- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
geology, indonesia, local news, sciencegeology, indonesia, local news, science - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
jabar.
, CIREBON – Menurut Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), daerah longsoran yang terjadi di tambang batu galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, berada dalam kawasan dengan risiko pergerakan tanah yang cukup tinggi.
Kepala Badan Geologi M Wafid menyebutkan bahwa menurut peta zona kerentanan pergerakan tanah di Kabupaten Cirebon, lokasi bencana berada dalam wilayah dengan risiko tinggi untuk kejadian longsor.
“Tambang galian C Gunung Kuda berada di area dengan tingkat kemungkinan terjadinya pergerakan tanah melebihi 50 persen dari seluruh kasus yang ada,” jelas Wafid melalui rilisnya, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, area dengan risiko tinggi adalah tempat yang selalu menderita peristiwa pergerakan tanah, termasuk longsor sebelumnya dan terbaru.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat lebat dan mungkin juga ada guncangan gempa di area sekitarnya.
“Pada area tersebut akan terjadi pergerakan tanah apabila intensitas hujan melebihi batasnormal, sementara itu aktivasi dari pergerakan tanah yang sudah ada sebelumnya juga mungkin terulang,” katanya.
Dia menyebutkan bahwa secara keseluruhan, tingkat kemiringan tebing di area pertambangan Gunung Kuda cenderung cukup berbahaya, ditandai dengan kemiringan yang tajam serta adanya tebing buatan yang terbentuk dari material bekas galian.
Di samping itu, Wafid menyoroti bahwa alasan utama terjadinya longsor pada lokasi penggalian adalah karena cara penambangan menggunakan teknik under cutting yang mengakibatkan gerakan tanah tersebut.
“Lereng tebing dengan kemiringan sangat curam, melebihi 45 derajat. Selain itu, kondisi tanah longsor dan struktur batuannya tidak stabil,” jelasnya.
Badan Geologi menekankan agar setiap tindakan dalam area itu dikerjakan dengan ekstra hati-hati bersamaan dengan mempertimbangkan saran-sarannya tentang penanganan bencana alam jenis ini guna menghindari adanya korban jiwa dan meredam dampak buruk pada sekitar lokasi.
(mcr27/jpnn)