- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
blood pressure, chronic conditions and diseases, health, hypertension, medical conditions and diseasesblood pressure, chronic conditions and diseases, health, hypertension, medical conditions and diseases - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
26
lowongankerja.asia
,
Jakarta
–
T
ekanan darah
Rendah (hipotensi) dinyatakan ketika pembacaan tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg. Walaupun umumnya tidak menyebabkan masalah besar, tekanan darah yang sangat rendah masih dapat menjadi bahaya, khususnya apabila menciptakan gejala-gejala yang menghambat aktifitas sehari-hari sampai berpotensi merugikan jiwa.
Menurut laman
UCLA Health
,
tekanan darah rendah
Yang berkelanjutan secara konstan ataupun yang timbul mendadak bisa menghasilkan sejumlah keluhan. Beberapa diantaranya meliputi sakit kepala, rasa lemah pada tubuh, pandangan menjadi tidak jelas, mudah letih, merasa ingin muntah, sampai dengan pingsan.
Dalam sejumlah kasus, pasien mungkin merasakan palpital atau perasaan denyut jantung yang tak teratur, kebuntuan pikiran, sakit kepala, serta rasa nyeri di area leher atau punggung. Jika aliran darah menuju otak terhambat, kemungkinan seseorang akan tersandung atau hilang kesadarannya meningkat.
Penyebab Hipotensi
Hipotesa dapat timbul dikarenakan berbagai sebab, mulai dari kurang minum air yang cukup, dampak negatif obat-obatan tertentu, sampai kelainan di organ jantung. Sejumlah situasi kesehatan seperti ketidakseimbangan hormon (seperti hipotiroidisme, diabetes, atau kadar glukosa dalam darah rendah), penyakit Parkinson, serta defisiensi zat besi akibar kekurangan vitamin B12 atau asam folat pun mampu memicunya. Bagi wanita yang tengah mengandung bayi, biasanya tingkat tekanan darah akan menurun disebabkan oleh transformasi aliran darahnya.
Berbagai macam obat yang bisa mengakibatkan penurunan signifikan pada tekanan darah meliputi beta-blocker, diuretik, antidepresan tipe trisiklik, serta beberapa jenis obat untuk masalah disfungsi ereksi jika digunakan bersamaan dengan nitrat.
Jenis-jenis Hipotensi
Dilansir dari laman
WebMD
, ada sejumlah jenis hipotensi yang sering kali dialami orang. Yang pertama adalah hipotensif ortostatik yang timbul ketika seseorang dengan cepat bangkit menjadi berdiri dari posisi sedang duduk ataupun berbaring.
Kedua, neurally mediated hypotension seringkali terjadi setelah berdiri terlalu lama, dan kejadian ini lebih umum di kalangan orang yang masih muda.
Ketiga, postprandial hypotension, yaitu penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi makan berat, umumnya dialami oleh orang lanjuk usia atau mereka yang memiliki masalah penyakit neurologi. Sedangkan yang terakhir adalah multiple system atrophy dengan hipotensi ortostatik, kondisi ini jarang dan berkaitan erat dengan disfungsi sistem saraf otonom.
Apabila tidak ditangani, tekanan darah yang sangat rendah dapat mencetus situasi medis mendesak semacam syok. Contohnya adalah syok septik yang disebabkan oleh infeksi serius menyebar ke seluruh sistem peredaran darah atau anafilaksis yaitu respons alergi cepat yang mampu mengacaukan kerja jantung. Penggelapan darah secara signifikan karena cedera parah atau pendarahan di dalam tubuh pun bisa menjurus pada penurunan tajam tekanan darah.
Diagnosis dan Pemeriksaan Hipotensi
Biasanya dokter akan menjalankan berbagai macam tes guna mengidentifikasi akar masalah hipotensi. Tes tersebut meliputi pengecekan fisik dasar, pencatatan aktivitas listrik di jantung dengan EKG, pengujian sampel darah untuk mendeteksi kondisi seperti anemia dan kadar glukosa dalam darah, serta beberapa tes tambahan lainnya.
tilt-table
yang mencatat respon tekanan darah terhadap pergantian posisi badan.
Namun, tidak setiap situasi hipotensi memerlukan pengobatan. Mengubah pola hidup dengan cara minum lebih banyak air dan garam (di bawah pantauan dokter), menyantap porsi makan yang lebih sedikit tapi frekuensinya lebih kerap, mengelak dari duduk atau berdiri dalam waktu lama, serta hindari konsumsi alkohol dapat mendukung konsistensi tekanan darah Anda.
Apabila dibutuhkan, dokter mungkin akan memberikan obat seperti fludrokortison untuk meningkatkan volume plasma darah atau midodrin yang berfungsi mengencangkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa naik.
Komplikasi
Hipotensi yang diabaikan bisa mengakibatkan cidera karena terjatuh, menurunnya kinerja organ, atau sampai shock. Dalam kondisi jangka panjang, tubuh mungkin tak mendapatkan cukup oksigen sehingga membuat sistem kerja menjadi abnormal dan hal ini bisa memicu masalah jantung, serangan strok, atau bahkan gagal ginjal.
Buruan konsulkan dengan dokter kalau tekanan darahnya masih rendah dan ada tanda-tanda seperti pusing atau sangat lemas. Apalagi kalau lagi minum obat tertentu atau punya catatan masalah jantung. Pengobatan awal bisa mencegah komplikasi.
komplikasi
yang lebih berat nantinya.