Bayi Melewati Fase Merangkak? Dokter Berikan Tips Stimulasi Anak di Rumah


, SURABAYA –

Merangkak adalah salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi sebelum mereka dapat berdiri dan berjalan.

Akan tetapi, tampaknya tidak seluruh bayi melewati tahap ini, ada pula bayi yang dapat langsung duduk lalu berdiri tanpa harus menjalani fase merayap terlebih dahulu.

Dr. dr. Dian Pratamastuti, seorang spesialis anak, menyatakan bahwa merangkak tidak harus menjadi tahap yang dilewati oleh bayi secara pasti. Menurutnya, gerakan ini bukan merupakan keterampilan koordinatif vital dibanding dengan proses lain seperti belajar berdiri.

Merangkak tidak selalu merupakan kemampuan yang harus dimiliki; banyak orang tua seperti salah satu pasien saya mengatakan bahwa anak mereka berusia 11 bulan belum dapat merangkak dan memiliki anggapan tersebut.
wedi ga iso mlaku
“Namun, tidak setiap anak mampu atau bersedia untuk merangkak,” katanya pada hari Minggu, 1 Juni 2025.

Dia mengatakan bahwa pertumbuhan bayi tidak dapat dinilai hanya berdasarkan tahap merayanya, tetapi ada banyak titik penting lainnya yang perlu dicapai.

Fase merangkak yang lebih detail sering dilewati antara enam sampai tujuh bulan, diikuti oleh tahap duduk pada usia delapan bulan dan kemajuan menuju fase selanjutnya.

Dr. Dian mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang wajar apabila bayi lewati tahap merayap tetapi telah dapat duduk kemudian berdiri saat berusia 10 bulan, mulai pegangi pagar di usia 12 bulan dan seterusnya belajar jalan.

“Anak dapat mendapatkan stimulasi meski terkadang ada yang enggan menerimanya. Lewat tahapan merangkak boleh dilewati asalkan aman, namun lebih baik jika tetap diupayakan stimulus tersebut. Jika si kecil belum mau atau belum bisa melakukan hal-hal tertentu, orangtua tak perlu khawatir; cukup dengan kemampuan mereka untuk duduk, berdiri, dan berjalan sudah termasuk wajar,” paparnya.

Namun, memberikan rangsangan di fase ini tetaplah cukup krusial. Di sinilah peran orangtua menjadi vital dalam mengaktifkan proses stimulasi gerak atau latihan yang bisa mendukung bayi mempelajari cara berjalan.

” Stimulan, bukan obat yang diminum. Obatnya berasal dari orangtua,” katanya.

Salah satu caranya adalah dengan memakai alat mainan push walker, mengajak anak untuk mendorong galon yang diisikan beberapa liter air mineral, sampai mereka bisa melangkah sendiri.

“Semakin kerap dikerjakan, akan menyembuhkan; pengobatan ini perlu disampaikan oleh sang ibu melalui pemberian stimulasi dan panduan. Pembelian sepatu berbunyi dapat menjadi motivator, masih ada banyak cara lain yang bisa dicoba,” jelasnya.

Dr Dian mengatakan bahwa pertumbuhan buah hati dalam rentang umur 0 sampai 2 tahun patut mendapat perhatian khusus dari kedua orangtua.

Karena itu merupakan periode penting bagi perkembangan otak anak dan pertumbuhan fisik yang sempurna.

Orangtua perlu waspada terhadap ‘peringatan merah’ pada rentang umur antara 12 sampai 24 bulan bagi buah hati mereka. Misalnya seperti kondisi di mana sang anak belum dapat berjalan saat menginjak usia 18 bulan, berjalan dengan menggunakan ujung jari kaki saja, sering kali kesulitan untuk menjatuhkan diri atau menaiki anak tangga.

Selanjutnya, ia tidak menyampaikan minimal 15 kata di usia itu, belum mencontohkan perilaku maupun ucapan saat mencapai 24 bulan, serta gagal memahami perintah dasar.

“Indikasi awal yang menunjukkan kemungkinan anak mengalami hambatan dalam pengembangan diri. Gejala tersebut muncul di tahap awal, sehingga penting untuk memantau perkembangan si anak,” jelasnya.


BACA BERITA LAINNYA DI
GOOGLE NEWS

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *