Batu Akik ala Hypebeast? Cocok Banget, Bro!

Batu Akik ala Hypebeast? Cocok Banget, Bro!


Priangan Insider –

Jika kamu menganggap batu akik hanya sesuai untuk para om yang menyukai minuman manis dan rokok kretek di sudut warung kopi, siap-siap saja pandanganmu berubah 180 derajat.

Saat ini, batu akik telah meningkat statusnya menjadi elemen dalam lifestyle para hypebeast Generasi Z ya, mereka suka dengan hoodie bermerk, sneaker terbatas, serta konten estetika di Instagram.

Jangan keliru, batu akik yang dulunya disebut “klasik” kini malah menjadi elemen fashion tak terduga namun trendy di tahun 2025.

Campuran antara warisan lokal dan gaya kota moden.

Bagaimana vibe-nya? Streetwear dengan penyembuhan spiritual.

Terdengar aneh? Malah itu yang membuatnya menjadi sorotan!


Batu Akik Direbranding Menjadi Permata Jalanan

Kereta itu tidak muncul begitu saja.

Beberapa pembuat konten di TikTok dan Instagram memulai dengan menggali barang-barang peninggalan kakek mereka, seperti batu akik.

Namun, daripada ditampilkan di dalam lemari kaca, mereka justru mencampurkan batu tersebut dengan gaya pakaian ala hypebeast seperti jaket berukuran besar, topi snapback, sepatu Jordan 1, hingga tas selempang Supreme palsu yang tetap terlihat stylish.

Saat mengunjungi sebuah rumah, aku menemukan cincin berwarna-warni. Awalnya hanya untuk bersenang-senang kugunakan saat pergi ke acara sepatu sneaker itu. Ternyata, banyak orang yang memperhatikannya.
Menurut Bagas Rizqi (22), seorang pembuat konten mode asal Bandung.

Batuan yang dahulu dipandang sebagai tanda keberadaan orang tua, kini menjadi aksesori perkotaan dengan nuansa asli dan autentik.

unik, alami, dan jelas bukan hasil industri.

Setiap bebatuan berbeda, dan setiap pola memiliki kisahnya sendiri.


Hypebeast Lokal Mulai Melirik

Tidak main-main, merek lokal seperti “Akikside” dan “Cincin Chaos” sudah mulai mengombinasikan batu akik dengan gaya streetwear.

Dimulai dari cincin silver tebal berhiaskan batu garut di bagian tengah, hingga liontin akik yang dikombinasikan dengan motif tribal-futuristik.

Terdapat pula kerjasama kecil antara pembuat akik di Sukabumi dan ilustrator perkotaan Jakarta untuk menciptakan seri khusus cincin berbentuk batu bernuansa naga api, yang mengambil inspirasi dari gaya jalanan Asia era Y2K.

Kami ingin membuat batu akik menjadi bagian dari perkotaan budaya jalanan. Bukan hanya sebagai benda spirituality, tetapi juga sebagai elemen untuk mengekspresikan diri,
kata Rafi, co-founder Akikside.


Dari Pasar Tradisional hingga Hype Market Popup moden

Yang menarik adalah, akik saat ini tidak hanya dipasarkan di warung pinggiran pasar. Namun juga sudah bermunculan di,

  • Pop-up market fashion lokal
  • Tempat kerjasama pada acara sepatu sneaker tersebut
  • Situs web atau aplikasi seperti Tokopedia, Shopee, serta toko di Instagram yang didesain mirip galeri seni
  • Siaran langsung di TikTok pada jumat malam dengan suasana seperti acara pelelangan barang-barang Supreme.

Ada juga ide “lelang batu akik versi jalanan” di mana penonton bersaing untuk membeli batu akik dengan corak palingunik serta desain cincin yang paling ekstrem.


Mengapa Dapat Menjadi Bagian dari Generasi Z? Berikut Penjelasannya

1. Visualnya kuat banget

Motif alam pada batu membuat setiap cincin terlihat unik seperti sidik jari.

Sangat sesuai untuk kamu yang ingin terlihat unik.

2. Gaya “alam” + penyembuhan

Generasi Z semakin terpikat pada energi, perawatan diri, serta aspek spiritual.

Batuan akik diyakini memiliki energi penyeimbangan serupa dengan getaran yang terdapat dalam praktik penyembuhan kristal.

3. Custom dan limited

Kamu bisa memesan desain berdasarkan gaya kamu.

Ingin ukirkan nama, simbol, atau desain cincin bertema futuristic? Semua dapat dilakukan.

4. Terjangkau vs Berdampak Besar

Lo bisa memiliki cincin statement yang berharga antara Rp150.000 hingga Rp500.000 tetapi terlihat seperti memakai perhiasan mewah.

5. Nilai-nilai budaya ditambah dengan tren saat ini

Campuran antara unsur lokal dengan gaya internasional membuat barang ini sangat up-to-date.

Lagi pula tampak “woke” lantaran menghormati peninggalan leluhur mereka.


Generasi Z, Gaya Busana Jalanan, dan Masa Depan Aki Kecompong

Menariknya, perubahan tersebut bukan hanya seputar tren saja.

Banyak anggota Generasi Z yang mulai melirik kesempatan berbisnis di sini.

Mereka membangun merek untuk menjadi penjual reseler perhiasan akik berkualitas tinggi dan juga membuka konten pendidikan tentang batu alami versus tiruan, tips merawatnya, hingga filosofi di balik energi mereka.

Batu akik itu bukan hanya perhiasan. Batu tersebut menceritakan kisah, menunjukkan kepribadian, dan menghadirkan suasana tertentu. Kau tidak membeli benda fisik, melainkan pengalaman,
Jelas Salsabila, aktivis dalam komunitas Urban Akik Youth di Jogja.

Sudah terbentuk komunitas yang berkumpul untuk saling berkolaborasi dalam hal gaya busana, menggunakan pakaian bergaya hypebeast dan memiliki elemen wajib yaitu cincin atau kalung batu mulia.

Dahulu kala, batu akik selalu dikaitkan dengan usia lanjut dan unsur supranatural.

Kini, ia telah menjadi ikon gaya bagi pemuda yang menghargai asal-usulnya namun tetap progresif dan maju.

Generasi Z membuktikan bahwa warisan budaya tidak perlu menjadi usang jika dikemas dengan cerita, desain, serta semangat kreativitas; hal ini dapat dijadikan bagian dari kebudayaan modern.

Maka, jika kamu bosan dengan aksesori pasar biasa, mungkin sudah waktunya mencoba gaya baru yang sederhana namun kuat.

Batu akik in 2025?

Bukan malah ngeri-ngeri sedap, tapi lebih ke arah berbudaya.

Mungkin saja, tanpa disadari, dari sekedar mencoba, kamu bisa menjadi pemain utama di industri akik lokal yang semakin terkenal secara internasional. (*)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *