- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
alternative energy, business, energy sector, oil, oil and gas industryalternative energy, business, energy sector, oil, oil and gas industry - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
MENTERI
Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM),
Bahlil
Lahadalia, tengah lakukan peningkatan produksi minyak nasional untuk mencapai target ambisius satu juta barel per hari pada 2030. Dalam pernyataannya di acara Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-49 di Tangerang, Banten, Bahlil menegaskan bahwa langkah-langkah luar biasa dan tidak lazim harus diambil agar target tersebut tercapai.
“Kami dari
Kementerian ESDM
Paksa melakukan tindakan-tindakan di luar kebiasaan karena jika hanya mengikuti aturan biasa, sepertinya pencapaian kami tidak akan berubah,” ujar Bahlil saat ditemui Rabu, 21 Mei 2025, dan dilaporkan oleh Antara.
Tetapi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan ”
lifting minyak
Apa yang sering dibahas dalam topik ini? Bagaimana perbedaanannya dengan produksi minyak?
Apa Itu Lifting Minyak?
Di sektor hilir minyak dan gas bumi, seperti yang diambil dari berkas.dpr.go.id,
lifting
Merujuk pada jumlah total minyak dan gas bumi yang sudah melewati tahapan pengolahan dan dapat langsung dijual ke pasar. Angka ini sangat penting sebab berkaitan dengan penerimaan negara, entah itu dari penjualan ekspor atau pemakaian lokal. Oleh karena itu, bukan berarti setiap unit produk minyak yang dibuat secara otomatis terhitung sebagai bagian dari data lifting tersebut.
Misalkan ada suatu ladang minyak yang memproduksi 100 ribu barel setiap harinya, tetapi disebabkan oleh kendala tertentu seperti kurangnya jumlah kapal tangki atau kondisi cuaca yang tidak mendukung, hanya sebanyak 80 ribu barel saja yang bisa diantarkan kepada konsumen. Maka dari itu, hasil pengambilannya (lifting) adalah 80ribu barel per hari.
Bahlil Genjot Lifting Minyak
Bahlil mengatakan bahwa pemerintahan telah berhenti menggunakan cara tradisional untuk meningkatkan produksi minyak. Tiga aspek pokok kini dijadikan sebagai strategi:
1.
2.
3.
– Peningkatan Produktivitas melalui Teknologi Terkini
Implementasi Enhanced Oil Recovery (EOR) serta beralihnya metode pengeboran dari jenis vertikal menjadi horisontal diharapkan mampu meningkatkan produksi minyak dari sumber daya yang telah tersedia.
– Reaktivasi Sumur Idle
Sumur-sumur minyak dan gas yang sebelumnya nonaktif akan dinyalakan kembali guna mengoptimalkan potensi yang belum sepenuhnya dieksploitasi.
– Penjelajahan Mendalam Di Area-Baru Unik
Dari total 128 cekungan minyak dan gas di Indonesia, sebanyak 68 cekungan belum dioptimalkan dengan baik. Bahlil melaporkan niatnya dalam menyelenggarakan proses lelang untuk 60 Wilayah Kerja (WK) tambahan minyak dan gas sampai tahun 2028 sebagai langkah memperluas kesempatan berinvestasi.
Dorongan dan Peluncuran Sumur Anyar
Agar bisa menarik perhatian para investor, pemerintah telah merancang beberapa dorongan, misalnya dengan meningkatkan bagian dari keuntungan gas dan minyak untuk kontraktor sampai 50%, serta mengatur tingkat IRR atau Tingkat Pengembalian Dalam Negeri yang ditargetkan pada kisaran 15-17% untuk projek di bidang hilir migas.
“Banyak disajikan sebuah formula pemanis buatan yang hemat biaya. Sehingga, kapasitas produksi di negeri-negeri tersebut dapat dinaikkan, perusahaan-perusahaan kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) tak akan merugi serta negara pun seharusnya memperoleh keuntungan sehingga kami menetapkan solusi saling menguntungkan,” ungkap Bahlil.
Sebagai bentuk dedikasinya, kontrak kerja sama profit sharing untuk tiga Wilayah Kerja (WK) pada fase kedua penawaran tahun 2024, yakni Kojo, Binaiya, dan Serpang, sudah disahkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, pemerintah juga meresmikan sumur minyak baru di Natuna, Kepulauan Riau, yang dikelola oleh Medco Energi. Sumur ini ditargetkan menambah produksi minyak mentah nasional sebesar 20 ribu barel per hari, sebuah langkah strategis untuk mengimbangi penurunan produksi dari lapangan tua.
Lifting minyak dan gas bumi bukan hanya soal operasional, tetapi juga menjadi basis perhitungan beberapa komponen penting dalam APBN, seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) migas, pajak migas, serta Dana Bagi Hasil (DBH) untuk daerah penghasil migas.
Untuk menjamin akurasi lifting, proses ini diawasi ketat oleh SKK Migas bersama KKKS dan surveyor independen. Pengawasan dilakukan di 237 titik lifting di seluruh Indonesia, baik untuk pengiriman melalui kapal maupun pipa.
Titik Nurmalasari
berpartisipasi dalam penyusunan artikel ini.