Atlet Binaraga Malang Rela Makan Ayam Tiren demi Gizi Seimbang, Kisahnya Mengharukan

jatim.lowongankerja.asia

MALANG – Jaringan media sosial dihebohkan oleh klip video tentang atlet angkat besi dari Kabupaten Malang yang sedang menyantap daging ayam tiren. Di dalam rekaman singkat selama 16 detik tersebut, terlihat ada dua individu sibuk mempersiapkan ayam tiren untuk kemudian dimasak serta disajikan sebagai hidangan.

Ketua Pengurus Cabang Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (Pengcab PBFI) Kabupaten Malang Indra Khusnul membenarkan video tersebut.

Atlet-atlet angkat besi tersebut terpaksa mengonsumsi daging ayam broiler guna mencukupi kebutuhan nutrisi sebelum berpartisipasi dalam Porporv Jawa Timur IX tahun 2025.

Indra menjelaskan bahwa ia mengonsumsi ayam tiren karena PBFI Kabupaten Malang kurangnya dana untuk memastikan asupan nutrisi yang sesuai bagi para atlet bodybuilding.

“Oleh karena itu, agar memenuhi kebutuhan nutrisi dengan harga terjangkau, tim olahraga kami menyantap ayam tiren,” jelas Indra, Rabu (7/5).

Sebenarnya dia tahu bahwa memakan ayam tiran itu buruk untuk kesehatannya dan tidak dibolehkan oleh agama.

“Tidak terdapat opsi lain untuk cabang olahraga kami. Biarkan saja individu mengutarakan pendapat mereka secara bebas, namun sesungguhnya itulah keadaan yang nyata,” katanya.

Indra menyatakan bahwa ia telah sering kali menggunakan dananya sendiri untuk mendukung nutrisi para atlit binaraga di Kabupaten Malang. Akan tetapi, sumber daya finansialnya semakin berkurang sampai pada titik dimana dia tak lagi dapat mencapai standar gizi yang dibutuhkan oleh atlet-atlet tersebut.

“Berdasarkan berat badan, asupan nutrisi atlet binaragawan setiap individu pun bervariasi. Sebagai contoh, jika kita bicara tentang kategori di bawah 60 kg, mereka memerlukan paling tidak satu kilogram protein hewani per harinya,” jelasnya.

Bukan hanya itu saja, ia menambahkan bahwa hal tersebut belum mencakup asupan makanan ekstra seperti karbohidraternya, serat alaminya, multivitaminnya, dan juga suplemen.

Selanjutnya, untuk suplemen tiap atlet dapat menghabiskan dana sekitar Rp2-3 juta per bulannya.

“Athlete saat ini adalah seorang mahasiswa. Apakah uang saku hanya Rp10 ribu sudah mencukupi?” tanyanya.

Menurut Indra mengenai dana yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang, jumlah tersebut hanya mencapai kira-kira sepuluh persen dari seluruh keperluan PBFI di daerah itu.

“Karenanya, sisa biayanya kami tanggung sendiri. Beruntungnya, kami memiliki satu area pelatihan yang dapat di komersialisasi. Pendapatan dari situ digunakan sebagai subsidi bagi para atlit,” jelasnya.

Indra menginginkan agar Pemerintah Kabupaten Malang lebih peduli terhadap para atlet binaraga di daerah sekitarnya.

“Harapanku adalah agar kita mencoba menggali lebih dalam tiap cabang olahraga, untuk melihat kelemahan dan memastikan bahwa kebutuhan tersebut menjadi perhatian,” katanya.

Sementara itu, Plh Sekretaris Daerah Nurman Ramdasyah mengatakan terkait atlet mengkonsumsi ayam tiren itu dipicu adanya komunikasi yang terhambat di internal Pengcab.

“Bila saya melihat ada sedikit hambatan dalam komunikasi di antara pengurus cabang, mereka menyebutnya demikian,” ungkapnya.

Karenanya, mereka menginginkan agar Pencab meningkatkan kualitas komunikasinya.

“Mereka memiliki kebutuhan nutrisi yang sangat besar. Setiap porsi makanan harus diukur dengan tepat agar tidak dapat dibandingkan dengan olahraga lainnya. Saya telah menyarankan kepada Ketua Pengurus Cabang supaya lebih proaktif dan melakukan pemantauan secara rutin,” jelasnya.

Namun, Nurman mengakui bahwa pencairan dana untuk KONI Kabupaten Malang memang tertunda karena melalui prosedur yang cukup rumit dan berkepanjangan.

“Iya, memang dana kita agak tertunda, namun sesungguhnya prosedur untuk melepaskan Dana Pemerintah itu sendiri tak dapat dilakukan dengan cepat karena perlu beberapa tahapan yang mengakibkan keterlambatan tersebut. Syukurnya, pada akhirnya semuanya telah terselesaikan hari ini termasuk juga dukungan bagi cabang olahraga binaraga,” tutupnya.

(mcr23/jpnn)