- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
asia, business, economics, investing market news, newsasia, business, economics, investing market news, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
10
lowongankerja.asia.CO.ID –
JAKARTA.
Asia Exchange bergejolak dengan hasil yang campur aduk di awal sesi perdagangan hari Kamis (5/6). Pada pukul 08:31 Waktu Indonesia Barat, Indeks Nikkei 225 terdepresiasi sebesar 31,36 poin menjadi 0,08%, mencapai level 37.716,83. Sebaliknya, Hang Seng melonjak sebanyak 202,24 poin hingga 0,82% menetapkan angka baru yaitu 23.848,00. Selanjutnya, Taiex menguat sekitar 83,13 poin atau meningkat tipis 0,38% sampai ke posisi 21.708,53. Di samping itu, Kospi juga ikut merangkak naik 48,30 poin atau setara dengan kenaikan 1,74% sehingga ditempatkan pada titik tertinggi yakni 2.819,14. Sedangkan, ASX 200 hanya sedikit bertambah sejumlah 5,06 poin atau sekitar penambahan 0,06% menjadikannya berakhir di nilai 8.546,90. Berbeda lagi dengan Straits Time yang justru melemah 2,80 poin menyusut menjadi 0,07% menuju tingkat 3.900,73. Terakhir, FTSE Malaysia mampu mendongkrak nilainya lebih dari 3,69 poin atau memperoleh pertumbuhan 0,24% akhirnya ditutup di harga 1.511,70.
Bursa Asia dimulai dengan pergerakan bervariasi usai rilisnya data ekonomi Amerika Serikat yanglemah, sehingga menguatkan dugaan akan pengurangan tingkat suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun ini.
Menurut laporan Bloomberg, indikator regional mengalami fluktuasi pada sesi perdagangan Kamis pagi.
Perhatian pasar saat ini tertuju pada penawaran obligasi berjangka panjang di Jepang. Hal ini terjadi menyusul performa kurang menguntungkan beberapa waktu lalu, dikarenakan minat untuk obligasi dengan masa jatuh tempo lama menurun secara global.
Kegiatan ekonomi di Amerika Serikat agak merosot dalam beberapa minggu terakhir, menunjukkan bahwa bea dan ketidaktentuan semakin berdampak pada perekonomian.
“Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan semakin meningkat dan menyebabkan dugaan bahwa pasar saham sudah tumbuh berlebihan,” kata Kyle Rodda, analis pasar senior dari Capital.com menurut laporan Bloomberg.