- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
kim jong un, military, north korea, politics, warfarekim jong un, military, north korea, politics, warfare - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
11
lowongankerja.asia.CO.ID, JAKARTA – Ketua Negara Korea Utara, Kim Jong-un, menyerukan kepada pasukannya agar melaksanakan ‘peningkatan besar’ dalam persiapan mereka menghadapi konflik militer. Laporan ini disampaikan oleh agensi berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2025.
Pada saat mengunjungi latihan udara di Skuadron Udara Penjaga Sayap Pertama kemarin Kamis, Kim meminta semua satuan militer untuk mewujudkan perubahan signifikan dalam kesiapsiagaan mereka menjelang konflik. Kunjungannya mencakup demonstrasi dari unit rudal pertahanan antiair, unit radar, dan unit tempur elektronik, juga termasuk penggunaan senjata canggih seperti bom jelajah akurat jarak jauh serta skenario penyerangan virtual terhadap objek yang ditargetkan.
Pemerintah Korea Utara melalui Kementerian Luar Negerinya mengkritik langkah Amerika Serikat yang telah menyebut ulang bahwa Pyongyang merupakan ‘negara tak kooperatif’ dalam usaha internasional untuk berantas terorisme. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh seorang perwakilan resmi dari departemen itu dan diumumkan oleh agen pengelola informasi nasionalnya, KCNA, pada hari Sabtu, tanggal 17 Mei 2025.
Pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2025, AS menambahkan Korea Utara ke dalam daftar negara yang enggan berkolaborasi untuk memerangi terorisme, bersama dengan Kuba, Iran, Suriah, dan Venezuela. Menurut pernyataan dari Departemen Luar Negeri Korea Utara, tindakan semacam itu yang dilakukan secara sepihak serta didasari motif jahat mestinya dikritik dan ditentang oleh masyarakat dunia.
Mereka menilai langkah AS sebagai strategi untuk mencemarkan nama baik negara-negara berdaulat yang independen dan menjadikannya sasaran kecaman global. Kemenlu Korea Utara juga menyebut kampanye “anti-terorisme” yang dipimpin AS tidak lebih dari dalih untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain.
“Tiada satupun yang memohon kepada Amerika Serikat untuk menjadi pemimpin dalam usaha global melawan terorisme, juga tidak ada yang memberikan izinnya bagi hal tersebut,” ujar pernyataan itu sambil menyebutkan bahwa Pyongyanng secara tegas menolak semua jenis terorisme yang mengancam kedamaian dan keamanan dunia.