Antisipasi Abrasi yang Makin Luas: Warga Gotong Royong Pasang Tanggul Darurat di Pengambengan Bali


, NEGARA

Warga, Babinsa beserta petugas desa bekerja sama dalam memasang tanggul darurat di tepi Pantai Ujung Cemara, Banjar Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali pada hari Senin tanggal 5 Mei tahun 2025.

Harapan terletak pada tanggul darurat tersebut untuk mengatasi erosi pantai yang telah menyebabkan 2 kepala keluarga (KK) dipindahkan ke tenda sementara yang disediakan oleh BPBD Jembrana.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, ada 5 kepala keluarga di Banjar Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang sudah mengalami erosi pantai parah dalam beberapa waktu terakhir.

Insiden tersebut menyebabkan banjir rob sehingga merendam permukiman penduduk. Setidaknya tiga keluarga harus dievakuasi secara sementara akibat kerusakan pada hunian mereka.

Perbekel Pengambengan, Kamaruzzaman menyebutkan bahwa pemasangan tenda darurat telah dikerjakan oleh Babinsa Pengambengan, Kopda Mashudi bersama dengan warga dari Banjar Ketapang Lampu.

Pembatas darurat sementara dirancang dengan mengguankan saco-saco berisi pasir dari lautan yang selanjutnya diposisikan pada area-area rentan erosi untuk mencegah dampak kerusakan tambahan.

“Langkah ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap ancaman erosi pantai yang semakin memengaruhi permukiman masyarakat di area tersebut,” jelasnya.

Dia berharap, para penduduk setempat yang terkena dampak akan merasa lebih selamat dan nyaman sambil mencegah penyebaran erosi pantai yang dapat membahayakan nyawa dan properti orang-orang yang bertempat tinggal di daerah pesisir.

“Diharapkan masyarakat setempat dapat lebih berhati-hati mengenai ancaman erosi pantai tersebut,” katanya.

Sekarang ini, Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan bahwa erosi pantai di Pesisir Pantai Pengambengan telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Tetapi, karena kondisi cuaca yang ekstrem baru-baru ini, terdapat tiga keluarga yang hunian mereka mengalami kerusakan disebabkan oleh erosi tersebut.

Bahkan, salah satu dapur penduduk telah rusak atau lenyap. Di sisi lain, air laut pun sudah mulai merusak fondasi rumah warga.

“Bila dilihat total keluarga yang terkena dampak adalah 5 KK, sedangkan untuk rumah yang hancur mencapai 3 KK,” jelas Agus Artana ketika dimintai konfirmasi beberapa hari yang lalu.

Dia melanjutkan, pihaknya juga telah melakukan pengecekan lokasi musibah abrasi tersebut.

Diketahui, cuaca ekstrem yang terjadi mengakibatkan air laut sampai masuk pemukiman sejak 28 April kemarin.

Pada saat ini, area yang mengalami erosi mencapai lebar 300 meter dari bagian barat hingga timur pesisir.

“Sudah dari dulu sebenarnya, tapi sekarang dampaknya hingga merusak rumah warga,” imbuhnya. (mpa)

Kumpulan Artikel
Jembrana

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *