- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, military, politics, politics and government, politics and lawgovernment, military, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
JAKARTA, lowongankerja.asia
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDIP, My Esti Wijayati mengkritik program pengiriman murid bermasalah ke barak militer sebagai tempat pelatihan.
Dia mengharapkan agar program yang dirancang oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi itu bisa dijadwal ulang dan dievaluasi lebih awal untuk memastikan penerapan yang akurat bagi para pelajar.
“Konsep ini, sungguh-sungguh saya harap sebetulnya ditangguhkan dahulu, lalu dilakukan penelitian yang menyeluruh,” ujar Esti saat sedang dalam diskusi.
Kompas Petang
,
Kompas Tv
, Kamis (1/5/2025).
“Hanya setelahnya yang akan dijalankan jika hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin dilakukan dan tidak akan memiliki dampak signifikan pada masa mendatang,” katanya.
Menurutnya, perlu dihindari diskriminasi terhadap para siswa yang menempuh pendidikan di barak militer itu karena mereka juga berhak mendapat perlakuan yang sama seperti halnya anak-anak lainnya.
“Anak-anak tersebut juga diberikan perlindungan melalui hak-hak mereka,” katanya.
Selanjutnya, Esti juga membagikan pengalaman dirinya yang kerap berinteraksi dengan anak-anak bermasalah dalam hal sosial.
Menurut dia, berbagai alasan mendasari mengapa anak-anak bisa bertindak secara dianggap nakal, dan satu hal utamanya adalah kurangnya cinta dan perhatian dalam keluarganya.
“Sering kali saya berinteraksi dengan anak-anak memiliki kebutuhan spesifik dalam konteks ini terkait isu-isu sosial. Mereka pun kadang diajak ke kantor polisi akibat tawuran atau dikelompokkan sebagai anak nakal,” jelasnya.
“Saat bertemu mereka, saya dapat menyadari bahwa ‘walaupun si anak berasal dari keluarga dengan kondisi finansial stabil, orang tuanya sebenarnya kurang memiliki waktu untuknya, jadi dia adalah bagian dari sebuah famille yang
single parent
” ternyata dia bertindak demikian karena kurang mendapat perhatiannya,” ungkapnya.
Beberapa masalah timbul akibat adanya lingkungan yang memfasilitasi perilaku dianggap sebagai kesalahan atau bandel pada seorang anak, disebabkan kurangnya pengawasan dari orangtua maupun guru.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengerti lebih dulu tentang apa saja yang mendorong anak-anak bertindak seperti itu.
“Kebijakan seperti ini seharusnya tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Karena yang dibicarakan adalah tentang anak-anak, dan membahas mengenai anak-anak berarti sedang mendiskusikan masa depan negara kita,” katanya.
Ketika ditanyakan apakah program pendidikan di barak militer telah dibicarakan dengan DPR, khususnya Komisi X, dia menyatakan bahwa hal itu belum pernah didiskusikan oleh tim mereka.
Tentang ide dan gagasan dari Pak Gubernur Jawa Barat sama sekali belum dibahas oleh Komisi X, karena informasi tersebut baru diterima dan pihaknya belum mengundang Bapak Dedi Mulyadi untuk dimintai keterangan.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan program pembimbingan untuk siswa yang memiliki masalah dengan meletakkannya di barak militer.
Dia menegaskan bahwa mengirim beberapa siswa ke barak militer bertujuan untuk meningkatkan ketahanan mental, disiplin, serta kebugaran jasmani, bukannya untuk menerima pendidikan militer.
“Tanpa adanya pelatihan militer, maka masuk ke barak tentara tidak berarti melakukan simulasi peperangan, melainkan untuk mendukung pembentukan kesejahteraan fisik, mental, serta emosional sehingga mereka tumbuh sebagai anak-anak yang sehat,” ungkapnya pada hari Selasa (29/4/2025).
Menurut Dedi, syarat-syarat bagi anak-anak yang akan diserahkan kepada asrama militer meliputi mereka yang terlibat dalam pertarungan jalanan, gemar mengonsumsi alkohol, bermain game di telepon genggam seperti Mobile Legends tanpa peduli waktu, sering absen sekolah, anak yang menentang orang tuanya, serta mereka yang membuat ancaman.
Dia juga menyatakan bahwa program pendidikan di asrama militer itu sudah memperoleh dukungan dari masyarakat Jawa Barat.
Sebagaimana telah dikenal, program pelatihan bagi para siswa di asrama militer akan dimulai pada hari Jumat, tanggal 2 Mei 2025.