

Berani Coba Pay Later? Ketahui Risiko di Baliknya

Siapakah yang tak kenal dengan sistem transaksi penangguhan pembayaran? Atau biasa disebut sebagai “ambil dulu bayar kemudian”, yang kini sedang populer di industri finansial.

Betul, paylater merupakan salah satu cara termudah untuk memperoleh barang tersebut. Itulah sekitar apa yang disampaikan oleh para bintang iklan itu.

Pembayaran ini menunjukkan kemudahan dalam mengeluarkan sejumlah uang, bahkan ketika kita tak memiliki saldo sedikit pun. Ini memberi ruang bagi kita untuk berhutang hanya agar bisa mendapatkannya.

Banyak institusi finansial daring (e-commerce) yang dengan sengaja menggadang-gadangkan metode pembayaran “beli dulu bayar kemudian”. Setiap entitas itu berlomba-lomba dalam hal promosi untuk menarik sebesar mungkin konsumen atau calon peminjam.

Jadi, bagi mereka yang suka berhati-hati, mungkin akan sering menemui godaan untuk membeli dengan sistem pembayaran di kemudian hari demi mendapat rayuan manis tersebut.

Dengan istilah keren-keren, ini berarti kita mendapatkan pinjaman dalam bentuk uang digital yang sebenarnya hanyalah angka. Setelah itu, kita dapat membeli barang-barang sesuai dengan jumlah pinjaman yang sudah disepakati bersama tingkat suku bunganya yang variatif. Menurut penyedia layanan peminjaman, suku bunga tersebut dianggap sangat rendah, namun saat kita benar-benar menggunakan sistem PayLater, harga barang yang awalnya terjangkau tiba-tiba naik drastis. Barang yang tadinya cuma beberapa ratus ribu saja, bisa membengkak menjadi sekitar tiga kali lipat atau lebih jika menggunakan PayLater.

Apabila kita merupakan tipe orang yang gemar berhutang, maka keberadaan layanan paylater mungkin terlihat seperti jawaban instan tanpa mempertimbangkan cara untuk mengumpulkan uang lebih dahulu sebelum membeli barang tersebut.

Tapi, bagaimana cara mendapatkan sesuatu tanpa memikirkan apakah esok hari bisa membayarnya atau belum? Mungkin pertanyaannya adalah: Bisakah pendapatan kita digunakan sebagai jaminan untuk pembayaran angsuran itu nanti? Ataukah kita terlalu meremehkan utang sehingga ketika pada akhirnya tak dapat melunasinya, yang dilakukan hanyalah menutupi nomor pemungutan tagihan dan menjual ponsel kita saja. Benar begitu?

Saya pernah menggunakan layanan paylater, dan ini sungguh bermanfaat bagi mereka yang memiliki kendala keuangan. Layanan paylater bertujuan untuk mempermudah pembelian barang yang diinginkan oleh pelanggan melalui beberapa syarat. Biasanya, pengguna diminta mengisi formulir lengkap yang mencantumkan data diri, informasi keluarga, detail pekerjaan, nomor telepon yang dapat dihubungi, serta kontak kerabat dekat seperti saudara atau anak kandung. Yang tidak kalah penting juga, Anda mungkin perlu menyertakan salinan kartu tanda penduduk (KTP) atau bahkan foto selfie bersama KTP sebagai bukti validitas identitas. Semua langkah ini dilakukan guna meyakinkan bahwa individu tersebut merupakan orang nyata dan pemegang resmi dokumen tersebut. Setelah semua tahapan diselesaikan, penyedia pinjaman kemudian akan memberitahu apakah permohonan berhasil disetujui atau tidak.

Setelah menyelesaikan seluruh tahapan, kita akan menerima pemberitahuan serta kode verifikasi OTP yang mengindikasikan bahwa kita telah siap untuk melakukan transaksi bersama lembaga pembiayaan yang diinginkan setelah memasukkan kata sandi.

Sekarang ini, ada berbagai penawaran pijatan yang menggiurkan, mulai dari puluhan ribu hingga beberapa juta rupiah dengan tingkat bunga yang beragam bergantung pada durasi penggunaan kartu Anda dan besarnya angsuran yang perlu dibayarkan.

Itu semua adalah proses untuk mendapatkan pinjaman online, meskipun kita sama sekali tidak pernah mengenal siapa sebenarnya yang memberikan pinjaman tersebut.

Saat pertama kali muncul, para bintang iklan tampak sangat menyenangkan, tetapi apabila terlambat satu hari pun, ponsel kita akan selalu berbunyi seperti layaknya menagih utang yang sungguhan.

Meskipun hutangnya hanya sebesar 100 ribu saja, seluruh anggota keluarga dengan nomor telepon di daftar kontak kita akan terkena dampak dari proses penagihannya.

Jadi saat kita benar-benar berniat untuk mengajukan pinjaman, pastikan dahulu apabila kita bisa melunasi kembali atau belum? Dan perlu juga dipertimbangkan jika kita sudah siap dengan risikonya seperti adanya ancaman ketika jumlah uang tersebut tak begitu besar malah bikin kita cemas kayak dikawal setan, karena telepon genggam ngga hentinya berbunyi.

Membeli pakai paylater rasanya seperti ditakut-takutikan oleh perampok.

Berikut ini merupakan suatu cerita saat saya sempat memakai layanan payLater. Saya enggan menyebutkan identitas perusahaan penyedia jasanya, tetapi institusi tersebut cukup populer dalam dunia maya serta iklannya seringkali muncul di berbagai aplikasi telepon genggam kita.

Apa tindakan yang telah saya lakukan dan mengapa ikut terjerumus ke dalam sistem paylater ini?

Beberapa tahun lalu, saya kerap menerima pemberitahuan iklan yang menggoda dengan janji memberikan kenyamanan dalam belanja ataupun liburan. Kepraktisannya terletak pada kemampuan untuk membeli apa pun tanpa perlu memiliki uang sekalipun.

Hebatnya, waktu itu saya sangat tertarik untuk membeli pusat perbelanjaan senilai ratusan ribu dengan sistem pembayarannya yang ditangguhkan ke bulan berikutnya. Proses pengajuan pinjaman pulsa ataupun paket data menjadi sangat sederhana dan tidak rumit, sehingga saya tak perlu khawatir akan dampak negatifnya.

Beruntungnya, beberapa kali menggunakan sistem pay later tak pernah menimbulkan masalah, sebab saya senantiasa melunasi kewajiban tersebut dengan tepat jadwal pembayaran.

Akan tetapi pada satu titik, karena kelupaan dan kesibukan kerja yang cukup padat, hal-hal yang seharusnya dibayarkan pun belum tertagih saat itu juga. Ditambah lagi dana untuk berbelanja sudah habis tanpa sisa sehingga ada risiko utang pulsa ini tidak dapat dilunasi sesuai jadwal.

Setelah kejadian tersebut, ponsel kami tak henti-hentinya berdering. Dalam satu hari saja bisa bertambah puluhan panggilan masuk. Setiap kali menerima telepon, saya hanya menjawab bahwa pembayaran akan dilakukan sesegera mungkin. Beberapa jam kemudian, pesan WhatsApp pun datang bersama peringatan singkat jika petugas penagihan akan melanjutkan tindakan lebih lanjut, bahkan sampai mendapatkan janji untuk berkunjung kerumah.

Oke saya balas, jika tidak tahan mohon tunggu hingga petang, atau silakan datangi rumah saya nanti saya bayarnya.

Bisa jadi karena sangat kesal, orang yang melakukan panggilan itu tetap terus-menerus mengontak saya serta keluarga saya walaupun utang yang saya punya cuma berupa beberapa ratus ribu rupiah. Saya benar-benar bingung, umumnya saya selalu tepat waktu dalam pembayaran sehingga tak ada masalah, namun ketika sedikit tertunda satu hari saja sudah seperti diperas darah seakan-akan jumlah pinjaman saya mencapai ratusan juta rupiah.

Akibat kesal dan merasa diteror, saya memberi ultimatum pada pelaku dengan ancaman akan melapor ke polisi atas perlakuannya yang sudah mencemarkan hidup saya. Setelah insiden tersebut, saya memutuskan untuk berakhir di layanan paylater. Ini mungkin menjadi luka dan salah satu ketidakpuasan saya disebabkan oleh perilaku petugas penagihan yang tampaknya tak lagi mengetahui cara bertingkah dalam hal-hal berkaitan dengan pengguna sistem pembayaran tertunda seperti paylater.

Saya mengakui keterlambatan saya, namun metode-metode ancaman itu merupakan perilaku yang sangat menyedihkan bagi pelanggan dan dapat dianggap sebagai suatu kejahatan.

Hindari penggunaan PayLater bila belum ingin menghadapi tekanan.

Masa lalu tersebut sering kali berulang dalam kehidupan kita. Baik untuk pekerja pemerintahan maupun tukang batu, cara meminjam uang dengan sistem membayar kemudian telah menimbulkan banyak masalah.

Hingga kini, masih ada sejumlah besar pemakai layanan pay later yang menghadapi kesulitan pembayaran. Ini mungkin disebabkan oleh proses peminjaman yang sangat sederhana tanpa perlu jaminan apa pun, sehingga dampaknya adalah dengan kemudahan dalam mendapatkan dana tersebut, jumlah orang yang menggunakan produk e-commerce ini menjadi lebih banyak.

Karena belum dibayarnya barang tersebut, akan timbul berbagai dampak negatif. Banyak orang menjadi korban dengan merasakan tekanan besar hingga stres dan depresi akibat ancaman yang mereka hadapi. Tidak sedikit dari mereka bahkan memilih untuk mengakhiri hidupnya sebagai hasilnya.

Para korban sistem paylater hampir serupa dengan nasib para korbannya di platform pinjol; mereka pun kerap kali menjadi sasaran pemutusan kontak agresif dan tak berkesudahan oleh peminjam, yang dapat merosotkan kondisi psikologis mereka.

Sebenarnya, lembaga penyedia pinjaman dengan mudah dapat mencabut seluruh kesepakatan apabila mereka menemukan bahwa calon peminjam kurang pantas untuk mendapatkan kredit. Akan tetapi, hal yang membuat heran adalah bagaimana bahkan untuk tunggakan kecil senilai beberapa ratus ribu dan telat satu hari pun, petugas penagihan malah menggunakan taktik intimidasi yang mampu meruntuhkan moral sang debitur.

Berani menggunakan pay later, berarti harus siap untuk membayar dengan tepat waktu.

Transaksi paylater merupakan cara termudah untuk memperoleh barang yang diinginkan, namun ada dampak negatif apabila pembayaran cicilan tersebut tertunda. Diantaranya adalah ancaman gangguan serta bunga yang meningkat sehingga dapat menyebabkan kesusahan dalam pelunasan hutangnya.

Hal-hal yang sering dialami oleh kebanyakan orang bisa dijadikan pembelajaran untuk tidak terburu-buru mengambil hutang hanya demi membeli suatu barang. Pasalnya, memiliki sesuatu dengan menggunakan uang sendiri cenderung memberikan ketenangan pikiran. Terlebih lagi bila item atau produk tersebut sungguh-sungguh diperlukan serta telah disimpan tabungan selama berbulan-bulan, maka hal itu pastinya lebih baik dibandingkan harus membayar nanti setelahnya.

Pastikan bahwa pinjaman yang kita ambil merupakan jumlah uang yang mampu kita lunasi dengan sisanya dari pendapatan bulanan. Akan tetapi, seringkali upah yang seharusnya digunakan untuk pembayaran layanan berbayar di akhir periode telah dialokasikan ke tujuan lain tanpa diduga sebelumnya.

Oleh sebab itu, apabila kita menganggap suatu hal sebagai sesuatu yang tidak penting didapat, lebih baik menyimpan uang tersebut dan tidak tergesa-gesa menggunakan layanan pay later, karena dampak negatifnya bisa berbahaya bagi hidup kita.

Ancaman yang dapat timbul saat memakai layanan pay later

Untuk orang-orang yang telah terbiasa berbelanja melalui layanan pay later, tentu mereka merasakan manfaat dari metode ini. Terlebih saat sedang dalam situasi darurat atau kesulitan finansial dan masih dapat segera melakukan pembelian walaupun tanpa adanya dana di tangan.

Namun ada hal yang mesti kita perhatikan dan waspadai ketika memanfaatkan jasa ini.

Pertama, identitas kita bisa saja tersebar luas

Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat memanfaatkan layanan pay later, yakni Anda secara tidak langsung memberikan informasi pribadi kepada penyedia kredit ini. Tentunya situasi seperti itu berisiko tinggi karena dapat menyebabkan penyalahgunaan atau bahkan pembagian data Anda kepada entitas eksternal tanpa persetujuan Anda.

Hal ini pastinya akan berujung pada bencana di masa depan. Walaupun mungkin kita merasa yakin bahwa lembaga pembiayaan tersebut tidak akan mendistribusikan informasi pribadi kita, namun siapa yang tak mengerti bahwa uang dapat membawa seseorang untuk bertindak tanpa kontrol? Terlepas dari seberapa miskin kita, begitu data kita telah dipindahtangankan, kehidupan kita secara umum akan terancam. Setidaknya, kita harus bersiap-siap menjadi salah satu korbannya dalam kasus penipuan, pencurian bank dan bahkan bisa jadi sebagai korban kejahatan lainnya.

Kedua, kami cenderung memilih berbelanja walaupun tidak penting bagi kehidupan sehari-hari kami.

Ini sering kali terlihat dalam keseharian kita. Saat uang bisa didapat dengan cepat melalui peminjaman, hal tersebut pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas diri sendiri. Barang-barang yang tadinya tak begitu diperlukan menjadi lebih menarik hanya karena kemudahan untuk berhutang, dan hasilnya adalah beban tambahan dari utang-utang baru yang mesti dibayar.

Apabila hasrat untuk membeli terus-menerus tak ada habis-habisnya, dampak jangkanya bisa berujung pada beban utang yang susah dilunasi.

Ketiga, baik itu sebesar apa pun utang yang kita miliki, pada akhirnya kita akan diingatkan dan mungkin mengalami gangguan karena penagihan tersebut.

Siapa yang menyangka meskipun hutang kita tidak terlalu besar, faktanya kita akan menjadi korban teror sadis dari penagih hutang. Hal ini banyak dirasakan masyarakat yang terlambat melakukan pembayaran. Padahal jika kita menahan diri untuk tidak melakukan paylater maka kita akan terhindar dari tagihan yang menakutkan itu.

Bahkan bukan hanya kita yang diteror, karena keluarga, dan teman-teman kita bisa saja menjadi korban teror karena uang yang telah kita pinjam. Dan tentu saja, karena telah meminjam, maka kewajiban kita harus membayarnya. Meskipun bunga yang diberikan relatif besar.

Oleh sebab itu, coba untuk menjauhi utang atau layanan belanja lunas nanti, karena hal tersebut dapat membuat kehidupan pemakainya semakin terbebani secara bertahap bila mereka tak bisa memanfaatkannya dengan tepat.

Salam

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *